*POV Nala
Brughh!!..
Nala menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ditatapnya jam dinding yang menunjukan pukul 21.30 wib.
"Bersih-bersih dulu deh, mikirinnya ntar"
Gumamnya sendiri seraya melangkah untuk membersihkan dirinya.
Setelah 30 menit Nala membersihkan dirinya dan melakukan ritual per'skincare'rannyaa, gadis itu kembali merebahkan dirinya di atas kasur.
"Ko kavi bisa deket sama gue sih? Dia kan anti banget sama cewe" lirihnya.
"Ah gak usah mikirin deh, besok aja gue tanya lagi biar gak penasaran" gumamnya sambil memejamkan matanya.
*keesokan harinya*
"Assalammualaikum" seru kavi sambil mengetuk pintu rumah Nala.
Sesuai janjinya, ia menjemput nala tepat jam 6 pagi. Berharap sang gadis sudah rapih dan siap untuk berangkat.
"Waalaikumsalam, masuk dulu nak kavi. Tuh Nalanya kesiangan, baru mandi" kalimat bunda sedikit membuat kavi tertawa.
Bagaimana tidak tertawa, semalam Nala sendiri yang mengajaknya untuk Lari pagi, ternyata malah dirinya yg kesiangan.
"Maaf, lama ya?" Tanya nala panik.
"Enggak ko, cuma tadi dateng jam 6 pas" jawab kavi sambil tersenyum
Dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukan pukul 06.43 . Nala tersenyum dengan rasa bersalah karena membuat kavi menunggu.
"Udah yuk, makin siang nanti" ajak kavi sambil melihat Nala masih dengan tatapan rasa bersalahnya.
"Bun, pamit ya" kata kavi berpamitan
"Hati-hati nak" jawab bunda tersenyum.
"Nal, kita ke danau aja ya yg dekat" tawaran Kavi pada Nala
Nala hanya mengangguk dan tersenyum. Sebenarnya isi kepalanya sudah dipenuhi dengan bermacam-macam pertanyaan, tapi ia tetap memilih diam.
"Yuk, jalan aja kesana ya. Udah siang gak enak klo lari pas ramai" ..
Deretan pedagang jajanan menemani langkah mereka berdua. Menyusuri ramainya danau yang bahkan airnya saja sudah surut. Tapi tempat itu tetap jadi favorite masyarakat sekitar.
"Duduk dulu disana ya" ucap kavi. Memilih tempat teduh yg sedikit sepi.
"Gua beli minum dulu deh"
Belum sempat Nala beranjak dari duduknya, tangannya sudah ditahan oleh Kavi.
"Duduk, gua aja yang beli. Tunggu ya" .. Kavi melangkah meninggalkan Nala.
"Loh gua gak bawa hp ternyata" gumam Nala
Merasa bosan menunggu Kavi yang tak kunjung kembali. Ya memang jarak tempat mereka ke penjual air minum lumayan jauh jadi perlu waktu sedikit lama.
"Waahh" ..
Tiba-tiba pandangan Nala tertuju pada daun-dau di depannya.
"Ih lucu banget, haha . Receh banget gue gini aja seneng" Nala yang berbicara sendiri seraya memainkan daun-daun yang ditemuinya.
Tanpa disadari ternyata Kavi melihatnya dari belakang.
Tersenyum dan diam-diam mengabadikan kejadian lucu itu dengan ponselnya."Suka? Daun putri malu namanya"..
Suara Kavi mengagetkan Nala yang masih terfokus dengan daun-daunnya itu.
Kavi hanya tersenyum melihat wajah kaget Nala yang terlihat menggemaskan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPTA
Teen FictionTerkadang mencintai tidak harus saling memiliki. Namun, jika semesta mendukung apakah itu menjadi hal yang tabu?