PROLOG

1.5K 161 24
                                    

PROLOG

***

Bugh!

"JANGAN PERNAH MENGINJAKKAN KAKI DI RUMAH INI LAGI ATAU KAMU AKAN MATI!"

Pria yang tersungkur di atas tanah itu tersenyum culas mendengar teriakan pria paruh baya yang seharusnya dirinya panggil dengan sebutan 'papa' namun sayangnya ia tak sudi mengotori mulutnya hanya untuk menghormati pria penggila harta yang menceraikan istrinya hanya demi menikahi wanita kaya raya. Bahkan kematian anak kandungnya saja pria itu anggap sebagai angin lalu belaka.

"Akan aku pastikan bahwa Anda lah yang akan menikmati kematian itu lebih dulu. Kita lihat saja nanti."

"Mau kamu apa hah?! Uang? Aku kasih. Tapi setelah itu, jangan pernah mengusik keluargaku lagi."

"Ck! Sayang sekali aku sudah tidak membutuhkan uang Anda lagi, Pak Tua. Sekarang aku membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar uang."

Pria yang tersungkur di atas tanah itu mulai beranjak berdiri sembari mengusap sudut bibirnya yang bisa dipastikan berdarah akibat pukulan anak tiri dari pria tua di depannya itu. Ah, jika ditarik dari garis kekeluargaan maka pria yang memukulnya tadi bisa disebut sebagai saudara tiri. Tapi sayangnya, ia tak sudi menjadi bagian dari keluarga pembunuh itu.

Ya, baginya mereka adalah pembunuh. Gara-gara mereka, adiknya harus meregang nyawa. Dan kedatangannya ke rumah ini tentu saja untuk membalas dendam atas kehidupan pahit yang harus ibu dan adiknya tanggung semasa hidup karena ulah para penghuni rumah megah di depannya ini.

"Nyawa kalian. Aku menginginkan nyawa kalian."

"BRENGSEK!"

Pria itu-Elang, tertawa melihat reaksi saudara tirinya yang ingin berlari menghajarnya namun ibu pria itu segera menghentikan keinginan sang putra.

"Keluarga Raharja sebentar lagi akan tiba. Jangan kotori tangan kalian."

Hena Dhananjaya melayangkan tatapan tajam pada putra tirinya yang tak pernah sudi wanita itu anggap sebagai bagian dari anggota keluarga.

"Pergi dari rumahku sekarang juga kalau kamu tidak ingin mendekam di penjara!" ujarnya dengan nada penuh ancaman yang justru Elang sambut dengan tawa geli.

"Oke. Saya akan pergi Nyonya Hena, sampai bertemu lain waktu." Sengaja ia lambaikan tangan pada tiga orang yang berdiri angkuh di teras rumah.

Langkah kaki Elang terhenti di depan pintu gerbang ketika dua mobil melewatinya begitu saja.

Sepertinya itu tamu yang Hena Dhananjaya maksudkan.

Elang menaikkan kedua alis saat mendapatkan lirikan menyebalkan dari dua orang satpam yang berjaga. Namun pria itu memilih mengedikan bahu saja sebelum kembali meneruskan langkah menuju motor buntutnya.

"Hei, tunggu!"

"ADIK IPAR!"

Elang yang sudah bersiap menaiki moto matic-nya pun terpaksa mengurungkan niat saat mendengar suara berisik dari balik tubuhnya. Pria itu lantas membalikkan badan dan menemukan sosok wanita cantik yang berjalan menghampirinya dengan cengiran lebar. Ia langsung menoleh ke kanan-kiri untuk memastikan jika penglihatannya tidak salah.

"Hei, aku Melody. Calon istri Rakesh."

Wanita bernama Melody itu mengernyitkan dahi ketika uluran tangannya tak segera bersambut. Namun kemudian wanita itu manggut-manggut mengerti.

Pria di depannya pasti bingung karena tahu-tahu saja ia memperkenalkan diri sebagai calon kakak ipar pada pertemuan pertama mereka.

"Kamu pasti Elang 'kan? Rakesh pernah bercerita tentang kamu beberapa kali dan-"

"Apa tujuan kamu mendatangiku?" Elang menyela cepat. Ia enggan berbasa-basi dengan orang-orang yang berada disekeliling para pembunuh itu.

Tak langsung menjawab, Melody mengeluarkan kartu nama dari dompetnya lalu menyerahkan pada Elang yang lagi-lagi tak menyambut hangat.

"Aku ingin mengajak kamu berbisnis. Tenang saja Elang, akan aku pastikan bisnis ini menguntungkan kita berdua. Selain itu, aku juga akan membayar kamu mahal setelah bisnis kita berakhir."

Mendesis pelan lantaran pria di depannya tak kunjung menerima kartu nama miliknya, Melody segera memasukkan kertas kecil berbentuk persegi panjang itu ke dalam laci motor.

"Kamu ingin membalas dendam pada keluarga Rakesh, bukan? Akan aku bantu setelah kamu bersedia menerima bisnis yang aku tawarkan." Bisiknya sebelum beranjak pergi meninggalkan Elang yang dibuat bingung atas situasi mereka saat ini.

Bagaimana bisa calon menantu keluarga Dhananjaya justru melakukan pengkhianatan secara terang-terangan seperti ini?

Ah. Tapi dia tidak boleh terkecoh. Bisa jadi Melody adalah rencana terselubung mereka untuk menyingkirkannya.

Mengambil kartu nama dari laci motor, Elang meremasnya kuat lalu membuangnya asal.

Dia tidak membutuhkan orang lain untuk menghancurkan keluarga Dhananjaya. Akan ia gunakan kedua tangannya untuk menghancurkan mereka semua.

***

Akhirnya aku pamerin juga Mbak Mel sama Mas El kepada khalayak umum 🤭🤣

Pokoknya Mbak Mel tuh orangnya asyik, awas nanti bisa ter-Melody Melody 🤣

Btw, jangan ngarep up cepet ya. Aku cuma mau ngenalin dulu. Up-nya nunggu Iris sama Finding a Soulmate kelar okayyyy 🤗

Tenang, nggak lama lagi kok. Iris kan udah kelar dari tahun kemarin di Karya Karsa, di WP tinggal post2 doang. Nah kalo Finding a Soulmate aku bentar lagi kelar ngetik. Habis itu baru deh ngurusin Mbak Mel yang super aktif ini 🤭

Jangan lupa vote & komen ya 😘

Business CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang