Hari itu adalah hari yang berat bagi Hokage muda ini. Beberapa jam lalu, ia menerima deklarasi perang. Dan beberapa jam sebelumnya ia menerima kabar. Kabar tentang kehamilan Sakura.Naruto menghela nafas. Ia sedikit me-review apa yang terjadi hari ini. Oke, mari kita lihat. Sakura hamil, Kabuto, perang. Kenapa harus sesulit ini! Kenapa keduanya harus dihari yang sama! Pikirnya.
Sakura sedang tertidur disampingnya. Semenjak Naruto suaminya, Naruto selalu dijadikan guling khusus baginya.
Sang Rokudaime masih terjaga semalaman suntuk. Jendela kamarnya dengan Sakura dibiarkan terbuka. Angin laut masuk membuat tirai mengembang mengempis. Untungnya selimut tebal menyelimuti pasangan ini.
"Ayah, apa yang akan engkau lakukan bila kau ada diposisiku?" Naruto terus bertanya kepada dirinya sendiri.
"Apa aku terlalu dini untuk hal ini?"
"Ayah, aku harap kau mendengar ini, tapi aku benar-benar butuh bantuanmu"
"Naruto, aku yakin kau bisa!" kata seseorang berambut spiky.
"Ayah?!" Naruto terus menatapi sosok yang dibilang ayahnya.
"Kau bisa melihatku, Naruto?" Wajah sosok 'Ayah' Naruto mulai terlihat jelas.
"Kita bertemu lagi, Ayah!" segera, sang Hokage memeluk ayahnya, Yondaime Hokage.
"Kau sudah bertambah besar ya?" Yondaime melihat Naruto dalam wujud Rokudaime.
"Tentu saja!"
"Naruto, sudah lama ya?" sudah lama mereka mengidamkan pertemuan ini. Antara ayah dan anak. Antara sesama lelaki. Antara sesama Hokage.
"Iya, ayah, sudah 10 tahun ya? Hehe" 10tahun? Apa yang terjadi 10 tahun lalu? Yah kita tahu, Naruto hanya bertemu dengan ayahnya dua kali. Pertama dalam pikiran Naruto saat invasi Pain. Kedua saat Orochimaru menghidupkan kembali empat Hokage.
"10 tahun dan kau sudah menjadi Hokage! Lihatlah dirimu!" sosok perempuan rambut merah juga muncul dari background.
"Ibu! Ayah membawa ibu juga?" Naruto kaget dengan kedatangan ibunya.
Duak!
Ibunya membuat benjolan kecil dikepala Naruto. "Apa salahnya menemui anakku?! Hah!?"
"Sudahlah Kushina, itu kan hanya masalah sepele.." Minato mencoba menenangkan istrinya yang tempramen.
"Huh, Minato Minato Minato, kapan kau akan mendisiplinkan anakmu ini?!" Kushina berteriak tepat ditelinga Yondaime.
"Ayolah ayah, ibu, aku kira kalian akan berhenti berlaku seperti ini didepan anakmu.." Minato dan Kushina melihat kearah Naruto dengan tampang "Hah."
Wow, ternyata Naruto bertingkah semakin dewasa. Pikir ibunya.
Watakku benar-benar turun kepadanya. Pikir Minato yang menyilangkan tangannnya dan mengangguk-angguk.
"Jadi, Naruto siapa gadis yang beruntung itu?" kata Kushina menggoda anaknya. Naruto hanya blushing dan blushing.
"Ah Naruto wajahmu memerah.. Haha" ibunya terus menggoda anaknya dengan guyonan-guyonan lucu dirinya.
"Sudahlah Kushina.." kata Minato. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah Naruto. "Naruto, aku tahu kau menikahi seorang Haruno dan aku harus bangga karena akhirnya kau menikah.."
"Semua ini berkat saran ibu. Asal ayah dan ibu tahu kepribadiannya sebelas duabelas dengan ibu."
Kushina tertawa kecil saat mendengar sarannya menjadi referensi bagi Naruto. "Aku tahu itu Naruto, aku dan ayahmu melihat itu semua dari matamu.."