Morning Ride?

15 0 0
                                    

Kavi yg sudah berada dirumahnya langsung bersiap2 untuk menjemput Nala. Yap, Setelah shalat subuh tadi Kavi langsung berpamitan untuk pulang dan siap-siap.

Setelah 20 menit perjalanan dari rumahnya, akhirnya Kavi sampai di rumah Nala (lagi)

"Assalammualaikum" ucap Kavi

"Waalaikumsalam, loh udah kesini lagi. Sini masuk, langsung ke ruang makan yuk kita sarapan dulu. Masih panjang jam nya kan?" Jawab Bunda Nala.

"Hehe iya bun, buru-buru biar bisa jemput Nala dulu. Tadi makan roti dirumah bun" Kata Kavi sambal mengekori Bunda ke ruang makan.

Nala yang mendengar suara Kavi dari kamarnya langsung mempercepat kegiatan perskincarerannya itu. Biasanya dia menghabiskan waktu sampai 30 menit untuk menyelesaikan ritualnya, tapi tidak untuk kali ini. Dengan langkah cepat Nala menghampiri bunda dan Kavi.

"Eh..ehh awas jatuh jangan cepat-cepat nak" ucap Bunda.

"Hehe sorry bunda" kata Nala.

"Loh kamu ko cepet banget sih?, ini masih jam 6, kita masuk jam 8 loh" tanya Nala pada Kavi.

"Ya emang kenapa? Biar gak telat jadi harus lebih pagi. Ya gak bun?" Jawab Kavi melirik bunda Nala

"Udah.. udah sini sarapan dulu,  Kavi juga sarapan lagi sini" kata Bunda sambil menyiapkan sarapan di meja.

Kavi sudah lebih dulu menghabiskan sarapannya. Ya, memang kalau urusan makan Kavi selalu cepat. Kavi tersenyum melihat Nala yang masih menyuap makanan kedalam mulutnya. Nala yang merasa sedang diperhatikanpun menatap Kavi, tatapannya seolah sengaja memberi kode pada Nala untuk segera menghabiskan makanannya.

Setelah selesai sarapan merekapun berpamitan pada Bunda.

"Masih jam segini loh, kita mau berangkat?" Tanya Nala melihat arloji di tangannya sambil berjalan keluar rumah

"Iya sayang" .. jawab Kavi

"Biar bisa pacaran dulu dijalan" lanjut Kavi dengan berbisik di telinga Nala.

"Ih pagi-pagi tau" kata Nala sedikit kaget

"Gapapa sayang, biar lama berduaan sama bidadari cantik ini" Ucap Kavi sambil mencolek dagu Nala

Nala yang mendapat Perlakuan itupun hanya bisa menunduk, menyembunyikan saltingnya. Sialnya pipi Nala sudah terlihat memerah menahan saltingnya.

"Makin imut kalo salting" bisik Kavi

"Iihhh udah ayo ah" jawab Nala sambil melangkah keluar rumah.

Kavi yang melihatnya hanya bisa tersenyum.

__________

Suara-suara kendaraan yang saling berebut menguasai jalan, agaknya tak mengusik kenyamanan dua sejoli yang sedang sayang-sayangnya.

Cinta? Rasanya terlalu cepat bukan? Bahkan pertemuan mereka saja tak se indah film-film cinta di televisi.

..

Sepanjang jalan, Kavi selalu melirik arah spion kirinya. Memandangi wajah teduh gadisnya.
Diraih tangan gadisnya agar melingkar sempurna di pinggangnya, kemudian diusap pelan punggung tangan Nala.

Apa yang Nala rasakan? Tentu bahagia. Rasanya seperti ada aliran listrik yang menyengat dadanya.

Ia hanya mampu menundukan kepalanya (lagi), menyembunyikan wajahnya di ceruk belakang leher Kavi. Seolah menutupi wajah merahnya akibat salting.
Bagaimana tidak? Perlakuan Kavi memang sangat manis berhasil membuatnya salting berulang kali hari ini.

"Kenapa ngumpet sayang?" Tanya Kavi membuat Nala sedikit kaget.
Nala yang ditanya tak mampu menjawab, ia sangat malu dan hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Jangan ngumpet dong, aku mau lihat wajah cantik pacar aku" kata Kavi sambil menarik tangan Nala agar lebih erat memeluknya.

"Emang kita pacaran?" Tanya Nala sengaja menggoda Kavi.

"Sayang!" Teriak Kavi.

"Apasih? Kamu gak anggep aku?" Lanjut Kavi dan melepas tangan Nala.

Nala yang mendengar perkataan Kavi hanya terkekeh kecil.

"Loh ko dilepas?" Ucap Nala dengan nada menggodanya

"Tau ah!" Kavi menjawab dengan nada dingin.

Nala yang melirik sepion sehingga terlihat raut kecewa diwajah Kavi.

"Bercanda sayangku" Ucap Nala sambil memeluk Kavi. Tertawa kecil seolah meledek Kavi.

"Gak lucu" jawab Kavi masih dingin. Tatapannya lurus menatap jalan dengan menambahkan kecepatan motornya.

"Maaf deh, jangan ngambek ah" Rayu Nala sambil berusaha mengelus dada Kavi dari belakang.

"Jangan ngebut sayang, nanti cepet sampainya" ucap Nala

"Kenapa emang?" Jawab Kavi masih dingin, namun mulai mengatur kecepatan motornya lebih pelan.

"Masih pengen berduaan sama kamu" Kata Nala. Meletakan wajahnya di bahu Kavi. "Nanti di sekolah kan kamu jadi milik bersama" lanjut Nala.

"Maksudnya?" Tanya Kavi sedikit heran.

"Iyalah, fansgirl kamu kan hampir satu sekolah. Kakak kelas aja sampe mengeluh-eluhkan kamu terus" kata Nala.

"Aku gak tau deh gimana nanti mereka liat aku bareng sama kamu, dilabrak bisa-bisa" lanjut Nala.

Mendengar ocehan gadisnya, membuat Kavi gemas sendiri. Diraihnya tangan Nala, digenggamnya erat meski sambil menyetir motor. Jangan khawatir, kini mereka melewati jalan perumahan. Sengaja agar tidak cepat sampai sekolah.

"Nanti aku umumin, kalau aku udah punya kamu" kata Kavi sedikit menenangkan Nala.

"Jangan sayang, biar mereka tau sendiri aja ya" ucap Nala

"Kenapa? Kamu gak mau ngakuin aku?" Lagi-lagi Kavi kesal dengan jawaban Nala.

"Ih, dengerin dulu. Kita aja cepet banget ini tiba-tiba udah pacaran aja. Nanti apa tanggepan mereka" Nala menjelaskan dengan pelan-pelan, takut membuat Kavi makin kesal

"Gak apa-apa ya, biar mereka tahu sendiri. Kamu gak kasian sama aku? Aku kan osis. Nanti aku di labrak kakak kelas" lamjut Nala dengan suara sedikit manja

Kavi mulai mencerna perkataan Nala, ia memikirkan baik dan buruknya hubungan mereka.

"Bener juga, pasti nanti Nala yang kena masalah" batin Kavi, memikirkan semua dengan tenang.

"Jadi, biar aja ya ngalir aja. Kita juga biasa aja. Kalau mau ngobrol ya ngobrol aja gak perlu sembunyi-sembunyi juga kan?" Nala masih berusaha menjelaskan pada Kavi

"Privat, but not secret" .

"Gak sembunyi-sembunyi, tapi juga gak terang-terangan juga. Gimana sayang?" Tanya Nala. Batinnya masih bergejolak, takut Kavi tersinggung dengan kata-katanya.

"Apapun untuk kamu, akan slalu aku iyakan sayang" jawab Kavi dengan mengelus tangan Nala.

"Terimakasih sayang" ucap Nala dengan suara manjanya. Membuat Kavi semakin gemas.

Keduanya menikmati perjalanan dengan sangat nyaman. Seolah dunia hanya milik mereka berdua.

_____

Biar saja, kisah ini hanya aku yang punya.
Tak mau orang lain tau rasanya.
Tak perlu diumbar, namun jangan pula jadi rahasia.

-Nala Gumaisha-

SAPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang