Affandra.11

3 3 0
                                    

"Ayok pulang" Affandra berdiri di depan Dara yang sedang jongkok memakai sepatu

"Aku ada bawa motor dra"

" Udah, kamu nebeng di motor aku aja, soal motor kamu itu mah gampang"

Mereka berdua pun berjalan menuju perkiraan, semua mata tertuju kepada mereka.

"Dara ngapain lagi sama Affandra"

" Apa sih hubungan Dara sama Affandra "

"Plis laki gue di rebut si Dara"

"Dara beruntung banget bisa jalan sama Affandra"

"Dara gak pantas sama Affandra"

"Selera Affandra rendah banget sih"

Seperti itulah sayup-sayup suara siswa yang menggosip Affandra dan Dara yang sedang berjalan menuju parkiran.

Semenjak Affandra Berpidato di kantin waktu itu, tak ada lagi pandang hina dari siswa di kampus kepada Affandra, hanya saja ada beberapa siswa. ya,,,kalian pasti tau lah itu siapa.

"Udah jangan di dengerin kata mereka" Affandra melihat ke arah Dara yang tiba-tiba  hanya menunduk

"Dra,,benar kata mereka, kamu gak pantas untuk aku.
Kenapa kamu tertarik sama aku sih dra? Sedangkan banyak perempuan cantik di kampus ini yang tergila-gila sama kamu" Dara masih tertunduk dan terus berjalan ke parkiran.

"Sayang, hey,,,kamu gak boleh ngomong gitu, ingat aku tertariknya cuman sama kamu, aku sayangnya cuman sama kamu, ingat itu baik-baik Dara" Affandra tersenyum ke arah Dara, Dara pun membalas dengan senyuman.

Sesampainya di parkiran, Affandra mengambil motor mogenya.

"Ayo" Affandra memakai helm dan naik ke atas motornya

" Affandra,,,,Ya kali aku naik" Dara memanyunkan bibirnya ke arah Affandra yang membuat si empu gemas.

"Ya kan tinggal naik aja sayang, atau mau aku naikin" Affandra sedikit terkekeh

" Is,, apaan sih, kan gak mungkin aku yang pakai gamis kek gini naik ke atas motor setinggi ini, jangan ngadi-ngadi deh dra,
ya udah aku pakai motor aku aja" Dara ngambek dan berjalan ke arah motornya yang tidak jauh dari parkiran motor Affandra.

"eh,, kok ngambek sih dar" Affandra turun dari motor dan berusaha mengejar Dara.

"Hm,, oke deh, kita pulang pakai motor kamu aja, biar nanti aku suruh teman aku yang ngambil motor aku di sini"

" Ya udah, nih kunci motornya"

Dara masih tidak mau banyak berbicara dengan Affandra, Affandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Dara. Affandra pun naik ke atas motor Dara.

"Hehe,,,,," Dara terkekeh melihat Affandra yang tinggi naik ke atas motor Dara yang lumayan rendah.

"Ini kok sempit banget sih dar " Affandra menggerutu sambil menurunkan kakinya yang tidak muat di pijakan motor Dara.

Dara masih tak henti tertawa meliat tingkat tunangnya  yang terus terusan menggerutu. Mereka berdua pun menjadi tontonan  siswa.

"Udah ayo jalan, kita di perhatikan terus sama mereka" Dara duduk di jok belakang sambil menepuk helm Affandra

"Aduh, ini kaki aku sakit dar, ya udah iya kita jalan"

Motor mereka pun berjalan ke luar pagar kampus. Dara masih tidak henti tertawa meliat kaki Affandra yang terjulur panjang di depan pijakan.

"Jangan durhaka, lihat tunangan kek gini malah ketawa" Affandra terus menggerutu

" Ih,, enggak kok, cuman lucu aja lihat kamu kek gitu" Dara masih sibuk tertawa.

Affandra dan Dara menikmati perjalanan di tengah keramaian.

Selang beberapa menit

" Oh iya, aku mau ajak kamu ke suatu tempat sebentar"

"Kemana dra"

"Ke suatu tempat di mana aku bisa mengerti"

Affandra membelokkan motor ke arah kolong rel kereta api, sontak Dara di buat bingung

"Kita mau ngapain ke sini dra" Dara turun dari motor dan membuka helmnya.

"Udah jangan bawel, ikut aja"

Dara mengekor di belakang Affandra, Affandra terus masuk ke dalam kolong rel kereta api.

Semakin jauh berjalan, terlihat  segerombolan anak-anak yang lusuh berlari ke arah mereka.

" Kakak Affandra,,,,, " Mereka semua berlari dan memeluk Affandra.

Dara hanya terdiam melihat peristiwa yang mencengangkan itu.

Setelah beberapa menit memeluk Affandra, mereka pun terdiam dan menatap Dara.

"Assalamu'alaikum adek-adek" Dara berusaha akrab dengan mereka pun menyapa dengan ramah.

"Wa'alaikumussalam" Mereka menjawab dengan penuh senyum dan semangat

"Kakak Affandra kok udah lama gak ke sini" Ucap salah satu dari mereka

"Hhh,,,maaf ya, soalnya kakak Affandra banyak urusan" Affandra tersenyum ke arah mereka, begitu tulus, sangat tulus sampai Dara di buat terharu melihatnya.

"Ohh iya perkenalkan ini namanya kakak Dara, dan kakak Dara ini calon istri kak Affandra" Affandra tersenyum ke arah Dara, Dara pun membalas dengan senyuman

"Cie,,, cie,, " Mereka semua mentertawakan Dara dan Affandra.

"Ohh iya, gambar yang kemaren kalian buat sudah selesai belum" Affandra bertanya kepada mereka

"Masih belum kak, soalnya krayon yang kakak beliin untuk kami udah pada patah"

" Aduh, maaf ya kakak ke sini gak bawa apa-apa, tapi kakak janji kalau besok kakak ke sini, kakak bawain kalian kerayon yang baru "

"Kalian lanjutin aja menggambarnya, gunain aja dulu krayon seadanya" Mereka pun mengangguk dan berlari menuju sebuah tikar yang sepertinya sudah tidak layak di pakai.

Affandra pun ikut berjalan dan duduk di samping tikar tempat anak-anak jalanan yang sedang asik bermain dan menggambar

"Kamu sering ke sini dra"

"Iya, aku lumayan sering ke sini, cuman sekarang aja udah jarang" Affandra menjawab dengan mata yang menatap kosong ke arah anak-anak itu,

"Kamu tau dar, di saat aku punya banyak masalah, mereka semua adalah tempat pelarian ku,
saat aku melihat mereka semua, aku mengerti bahwa apa yang aku alami sekarang tidak seberat apa yang mereka alami,
mereka semua seperti tidak memikirkan apa pun yang terjadi, mereka hanya tersenyum, bermain dan bahagia,
pada dasarnya hidup mereka semua penuh dengan penderitaan" Affandra tertunduk dan melihat ke bawah, terlihat jelas kalau Affandra masih memiliki luka yang sangat dalam.

"Kamu udah kuat kok dra, menurutku kamu adalah laki-laki yang sangat hebat yang pernah aku temui," Dara memegang pundak Affandra

"Adek-adek, maaf ya kakak affandra sama kakak Dara buru-buru ada urusan bentar, besok kakak datang ke sini lagi kok" Mereka pun seketika terdiam dan murung

" Besok kakak ke sini lagi kok, Besok kakak bawa ayam goreng untuk kalian semua, kakak janji" Dara pun ikut angkat bicara. Sontak mereka berteriak kegirangan.

Affandra dan Dara keluar dari lorong rel kereta api sambil menaiki motor Dara.

"Kamu mau langsung pulang" Affandra pun memecah keheningan

"Mh,,, boleh gak kita ke pemakaman kakak kamu dulu, tapi kalau kamu gak mau gak apa-apa kok, kita langsung pulang aja" Dara terdiam menunggu jawaban daru Affandra.

affandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang