Udah follow belom nih?
Vote dulu dong orang baik 😘
Lansung aja..Happy Reading
***
Malam...
Nabastala yang menghitam dan semilir angin sepoi-sepoi yang berhembus meninggalkan kecupan rindu pada tiap permukaan yang ditingkahinya.
Sejauh mata memandang, awang awang yang ditingkahi oleh beribu laksa bintang menjadi saksi bagi mereka yang menjadikannya rumah untuk disinggahi.
Di saat jiwa jiwa lain memilih untuk merakit mimpi, maka mereka lebih memilih untuk mengagumi sang bintang yang terlahir dari nebula.
Tangan mungil dan jemari kerdil itu, mengawang bebas di udara. Hendak menggapai satu dari sekian laksa bintang yang berpencar di atas cakrawala.
Tangan mungil dan jemari kerdil milik jiwa nestapa, penghuni panti asuhan 'CAHAYA BINTANG', anak yang sedari bayi di buang dan tak mengerti kenapa harus dilahirkan ke semesta yang mengerikan ini.
"Bintang... Bintang! Kamu dimana sayang?"
Perempuan yang menjadi 'bunda' bagi anak panti itu kembali tersenyum lega begitu melihat anak yang di carinya tengah duduk di bangku taman.
"Bintang kok disini? Gak tidur, nak?"
Tanya perempuan bernama CAHAYA. Lalu mengambil duduk di sebelah anak laki laki yang ia panggil dengan nama 'BINTANG'"Bintang belum antuk bunda"
Cahaya tersenyum, seraya mengusuk gemes poni anak laki laki itu.
"Sini Bunda pangku,"
Bintang cepat bergeser dan duduk di pangku Cahaya.
"bintangnya antik bunda... Bintang ukaa banget"
"Iya... Bintang, Bunda juga suka. Tapi ada yang lebih suka"
"Pasti panglima kan, Bunda?"
Cahaya mengigit kuat kuat bibir bawahnya. Kepalanya mengangguk dengan derai air mata yang terus meluruh. Rasanya sangat sakit untuk sekedar mengenang semua tentang laki laki Astrophile yang sampai detik ini masih menjadi pemilik hatinya.
Laki laki hebat bernama 'BINTANG AZHEN DANAREKSA'. Laki laki yang berjabat sebagai tunangan Cahaya 6 tahun yang lalu.
Tangan mungil anak itu mengusap lembut wajah Cahaya dengan ekspresi polosnya. Mencoba menghapus air mata yang terus berjatuhan dari manik Cahaya.
"Bunda angan angis....Bintang tayang ama bunda.. Bintang dak ukaa bunda angis" ucap anak itu dengan bibir yang terpout. Dan lansung memeluk Cahaya dengan erat.
"Bunda angan tedih tedih... ada Bintang di sini"
Cahya lantas mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil anak itu.. tubuhnya makin bergetar seiring isakannya. Dulu, saat ia menangis, suara itu pasti akan selalu membuatnya tenang....
Sehebat apa sih kamu, Bin?
Kamu bisa buat aku menjadi gadis paling bahagia di dunia dan bisa ngasih aku rasa sakit yang gak ada obatnya.Pertanyaan kamu waktu itu, ternyata memiliki makna yang cukup dalam.
Kenal sama kamu adalah rasa sakit terindah dalam hidupku.
Makasih untuk kenangan hebat tiga bulannya..
☆☆☆
" Kalo aku jadi bintang diatas sana..
Kamu ikhlas, gak? "**
To be continued
Sikit ya?
Yaiyalah, kan Prolog🦧Jangan lupa bernafas...
Divote dong !
Gratis...
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIGHT [On Going]
Teen FictionTentang Bintang, laki laki sederhana penyuka bintang.