BC | 4

413 70 2
                                    

Guys, buat kalian yang mau beli paketan IRIS (FULL PART) di Karya Karsa, ada potongan harga 10ribu. Silakan gunakan kode UOIRIS.

Happy reading..

***

BAB 4

***

"Ngapain kamu berdiri disitu?!"

Refleks Melody memejamkan mata dengan tampang jengkel sembari mengusap dadanya sebelum kemudian berbalik menatap Elang yang sudah berganti pakaian. Pria itu mengikat rambut gondrongnya asal-asalan namun tak melunturkan ketampanannya sama sekali.

Ck! Sial.

Kenapa adik Rakesh harus seseksi ini sih?

"Kamu mau bikin aku jantungan?!" Omelnya seraya duduk bersila di atas kasur tanpa dipan milik Elang.

"Aku belum mengizinkan kamu untuk duduk."

Melody memutar bola mata jengah.

"Aku capek nungguin kamu dari tadi. Lagian pelit banget sih jadi orang." Dumelnya tanpa berniat bangkit dari duduknya.

"Jadi, siapa yang menyuruh kamu memata-mataiku?"

Enggan menanggapi ocehan wanita dihadapannya, Elang yang menyandarkan punggung pada lemari plastik di belakangnya lantas berujar tegas dengan ekspresi dinginnya.

"Ck! Kaku banget sih, setidaknya tawarin aku minum dulu kek."

"Aku tidak menawarkan minuman pada orang asing."

Lagi, Melody menggulirkan bola mata jengah.

"Bagaimana dengan mie rebus? Tadi aku lihat kamu punya stok lumayan banyak. Bikinin pake telor setengah mateng ya? Tenang Elang, nanti aku bayar kok. Sekalian air putih hangat."

Mendesah jengkel, Elang melipat tangan di bawah dada sementara tatapan tajam terus pria itu arahkan pada sosok wanita tidak tahu diri dihadapannya.

"Ayolah, aku benar-benar lapar. Kamu jangan terlalu perhitungan jadi orang." Gerutu Melody yang justru bertingkah santai kendati si tuan rumah tampak tidak menyukai kedatangannya.

"Oke! Aku akan jawab pertanyaan kamu, tapi syaratnya buatin apa yang aku mau. Gimana?" Tantangnya sambil mengedikan kepala.

"Kamu lupa sedang berada dimana Nona Melody? Aku bisa melakukan apapun untuk melukai kamu. Jadi berhenti bertingkah seenaknya sendiri."

Mendengar ancaman Elang, Melody pun menghela pasrah.

"Kalau nggak mau bikinin ya udah, dasar manusia pelit!" Makinya yang kemudian disusul gerutuan dalam hati.

Mencoba menyamankan posisi duduknya, Melody merubah posisinya jadi menyandar pada tembok dengan kaki yang dibiarkan selonjoran di atas kasur milik Elang.

"Aku bukan mata-mata siapapun. Harus berapa kali aku katakan supaya kamu percaya kalau aku serius menawarkan kerjasama?"

"Melihat kedatangan kamu ke tempat ini, sepertinya kamu sudah memata-mataiku sejak lama. Apakah aku salah?"

"Kamu benar," Melody menjawab santai sambil memperhatikan kuku-kuku jarinya. "Aku membayar mahal demi mendapatkan informasi tentang kamu." Lalu ia alihkan pandangan ke arah Elang yang masih setia dengan ekspresi dinginnya.

"Tapi aku bukan suruhan siapapun. Seperti yang sudah aku katakan, aku membutuhkan kamu sebagai partner. Untuk itu aku mencari tahu apapun tentang kamu, Elang."

Business CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang