CHAPTER 4

98 17 6
                                    


🍂HAPPY READING🍂

Hari ini adalah hari kedua bagi Anna bersekolah di SMA Cakra Putih, hari di mana ia akan dipertemukan dengan orang yang paling ia hindari.

"Loh, kok gak pake baju olahraga?" tanya Zea, ia melihat Anna hanya memakai seragam sekolah biasa.

"Olahraga? Kok, lo gak ngasi tau kalo sekarang pake baju olahraga. Aku kan belom punya jadwal pelajaran."

Jawaban Anna, hanya dibalas cengiran oleh Zea ."Maaf, Na, gue lupa."

"Jadi, Aku harus balik lagi ke asrama dong?" Anna mendengus kesal, ia harus balik lagi ke asrama hanya untuk mengganti seragam. Kalo tidak, Siap-siap dihukum keliling lapangan. Itulah peraturan di sekolah SMA BANGSA.

"Maafin, gue yah. Meningan sekarang lo langsung balik lagi ke asrama, mumpung, Pak bambang belom dateng!"

Anna mengangguk, mau tidak mau ia harus segera pergi. Ia tidak mau reputasinya di sekolah ini hilang gara-gara dihukum guru.

"Hei, sini loh!" seorang pria berteriak memanggil Anna yang sedang berlari, membuat gadis itu berhenti dan menoleh ke arah sumber suara.

"Manggil, aku?" tanya Anna, sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan, manggil kunti yang duduk di pohon mangga ... Yah elu lah," teriak Alex, sambil melambaikan tangan menyuruh Anna untuk menghampirinya.

Anna memutar bola matanya malas, tidak tau apa jika dia sedang terburu-buru. Mau tidak mau di harus menuruti ucapan pria tersebut.

"Ada apa, kak?"

"Beliin gue dua minuman di kantin!" ucap salah-satu cowo yang sedang duduk bersama Alex.

"Gak bisa, aku ada pelajaran olahraga, nanti kalo telat bisa dihukum, Pak guru!"

Setelah mengatakan itu Anna langsung berlari, tetapi tiba-tiba sebuah cekalan menghentikan langkahnya.

"Loh, nolak perintah gue?" tanya pria itu yang tak lain adalah Nathan. Pria itu menggenggam erat tangan mungil gadis itu.

Anna bersikeras melepaskan genggaman tangan Nathan, walau ia tau kekuatannya tidak seberapa dengan pria yang ada di hadapannya."Maaf, kak. Tapi aku udah telat."

"Lo, mau gue bully?" Suara beratnya membuat Anna merinding mendengarnya.

"Oo--oke." jawab Anna, sambil menundukan kepalanya. Ia sangat ketakutan dengan tatapan datar yang diperlihatkan oleh Nathan.

Mendengar hal itu, Nathan langsung melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Anna pergi membelikan apa yang dia mau."Jangan lama!" tegas Nathan, memberi peringatan yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

Di kantin, Anna kembali mendapat masalah, gerakannya yang terburu-buru membuatnya tak sengaja menabrak seorang pria yang sedang berjalan di hadapannya. Minuman yang ia bawa tumpah mengenai baju pria itu.

"Apa, loh gak punya mata, hah?" Lelaki di depannya berteriak membuat Anna langsung memejamkan mata.

"Ma--maaf, aku gak sengaja." Bibir Anna bergetar, ia sangat ketakutan dengan pria yang ada di depannya. Terlebih-lebih saat ia menatap wajahnya. Yah, dia Atlan. ketua geng's ALASKA.

"Baju dan buku gue basah gara-gara loh." Atlan menatap bajunya yang sudah basah tercampur banyak noda dari dua Jus yang Anna bawa.

"Aa--apa, yang harus aku lakukan untuk bertanggung jawab."

Atlan melepaskan baju sekolahnya, menyisakan kaos oblong yang melekat di tubuhnya. Pria itu langsung melempar bajunya pada Anna.

"Cuciin baju gue! Sore nanti, setelah kering langsung antarkan ke apartemen." Setelah mengatakan itu, Atlan langsung berjalan meninggalkan gadis itu.

Anna hanya mematung menatap punggung Atlan yang perlahan menghilang. Gadis itu merasa familiar dengan suara milik Atlan, Tapi ia tidak bisa mengingat di mana ia pernah mendengarnya.

"Hei, Nona cupu. Apa loh lupa dengan pesanan, gue?" Suara yang terdengar sinis dtelinganya, membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Ia menatap pria yang sedang berdiri dengan kedua tangan yang bersidekap dada

'Mati, gue,' batin Anna, sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Mana minuman, gue! Oh. Loh minum yah?" tanya Nathan, Ia melihat dua gelas minuman yang sudah kosong di tangan Anna.

"Ti--tidak! Nanti, aku ganti yang baru."

"Gak usah!"

Nathan menatap lekat ke arah Anna, membuat gadis itu langsung gugup seketika. Nathan semakin mendekatkan wajah mereka membuat Anna langsung menutup matanya.

"Bulu mata loh, jatoh," ucap Nathan setelah itu ia pergi meninggalkan Anna yang sudah gelagapan sendiri.

"Anna, astaga loh darimana aja, gue udah nyariin loh dari tadi?" Agatha menatap heran ke arah gadis itu, penampilan yang cukup berantakan membuat ia berpikir kalo teman barunya ini baru saja mendapat masalah.

"Aa--aku, ini tadi Kak Atlan sama Kak Nathan ..."

"Hah, Mereka ngapain?"

Anna menjelaskan segalanya dari dia disuruh Nathan sampai menabrak Atlan, sedangkan Agatha hanya menganggukan kepalanya.

"Jadi gimana ini Ta, di mana aku bisa tau apartemen nya kak Atlan?" tanya Anna, gadis itu menatap sendu Agatha.

"Lo tenang aja Na, gue tau dimana apartemen Kak Atlan. Tapi syaratnya, lo gak boleh kasi tau siapa-siapa termasuk Zea sama Viona!" kata-kata Agatha langsung disanggupi Anna, sebenarnya ia sangat penasaran kenapa Agatha menyembunyikan hal itu dari temannya, tapi lebih baik ia memendam semua pertanyaannya dulu.

"Udah-udah, daripada kita dihukum Pak guru, mendingan sekarang kita langsung kelapangan. Tapi ingat, janji, syarat gue!" tegas Agatha sambil menarik tangan gadis itu.

*****
Zea yang melihat Anna berjalan dengan Agatha langsung berlari menghampiri mereka berdua. "Anna, astaga loh darimana aja, kami udah nyariin loh dari tadi?"

Anna menatap ke arah Agatha."tadi aku ...."

"Tadi Anna disuruh beli minuman sama kak Nathan." jawaban Agatha mampu membuat Zea yang mendengar hal itu langsung membulatkan matanya.

"APA?"

"Tapi loh gak diapa-apain kan?"

"Aku gak papa kok, tenang aja." jawab Anna sambil tersenyum.

"Loh tau gak, Kak Nathan itu sering ngebuly sama temen-temennya, gue takut loh jadi incaran bulian mereka selanjutnya." lirih Zea kembali membuat gadis itu bergidik ngeri membayangkan perkataan Nathan tadi soal dirinya ingin membuly gadis itu jika tidak menuruti perintahnya.

"Udah-udah, Zea loh gak usah nakutin Anna. Dan loh tenang aja Na, selagi loh gak bikin masalah sama mereka, yah mereka gak akan apa-apain loh." ujar Agatha sambil menepuk bahu gadis itu pelan.

"Tapi jan deket-deket juga kalo gak mau ada masalah sama mereka." Zea mencebikan bibirnya ke arah Agatha dan Anna.

"Eh, Viona kemana?" ucap Anna, pasalnya dari tadi dia blom melihat gadis belasteran china itu.

"Tadi, katanya dia mau ke asrama duluan, soalnya kepalanya mendadak pusing."

"Hm, aku juga mau ke asrama aja, ganti baju soalnya tadi kena tumpahan minuman sambil mau nemenin Viona, kalian tolong izinin sama Pak Bambang yah."

"Yaudah, loh temenin Viona gih kasian takut di kamar dia malah tepar."

"Oke, aku duluan yah."

Anna langsung berlari ke asrama, tapi sesampainya di kamar. Gadis itu tidak menemukan keberadaan Viona. Ia langsung mencari Viona ke luar, takut jika gadis itu kenapa-napa di jalan.

Anna memicingkan matanya menatap dua orang yang sedang berseteru di belakang asrama. Yah, dia adalah Viona dan laki-laki yang sedang bersamanya, Anna tidak mengenalinya. Hanya saja Anna sering melihat pria itu selalu bersama dengan Atlan dan Nathan.

"Kalian?" ucap Anna membuat dua orang yang sedang berada di sana melebarkan matanya.

A.L.A.N.A

ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang