4. -KENAPA HARUS DIA?-

252 35 18
                                    


"Jatuh cinta itu ga butuh alasan"
-Bintang azhen danareksa-

...


Happy reading !!

"Cape njing muter muter kaga jelas" ucap Bintang setengah tertawa seraya mendaratkan bokongnya di arena lapangan skateboard yg letaknya tak jauh dari alun alun kota

"Bukan lu doang" tanggap Awan dengan ciri khas nya samberi mendudukkan dirinya di sebelah Bintang

Karna sudah malam, arena skateboard jadi lumayan sepi, hanya ada tiga orang laki laki yang tengah bermain skateboard... di lihat dari skill-nya, sepertinya mereka atlet

"Ni kita muter muter dari tadi siang pake seragam SMA apa ga disangka odgj?" Tanya Bintang sambil menggaruk kepala dan tak lupa mencium ujung kukunya

"Biar" respon Awan membuat Bintang menghela nafas.

A few moments later...

Diam..

Senyap...

Sunyi...

No bacot...

Halah! Masa bodoh

"Bintangnya terang" gumam Awan dengan tujuan mencairkan suasana

"Bulannya yang terang" bantah cowo astrophile itu dengan pandangan masih berpijak pada cakrawala

Awan kembali menutup suara...
Sementara Bintang, tetap pada kegiatannya. Ya, mengagumi nabastala..

"Bulan itu cantik. Banyak orang yang suka... banyak pula orang yang menjadikannya alasan untuk memandang langit. Seolah peran bintang dilupakan... padahal benda kecil beribu laksa itu juga bagian dari langit"

Sedikit jeda...

"I like the moon. But, i love the stars" lanjut Bintang lagi

"Why? Padahal bulan jauh lebih menawan" tanya Awan seraya menatap arah lawan bicaranya

"Gatau. Tapi bagi gue, bintang itu penuh misteri dan hanya bisa dimengerti oleh beberapa orang. Dan malam ini, bulan terlihat lebih terang, membuat bintang gue redup"

Nada bicara Bintang terdengar sendu...

"Njeng, gue jadi inget Cahaya"

Kini terdengar lebih sendu..

"Hadeh.., dari banyaknya cewe, serius, kenapa harus dia?"

"Ntah, gue ga punya alasan kenapa gue ga jatuh cinta sama manusia seindah dia. Dan menurut gue, jatuh cinta itu ga butuh alasan"

Jawab Bintang tanpa melihat ke arah Awan tentunya. Awan tersenyum miris, kemudian menepuk pundak Bintang dua kali

"Noh liat" ucap nya samberi menunjuk ke sebuah arah, dimana ada sepasang sejoli tengah bergandengan tangan mesra.. so romantic

Bintang mengikuti kemana arah telunjuk Awan mengarah. Netranya menangkap dua sosok pasangan yang begitu ia kenali

Ia dapat melihat bagaimana Cahaya tersenyum begitu indah pada lelaki yang sedang bersamanya itu. Tanpa sadar, sudut bibir Bintang sedikit terangkat membentuk sebuah senyuman miris.

"Gue iri" ucap Bintang singkat

Awan hanya diam tanpa memberi tanggapan, menunggu Bintang melanjutkan kalimatnya...

"Gue iri sama Reyner. Mudah banget dia ngebuat Cahaya senyum... sedangkan gue? Bisanya cuma ngebuat Cahaya sedih" senyum miris itu kembali terbit

"Kapan ya? Senyum semanis itu ditunjukin buat gue?"

STARLIGHT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang