Chapter 5 : Tahap Pertama

32 11 8
                                    

Ray dan Kevin telah selesai dengan rencana pertama mereka, yaitu penyelidikan terhadap anak anak berandal di sekolahnya. Dengan rencana yang tersusun mereka memulai dengan hal yang paling dasar, mencari pengirim pesan yang ada di handphone Rafan.

Ray mulai memastikan kamera yang mereka pasang terkoneksi dengan benar, melalui aplikasi penyadap terlihat dengan jelas situasi gudang yang mereka sadap. Sambil memasang headphone di telinga nya, Ray tersenyum rencana awalnya telah terlaksana dengan rapi.

"Gimana udah berhasil ga kameranya?" tanya Kevin.

"Yoi berhasil nih, tinggal tunggu anak anak itu ngumpul aja di markas mereka." Ucap Ray sambil menyodorkan laptop nya.

Suasana kelas yang awalnya sepi perlahan lahan mulai rame, satu persatu siswa dan siswi mulai berdatangan begitupula Sella yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Hai Ray, selamat pagi," Sella datang menyapa dengan senyuman khas nya.

"Hai Sell, pagi juga," Ray sambut menyapa Sella.

"Kamu tumben datang pagi, ga biasanya kamu udah ada jam segini," tanya Sella sambil meletakkan tas nya.

"Eh iya nih, lagi pengen datang pagi. pengen liat kamu soalnya," Ceplos Ray tanpa sadar.

Sadar atas ucapannya muka Ray terlihat merah dan hanya bisa menggarukan kepala nya. Sella tertawa kecil melihat tingkah Ray, terlihat imut dimatanya.

"Seperti biasa kamu lucu Ray," Mereka berdua pun tertawa.

Perbincangan lanjut terjadi diantara mereka dan terputus ketika Miss Thea datang. pelajaran pun dimulai dengan serius, Ray dan Sella terlihat sangat fokus.

.

.

.

.

Jam sekolah telah berakhir, Ray dan Kevin pun segera menuju ke rumah Ray setelah berpamitan dengan Sella tentunya. Mereka berdua segera membuka laptop dan komputer untuk menyambungkan kedua perangkat. Beres dengan perangkat, mereka juga menghubungkan headphone agar suara dapat terdengar lebih jelas. Semua perangkat telah terhubung dengan baik dan mereka berdua lanjut dengan mengobservasi target yang di selidiki.

Keduanya terlihat serius menatap layar dihadapannya, tak hanya itu mereka juga sangat fokus mendengar percakapan orang orang yang terlihat di layar itu. sesekali pandangan mata mereka teralihkan melihat satu sama lain, pikiran mereka seakan terhubung dengan jelas sambil menyaksikan apa yang terpampang di layar laptop dan komputer mereka.

"Ray, mereka kok ..." Pandangan Kevin mengarah pada Ray.

Ray yang mengerti maksud Kevin pun hanya bisa ikut membengong sambil menatap layar di depannya. Pasalnya mereka berdua heran sekali dengan siswa yang berada di markas itu, semua siswa yang berlabel anak nakal di sekolahnya itu ternyata hanya bersantai santai di markas mereka. Ada yang terlihat nonton anime, main game, dance, bahkan tidur. Tidak ada hal aneh yang dilakukan siswa siswa itu selain ngumpul dan bersantai. Hal ini membuat Ray ikut bingung, apa siswa siswa itu beneran nakal? rasanya tidak. mereka terlihat seperti siswa normal pada umumnya. akan tetapi mengapa mereka mendapat julukan siswa nakal disekolahnya? bahkan pernah terlibat perkelahian dengan Rafan. Apa semua ini hanyalah topeng belaka? Atau memang benar kenyataan? Ntah lah, saat ini Ray sedang bingung dengan yang terjadi di hadapannya. Sesuatu hal pasti tertutupi, kenyataan tentang Rafan yang ia tidak tahu. Itulah satu satunya keyakinan yang ia simpan dalam hatinya. Saat ini ia hanya berpikir jika memantau perilaku anak anak ini adalah tahap yang harus ia selidiki, ia yakin nanti akan ada kebenaran yang akan terhubung melalui tindakannya saat ini.

"Hmm, i know. Mereka semua terlihat seperti siswa normal lainnya, kan? Tetapi gua yakin saat ini memang mereka ga terlalu nunjukin jati diri mereka, Vin. Pokoknya kita pantau dulu aja, urusan informasi apa yang bakalan kita dapat, kita tunggu saat mereka bergerak. Bakalan ada kok tali penghubung dengan kasus Rafan nantinya, karena bagaimanapun mereka pernah terlibat tawuran dengan Rafan, yang bahkan gua gatau alasan sebenarnya mereka tawuran waktu itu apa. Garis besarnya yang gua tau sih karena Rafan bela anak yang suka mereka bully, tapi yang gua lihat lihat beberapa hari ini mereka juga udah gaada bully anak itu lagi. Bahkan lihat mereka gangguin anak itu juga enggak, and that's why gua ngerasa ada yang aneh disini."

"Ya, gua juga ngerti maksud lu. Hal yang aneh kalau saat ini mereka udah ga gangguin anak itu lagi, bahkan yang gua liat juga diantara mereka dan anak yang mereka bully pun kayak ga terjadi apa apa. semua terlihat biasa aja gitu, lu bener kalau ada sesuatu yang mereka tutupin yang emang orang orang pada gatau." Ujar Kevin.

"Ya, dan gua rasa emang perlu untuk bener bener lanjut nyelidikin mereka mereka ini. Maybe harus pakai cara yang lebih dekat kali ya, cara yang lebih kelihatan." Lanjut Kevin memberi saran pada Ray.

"Gua rasa juga emang perlu sih, cara kayak gini tuh bakalan lebih lama progresnya. Lebih baik kitanya juga gerak biar lebih cepat," Ucap Ray setuju dengan pendapat Kevin.

"Yoi, tapi harus hati hati kalau ngga bakalan hancur rencana kita," Saut Kevin yang dianggukin oleh Ray.

TBC

Hai semuanya, apa kabar? Udah lama ya aku gapernah update cerita lagi, xixixi. Sorry yaa tahun kemarin ada beberapa hal yang bikin aku ga mood banget buat lanjut nulis bahkan sempat kena writer's block juga. 

Mohon maaf yang udah lama nunggu kelanjutan cerita ini, sorry guyss. But ditahun ini aku bakalan lanjut nulis lagi dan lanjutin cerita ini, akan tetapi mungkin aku bakalan slow update juga heheh. Karena ada beberapa hal yang harus aku lakuin tahun ini, so mungkin bakalan hectic tapi bakalan tetap update kok. 

Dipantengin terus yaa notif nya, and thank you buat yang udah baca dan vote cerita ini. Thank you so much guyss, semoga suka yaa sama ceritanya. Selamat membaca semua, salam hangat dari aku ...

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang