Tempat Tidur Fort

1.2K 86 5
                                    

Sekitar dua puluh menit kemudian, Peat berdiri di depan apartemen Fort, tas punggung tipis tersampir di atas bahunya. Situasi ini terlihat sama persis seperti terakhir kali Peat berada di sini. Fort menggaruk lehernya dan melihat sekitar seolah-olah ada sesuatu yang tidak pada tempatnya.

" Kamu bisa tidur di sofa atau berbagi kamar denganku, kurasa " kata Fort.

Peat melihat Fort. Dia tidak bisa mengatakan apakah Fort benar-benar ingin berbagi dengannya atau dia hanya menawarkan dengan sopan. " Kamu mencoba untuk membawaku ke tempat tidurmu? "

Peat tidak tahu bagaimana kata-kata itu keluar dari mulutnya, tapi nyatanya layak diucapkan, melihat cara Fort yang tersipu setelah mendengarnya. " Aku... "

Peat tertawa dan Fort membuat wajah setengah tidak suka. " Aku tidak peduli. Aku bisa tidur dimanapun "

" Aku berubah pikiran, aku akan tidur di lantai " kata Fort dengan sedih tetapi ketika Peat melihat matanya, kasihan, dia tersenyum. " Bercanda. Ayo, aku akan tunjukkan kamar mandinya "

Ketika Peat keluar dari kamar mandi setelah menyikat gigi dan mengganti baju, sofa telah diubah menjadi tempat tidur sementara. Seprainya biru dan lembut saat Peat menyentuhnya. Lalu dia menyadari bahwa Fort mengawasinya melalui pintu kamar tidur yang terbuka.

Fort telah memakai piyamanya, berbaring di atas selimut besar tempat tidurnya dengan buku yang Peat beli. Ia bisa melihat Fort sudah setengah jalan.

" Apa kamu menikmati novel itu? " Tanya Peat, bersandar di bingkai pintu.

Fort menyuruh Peat untuk mendekat dan menepuk ruang kosong di sebelahnya. Jujur, bukankah tempat tidur ini terlalu besar untuk Fort seorang diri? Tapi Peat tidak yakin apakah dia ingin tahu sebenarnya. " Ya. Novelnya bagus banget. Sang penulis begitu kreatif dengan bangunan dunia, kalau saja ada bangunan seperti ini di dunia nyata, itu gila sih. Aku selalu bilang kalau aku akan membacanya sedikit sedikit, karena ada banyak tugas yang harus aku lakukan, tapi novel ini terus menarik perhatian dan aku bisa lupa tentang segala sesuatu yang lain di sekitarku waktu aku membacanya "

" Kamu benar-benar antusias tentang buku, ya? " Tanya Peat, sambil bersandar di bantal. Semua yang ada disini beraroma seperti Fort, bahkan koleksi boneka yang tersebar di mana-mana juga sama. Peat mengambil yang terbesar dan memeluknya.

" Umm.. Ya.. Seperti.. " Fort menggigit bibir bawahnya. " Seperti kamu dengan drone mu. Menyenangkan. Dan sejenak melupakan kejenuhan rutinitas sehari-hari "

" Ya, aku mengerti. Baguslah "

Fort menempatkan penanda diantara halaman tersebut dan menutup buku, memberikan perhatian penuh pada Peat. " Apa kamu sudah membaca buku yang aku berikan padamu? "

Peat mengangguk. Dia membacanya di suatu tempat sambil duduk seharian setelah mereka pergi dari toko buku, menyelesaikannya dalam beberapa jam. Dia tergoda untuk mengirim pesan pada Fort tentang hal itu, tapi kemudian dia berubah pikiran dan tidak melakukannya. " Ya. Benar-benar menarik "

Fort tersenyum. " Aku sebenarnya sudah tahu aku akan memberikan buku itu ketika aku mengusulkan ide kemarin. Aku membacanya beberapa waktu yang lalu dan entah bagaimana kamu mengingatkanku tentang itu, jadi ... "

Peat menatapnya, hatinya berdesir aneh. Semuanya tiba-tiba begitu manis, dan Fort tidak melihatnya sekarang, seolah-olah dia sudah merencanakan ide tersebut, atau seolah-olah dia malu dengan pengakuan itu. Peat tidak tahu harus berkata apa.

" Itu... Manis " Fort berucap lirih, namun Peat masih bisa mendengarnya.

Fort menggaruk telinga dan menatap Peat. " Aku senang kamu menyukainya "

LET ME LOVE YOU ( FORTPEAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang