Ray yang tiba tiba saja mengajak Sella mengobrol tentang masa depan, tentu saja membuat Sella kaget. Pasalnya Ray yang tertutup kepadanya tiba tiba mau untuk mengajaknya ngobrol apalagi perihal masa depan mereka berdua, antusias Sella terasa di dalam hatinya. Ia merasa bersyukur bahwa Ray ingin membuka topik ini duluan kepadanya.
"Iya Ray?" Tanya Sella.
"Kamu kepikiran ga soal pertanyaan orang tua kamu tadi?" Tanya Ray.
"Hmm, sejujurnya kepikiran sih. Kalau kamu?" Tanya Sella balik.
"Aku juga, aku sama kepikirannya kayak kamu." Ucap Ray.
"Kalau kamu sebenarnya udah ada rencana ga sih, soal masa depan kamu?" Tanya Ray pada Sella.
"Sebenarnya belum sih, apalagi aku juga masih mikir mikir karena lumayan bingung buat milihnya. Aku takut juga sebenarnya, salah milih apa yang aku mau. Aku juga takut gabisa bertanggung jawab sama apa yang aku pilih, takut ngecewain orang tua juga. Pokoknya masih banyak deh pertimbangan pertimbangan aku soal masa depan." Ujar Sella panjang lebar.
"Kalau kamu sejujurnya, ada nggak hal yang kamu inginkan? Maksudnya setelah lulus SMA kamu ada bayangan nggak mau lanjut ngapain?" Tanya Sella, karena sejujurnya ia juga kepo tentang pilihan hidup apa yang akan di ambil Ray.
"Kalau aku sejujurnya gaada, Sella. Sebenarnya aku juga gatau mau ngapain setelah lulus, dulu yang cuma punya keinginan hanya Rafan saja. Kalau aku gaada sih, karena belum kepikiran juga mau ngapain setelah lulus." Ucap Ray.
Mendengar perkataan Ray membuat Sella sadar, bahwa baik dirinya dan Ray mempunyai kesamaan. Dimana mereka berdua masing masing belum memiliki keinginan untuk lanjut kemana setelah lulus nanti.
"Kamu sebelumnya gaada keinginan atau cita cita gitu Ray, mungkin pas waktu kecil atau mungkin juga waktu SMP gitu?" Sella bertanya pada Ray sembari membersihkan meja makan.
"Oh, kalau pas waktu kecil gitu aku mau jadi astrounot sih. Tapi waktu SMP pengen jadi dokter, Sella. Cuma karena aku juga sadar diri sama kemampuan aku yang kadang malas belajar gitu, akhirnya waktu SMA udah ga pengen jadi dokter lagi. Kalau kamu gimana?"
"Kalau aku sih sama kayak kamu, waktu SD pengen jadi dokter. Terus pas SMP kepengen jadi Desainer gitu, tapi pas SMA aku juga jadi makin bingung. Karena waktu masuk SMA minat aku juga gak lagi kesana, makanya belum tau mau ngambil apa. Tapi sempat mikir mau ambil manajemen atau akuntansi, cuma galau lagi mau seriusin apa." Ujar Sella mengungkapkan isi hatinya.
Ray menyimak dari tadi apa yang Sella ngomong, dirinya sangat senang melihat gadis di hadapannya itu jika banyak bicara kepadanya. Ia juga suka melihat ekspresi gadis itu, lucu pikirnya.
Namun Sella sendiri tidak sadar, bahwa laki laki dihadapannya sedang serius menatap dirinya. Ia terus bercerita tentang impian dan cita citanya itu, bahkan dilanjutkan hobi hobinya sewaktu kecil. Melihat antusias gadis dihadapannya, Ray juga ikut menceritakan hobi nya yang gemar bermain bola dan basket, ia juga suka memainkan alat musik seperti gitar dan piano. Hobinya itu pun selaras dengan Sella yang juga menyukai seni dan alat musik, karena dirinya juga bisa memainkan beberapa alat musik seperti, biola, gitar, dan juga piano. Hal itu membuat mereka mempunyai kesamaan yang sama, bukan hanya cita cita yang juga pernah ingin menjadi dokter. Namun juga hobi yang sama pula, dalam bidang alat musik.
Mereka pun lanjut mengobrol lama sampai pekerjaan di dapur dan ruang makan selesai, obrolan obrolan mereka pun semakin mengalir dengan canda tawa. Hingga tak sadar kedua orang tua mereka, saat ini sedang memperhatikan dari arah ruang tamu.
Senyum tergambar di wajah kedua orang tua mereka, sejujurnya mereka sangat senang sekali Ray dan Sella dapat berteman dengan dekat. Apalagi kedua orang tuanya Ray, mereka sangat senang dengan kehadiran Sella dapat membuat Ray tersenyum ceria lagi.
Waktu tak terasa hingga akhirnya Sella dan kedua orang tuanya bergegas untuk pulang kembali ke hotel mereka yang juga tak jauh dari hotel yang saat ini ditempati Ray sekeluarga. Tak lupa berpamitan dengan kedua orang tuanya Ray dan juga Ray sendiri pastinya, akhirnya Sella pun pamit pulang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Teen FictionRayeza Rafanya sangat membenci Rosella Leisley gadis yang dijodohkan dengannya. Baginya berjodoh dengan gadis yang membunuh kakaknya adalah hal terburuk yang dia alami. Hingga pada akhirnya Rayeza menerima perjodohan dengan tekad membalaskan dendam...