Affandra.12

3 3 0
                                    

    Jam menujukan pukul 15:30
Dara dan Affandra sudah sampai di pemakaman umum. Dara turun dari motor sambil membawa bunga tujuh rupa dan di ikuti oleh Affandra yang membawa sebotol air yang tapi sempat mereka beli di luar pagar pemakaman.

"Eh kang Affandra, udah lama gak ke sini kang" Sapa seorang pengurus makam yang sedang menyapu dedaunan kering.

"Eh,, mang asep, iya mang udah jarang ke sini" Affandra pun membalas dengan senyuman.

"Iya, soalnya hampir tiap hari ke sini, tapi belakangan ini udah jarang, owh iya, ini siapa kang, istrinya"

"Belum jadi istri mang, masih Calon, do'ain aja cepat-cepat halalnya, ya udah mang, masuk dulu ya" Affandra pun berjalan menuju Pemakaman yang di tuju. Di perjalanan Dara hanya sibuk memperhatikan punggung Affandra.

" Kasihan banget kamu dra, kamu harus pendam semua masalah kamu sendiri" Dara bergumam dalam hati

"Dara,,, dar,,, hay,,, "

"Eh,, iya Dra" Dara pun tersadar dari lamunannya.

"Kamu kok bengong aja sih dari tadi, ini bentar lagi kita mau sampai" Affandra melirik ke arah Dara.

Selang beberapa menit, Affandra dan Dara sampai di sebuah pemakaman yang bertuliskan.

"Afifah tandra binti Bagaskara"

Dara berjongkok di depan makam begitupun Dara.

" Assalamu'alaikum kakak, kakak coba tebak Abang bawa siapa, maaf ya kak abang udah jarang datang jenguk kakak" Ucap Affandra sambil mengusap lembut batu nisan kakaknya.

"Assalamu'alaikum kak Afifah, nama aku Dara, aku calon istrinya adek kakak" Affandra yang mendengar itu tersenyum ke arah Dara.

"Kakak pasti gak nyangka kan, abang bakalan bawak cewek ke sini, bukannya abang gak sayang atau lupa sama kakak, tapi abang sudah mendapatkan kakak di dunia nyata.
Kakak abang capek kak,,
Abang gak tau gimana caranya Balikin semua ini, abang gak kuat kak" Dara langsung kaget mendengar penuturan dari mulut Affandra

" Abang gak tau mau cerita sama siapa lagi kak, abang cuman butuh kakak, gak mungkin abang cerita sama bunda, abang juga gak mau bikin bunda kepikiran sama masalah abang" Affandra terdengar sedikit terisak.
Tak terasa dara yang mendengar itu pun meneteskan air mata.

pembicaraan sorang dengan segumpal tanah  adalah pembicaraan yang sangat memilukan.

"dra,,, kamu ngomong apa, aku di sini untuk kamu, aku di sini untuk menjadi tempat keluh kesah kamu. Kamu gak sendiri dra" Affandra melirik ke arah Dara dan tiba-tiba Affandra memeluk Dara dengan erat

" Aku capek dar,, aku capek,, aku gak mau kek gini terus, " Affandra pun menangis di pelukan Dara.

" Sekuat-kuatnya seseorang pasti ada titik lemahnya, bahkan seorang laki-laki yang di takuti di seluruh kota, seorang ketua geng motor bisa mempunyai masalah yang kelam seperti ini" Dara bergumam dalam hati sambil mengusap lembut kepala Affandra.

"Kamu kuat kok, sekarang ada aku di sini, aku bakalan selau ada buat kamu" Affandra hanya terdiam dan masih berada di pelukan Dara

Setelah merasa tenang, Affandra melepas pelukannya dengan Dara dan menghapus sisa bekas air matanya.

Mereka berdua pun berdoa melangitkan semua harapan  dan setelah itu menaburkan bunga  di  pemakaman.

"Kamu tau dar, kakak aku dulu sama kek kamu, dia suka pakai gamis, hijab panjang, kaus kaki, bahkan semua akun sosmed juga di privat kek kamu. Kamu tau kan mukena yang kamu pakai waktu sholat di masjid pulang dari rumah sakit, itu mukena punya kakak aku, di semua mobil yang ada di rumah pasti ada satu mukena di dalamnya, nah itu perintah dia, kalau sempat aku keluarin mukena dalam mobil itu, aku bakalan di tendang dari rumah " Affandra sedikit terkekeh sambil melihat ke pemakaman kakaknya.

"Udah jam 16:00 dra, kita belum pada sholat ashar, pulang yuk" Dara melihat ke arah hpnya.

"Ya udah, kak abang pulang dulu ya, abang sayang sama kakak" Affandra sempat memeluk batu nisan kakaknya dan akhirnya berdiri untuk pergi

" Aku gak bakalan sakitin kamu dra" Dara bergumam dalam hatinya

Sekarang Dara sudah berada di  balkon kamarnya sambil memainkan handphone dan secangkir coklat panas.

Tak berselang lama, Dara mendapat notif dari No yang tidak di kenal

+268****
Assalamu'alaikum dara,
Ini aku Kayla
Aku dapat no kamu dari teman kelas kamu,

Dara
Wa'alaikumussalam, ooh Kayla, kenapa key

Kayla
Sebenarnya aku malu ngomong ini
Tapi mau gak kamu jadi teman aku

Dara
Boleh banget kok kay, aku seneng banget malahan

Kayla
Sehabis magrib kamu mau gak ketemuan sama aku di taman dekat komplek kamu

Dara
Hm,, gimana ya, nanti aku minta izin sama mama aku dulu, kalau gak boleh nanti aku kabarin

Kayla
Makasih ya dar, aku harap kamu datang

Setelah membaca chet terakhir dari Kayla, Dara bersiap-siap untuk melakukan sholat maghrib.

Sehabis sholat magrib Dara turun ke bawah, meminta izin kepada mamanya untuk pergi ke teman bertemu dengan Kayla, dan untungnya mama Dara memberikan Dara izin. Setelah bersiap-siap Dara langsung mengendarai motornya menuju Taman. Dara duduk di kursi taman menunggu Kayla yang masih belum datang.

"Aduh, Kayla mana sih, katanya udah otw" Dara bergumam sendiri

"Hey,,, cupu" Seorang perempuan dengan rambut setengah bahu berdiri di depan Dara sambil melipat kedua tangannya. Dara kaget dan langsung bediri melihat perempuan itu.

"Eca kamu ngapain di sini" Dara terkejut melihat Eca dengan membawa semua gengnya.

Eca adalah seorang Kekasih dari ketua geng motor  yang bernama Lion King, geng motor yang setara dengan geng motor Affandra, namun geng motor Lion King itu sering membuat ke ricuhan masyarakat.

" Ini tempat umum kali dar, sekarang sudah tidak ada lagi Affandra yang bakalan. Bantuin lo"

" Mau lo apa ca, gak puas lo bikin hidup orang lain menderita"

"ENGGAK!! Gue gak bakalan sudi lihat Affandra brengsek itu bahagia, dan gue udah tau kalau lo sama Affandra itu dekat" Eca tersenyum sinis ke arah Dara. Eca memberikan kode kepada Gengnya, sontak dua orang laki-laki kekar itu Memegangi kedua tangan Dara.

"Tolong jangan sentuh gue, jangan pegang gue" Dara berusaha memberontak

"Lu gak bakalan bisa lepas dari gue dar" Eca tertawa dengan penuh rasa puas, Orang-orang yang melihat itu langsung berkerumun, ada yang berusaha untuk menolong Dara namun di halangi oleh geng motornya Eca.

" Sekarang gue minta lo lepasin cincin yang sekarang lo pakek" Dara langsung melirik ke arah jarinya, dia lupa kalau dia masih memakai cincin itu saat pergi ke pemakaian Kakak Affandra.

"Ya Allah, tolonglah hamba-mu ini" Dara berdoa dalam hati, tak terasa dia mulai meneteskan air mata.

affandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang