Mie Ayam Pakdeh

19 2 0
                                    

"Aduh..".

Nala yg terjatuh karena ditabrak oleh seseorang meringis kesakitan. Tubuhnya seakan terpental dan hampir mengenai tangga sekolah.

"Ma.. maaf.. maaf, saya gak sengaja, saya buru-buru" . Suara seorang anak laki-laki yang tak sengaja menabrak Nala. Sosoknya tinggi, kulitnya sawo matang dengan mata yg lebar dan badan yg sedikit berisi membuat tubuh Nala terhempas.

"Lain kali hati-hati ya, jangan lari" ucap Nala sambil merapihkan seragamnya dan tak melirik sedikitpun ke arah laki-laki yang menabraknya.

"Iya sorry, saya buru-buru" kata anak laki-laki itu sambil berjalan cepat meninggalkan Nala yg masih membersihkan seragamnya. Baju putih dengan rok abu-abu yg dipakainya kotor terkena pasir.

"Dia siapa sih El?" Tanya Nala pada sahabatnya Elya..

"Oh, dia anak jurusan Perawat namanya Kavi" sahut El sambil mendeskripsikan sosok anak laki-laki itu.

"Gila nal, lo beruntung banget tabrakan sama kavi" kalimat yg Elya ucapkan membuat nala merasa heran.

"Gue di tabrak lo bilang beruntung?" Sahut Nala sedikit kesal.

"Iya anjir! Lo gak tau apa dia tuh banyak yg suka" jawab Elya dengan semangst menceritakan bagaimana sosok Kavi yang amat sangat dikagumi banyak gadis disekolahnya.

"Dia famous banget tau Nal, gue aja salting pas liat dia tadi" jelas Elya yang terkagum-kagum dengan Kavi, sambil memandangi lorong tempat Kavi berlalu.

"Aneh lo, gue yang ditabrak masa lo yang salting" tukas Nala yang melihat sahabatnya bersikap aneh.

Tak bisa dipungkiri pesona seorang Kavi memang sudah menyebar keseluruh sekolah. Dari Jurusan Farmasi, Perawat, TLM semua terpesona dengan Kavi. Bahkan kakak kelas dari salah satu jurusan di sekolah pernah menyatakan perasaannya pada Kavi. Namun, lagi-lagi ditolak oleh Kavi.

***
(waktu istirahat)

"Pakdeh, mie ayamnya 2 ya biasa" ucap Nala pada penjual Mie Ayam langganannya. Pakdeh Harjo namanya, sosok paruh baya yang ramah dan sangat baik pada pelanggannya.

"Yah maaf neng Nala, ternyata tinggal 1 porsi. Barusan di beli sama Mas Kavi dan teman-temannya".. kata Pakdeh sambil terus menyiapkan mie pesanan Elya. Melihat gerobak yang sudah kosong , Nala hanya bisa menarik nafas panjang.

"Hhmm... Yaudah deh Pakdeh, gapapa" Nada Nala sedikit kecewa. Sambil beranjak pergi ke warung sebelah untuk membeli susu kotak coklat.
Nala meminumnya sambil memandangi sahabatnya yg sedang menikmati mie ayamnya.

"Nih, buat kamu aja. Saya masih kenyang" suara anak laki-laki sambil meyodorkan mie ayam nya. Spontan Nala menatap keatas dan terkejut, ternyata Kavi yang menyodorkan Mie Ayam itu.

Dua gadis yang duduk di meja dekat pintu warung pun saling bertatapan seakan kaget melihat kavi tiba-tiba menghampiri mereka dan menyodorkan Mie Ayam miliknya. Teman-teman Kavi yang berada di sanapun melihat ke arah meja Nala.

"Eh, enggak usah. Makasih Gue udah beli susu coklat ko" Nala menolaknya dengan sopan. Melihat penolakan Nala yg halus, Kavi tersenyum dan meninggalkan mereka berdua.
"Oh, yasudah saya kesana ya" katanya sambil berlalu.

Elya yang dari tadi menikmati makanannya seketika terdiam memandangi Kavi yang begitu tampan menurutnya.

"Kok lo tolak sih Nal, kalau lo gak mau kan bisa kasih ke gue" katanya sambil menyuap Mie Ayam kedalam mulutnya.

"Hahaha itu mie di mulut aja belum habis El".. Nala tertawa mendengar perkataan sahabatnya.

Sejak kejadian itu, Nala menjadi penasaran dengan sosok Kavi. Diam-diam Nala mencari tau tentang Kavi lewat Media Sosialnya. Dia menemukan akun IG milik Kavi yang ter-Privat. Tak ada keberanian dalam diri Nala untuk memFollow IG Kavi, jadi dikeluarkannya lagi Akun IG dari Handpone nya.

                             ******

"Kkkriiingggg.."

"Nal gue duluan ya, ada les fisika. Bye Nala" Pamit Elya sambil berlari menghampiri jemputannya.

Seperti biasa, setiap hari sabtu Nala selalu pulang sendirian karena sahabatnya harus mengikuti Bimbel Fisika. Merasa bosan, Nala memutuskan untuk pergi mencari jajanan disekitar rumahnya. Menelusuri jalan sekitar perumahan dengan motor matic nya.

Suasanya sore hari disekitar perumahannya memang sangat ramai, pinggiran jalan dipenuhi dengan jajanan yang sudah ramai pembelinya.

Setelah hampir 15 menit Nala mencari jajanan yang dicari akhirnya Nala memutuskan untuk membeli cilung (Aci digulung), jajanan jaman kecil yang terbuat dari tepung aci dan dibalut dengan taburan abon khas buatan si abang Cilung (jangan tanya resepnya karna saya juga gak paham gimana buatnya).

"Suka jajan ini juga ternyata ya" .. suara laki-laki yang tidak asing ditelinga Nala.
Benar saja, itu Kavi.
Lagi dan lagi mereka bertemu, membuat rasa penasaran Nala semakin kuat untuk mencari tau tentang Kavi.

Sore itu, sambil menunggu antrian cilung mereka saling bertukar cerita. Kavindra Zheraka anak pertama dari 2 bersaudara, memiliki adik perempuan bernama Tavisha Meera. Ayahnya seorang Polisi, dan ibunya seorang Guru di salah satu SD swasta.

"Gue udah nih, balik duluan ya" ucap nala sambil berjalan ke arah motornya.

"Em sebentar, nama lo siapa? Dari tadi kita ngobrol tp gue gak tau nama lo" katanya membuat langkah nala terhenti.

"Tapi pasti lo udh tau nama gua kan?" Lanjut kavi.

Nala berbalik dan berjalan mendekat ke arah kavi sambil mengerutkan matanya.

"Lo PD juga ya? Gue nala" sahut nala dengan menjulurkan tangannya.

"Haha PD gak dilarang selama gak merugikan orang kan?" Jawab kavi Sambil menjabat tangan nala.

"Oke gue balik ya udah sore" kata nala kembali berbalik dan berniat meninggalkan kavi.

"Sebentar!" Kata kavi sabil mengeluarkan uang dalam sakunya untuk membayar cilung pesananya tadi.

"Kenapa sih?" ...

"Sebentar nal, bagi nomer lo dong!" .. permintaan kavi sedikit membuat nala kaget

"Oh, sini hp lo" nala mengetikan nomornya di hp kavi setelah itu pamit untuk pulang kerumahnya

"Hati-hati nal" gumam kavi, tapi pelan. Sepertinya nala pun tak bisa mendengarnya.

Kavi terus menatap nala dari belakang hingga tak terlihat lagi. Kemudian kavi melajukan motornya, kali ini ia memilih berkumpul bersama temannya di markas tongkrongannya.

SAPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang