Chapter 8 : Mencari Petunjuk

9 4 5
                                    

Ray telah sampai di tempat kejadian meninggalnya Rafan, sedari tadi ia hanya fokus menyusuri jalanan itu. Tak jarang juga dia dilihat oleh orang orang yang terkadang lewat, ada juga beberapa orang yang kadang menanyakan sedang apa yang dirinya lakukan.

Hal itu juga tak luput dari warga setempat, mereka juga ikut menanyakan maksud dan tujuan Ray yang sedari tadi hanya mondar mandir saja. Setelah mereka mengetahui maksud dan tujuan Ray, akhirnya mereka pun ikut membantu Ray.

Sebenarnya ini bukan pertama kali ia menyusuri jalan atau tempat kejadian meninggalnya Rafan, kemarin bersama dengan Kevin ia pun juga telah menyusuri sedikit demi sedikit jalanan. Namun karena bukti yang memang belum cukup, akhirnya ia memutuskan untuk mencari lagi walaupun hanya seorang diri saja. Menurutnya hanya dengan dirinya sendiri, ia yakin sudah cukup untuk mendapatkan bukti baru.

Namun saat memulai penyelidikan barusan, tiba tiba banyak sekali orang orang yang ingin membantu dirinya. Tentunya ia cukup terkejut dengan antusias orang orang setelah mendengar apa yang sedang ia lakukan, banyak juga dari orang orang yang bersimpati padanya, mereka juga terlihat senang saat mengetahui bahwa Ray sangatlah peduli pada kematian saudaranya. Hingga mau mencari petunjuk walau hanya sendirian, hal itulah yang menimbulkan empati dan simpati orang orang. Terutama mereka yang memang kebetulan juga merasakan hal yang sama, yaitu kehilangan orang terdekat mereka karena kecelakaan.

Sejujurnya melihat orang orang yang tertarik dan ikut membantunya, menimbulkan perasaan senang dalam hati Ray. Ia sangat tidak menyangka banyak yang juga ingin ikut membantunya, bahkan ada juga yang menawarkan bantuan dengan cara ikut bertanya tanya pada orang setempat yang mungkin sempat melihat kejadian kecelakaan saudaranya itu.

Setelah menyusuri jalanan dengan dibantu orang orang setempat, Ray akhirnya pun beristirahat sejenak dengan mampir di salah satu rumah makan warga sekitar tempat kejadian. Sambil lanjut bercerita dengan orang orang yang telah membantu dirinya, tiba tiba saja ia dikejutkan dengan seseorang yang menghampirinya. Seseorang itu adalah seorang warga yang kebetulan berada di tempat kejadian, disaat Rafan kecelakaan motor.

"Permisi dek, ini ada yang mau bicara sama adek," Ucap seorang mas mas muda yang tadi ikut membantu Ray.

"Kamu adek yang waktu itu kecelakaan disini ya?" Tanya seorang bapak bapak pada Ray.

"Bukan pak, kebetulan yang kemarin kecelakaan itu kakak saya. Saya adeknya, Pak. Kebetulan kami berdua kembar, makanya wajah kami mirip." Terang Ray pada bapak itu.

"Oh iya, pantesan bapak kira itu kamu yang kecelakaan. Soalnya wajahnya mirip bahkan sama persis dengan adek yang kemarin bapak lihat, saat kecelakaan kemarin."

Mendengar hal itu Ray menjadi antusias mendengarkan bapak yang menghampirinya itu, ternyata bapak itu adalah seorang saksi mata saat kejadian kematian Rafan. Cerita pun mengalir dari sang bapak, yang awal mulanya dia yang sedang berjalan dan kemudian tidak sengaja melihat secara langsung kecelakaan itu.

Kata sang bapak, awal mulanya bapak itu melihat ada tiga orang lelaki bermotor yang mengikuti satu orang lelaki yang bermotor. Maksud dari bapak itu ialah Rafan yang sedang diikuti oleh tiga orang bermotor di belakangnya.

"Awalnya tuh dek, mereka cuma ngikuti aja dari belakang. Tapi pas bapak lihat, tiba tiba aja salah satu dari mereka menyerempet motor anak yang ada di depannya. Bapak lihat juga saat itu, motor yang dibawa sama kakaknya kamu mulai oleng. Kemudian tiba tiba aja, salah satu dari mereka lagi langsung menabrak dari belakang motor kakak kamu. Karena motornya memang oleng, makanya tiba tiba motor kakak kamu secara gak sengaja menabrak pembatas jalan. Hingga akhirnya yang terakhir bapak lihat, tiga orang itu segera pergi setelah menabrak motor kakak kamu." Terang bapak itu, perlahan lahan mulai menceritakan kejadian saat Rafan yang tertabrak motor.

Mendengar hal itu, hati Ray menjadi geram. Ia sangat marah sekali mengetahui bahwa memang benar kakaknya itu telah dibunuh dengan sengaja oleh orang lain. Saking marahnya, Ray jadi tidak sadar bahwa tangan yang ia kepalkan telah membuat kukunya menembus kulitnya itu. Akibatnya, tangannya itu menjadi terluka akibat tusukan kukunya sendiri.

TBC

Hi temen temen, aku buat singkat aja yaa per chapter.

Biar bisa update tiap hari, Okayy.

Jangan lupa follow akun aku yaa, kawan

See U, Everyday!!

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang