3. -ALUN ALUN-

270 45 13
                                    

Vote dulu sebelum baca!

***

"Awaaan!!! Pinjem kolor yahh.. kolor gue basah" ucap Bintang setengah berteriak

Posisinya, saat ini Bintang sedang berada di kamar pribadi Awan dan hanya memakai handuk sepinggang. Serta tangannya yang memegang sebuah semvak.

"Shibal!" Sahut Awan dari dalam kamar mandi. Lagi mandi ceritanya...

"Hehehe.. makasih mas"

Bintang jadi geli sendiri mendengar ucapannya barusan. Selanjutnya ia memilih cepat cepat memakai seragam putih abunya dan pergi ke dapur.

Menyiapkan dua mangkok sereal untuknya dan Awan.

Tak lama, Awan datang. Tapi dengan tidak beradab nya, ia tak memakai baju alias bertelanjang dada. Dia atlet, tau lah kalian gimana bentukan badannya.

"Anjayy shimer shimer mata gue pagi pagi"

Awan tak peduli. Ia duduk di depan Bintang

"Iri?" tanya Awan seraya memasukkan sesendok sereal ke mulutnya.

"Eleh.. gini gini gue juga punya kali"

"Mana? Coba liat" tanya Awan dingin tapi terdengar hangat.

"Aw! Aku lanang mas.."
Bintang menyilangkan kedua tangannya di dada berlagak bagai botitaw. Oke, ini Lebay.

"Makan"
Suruh Awan dengan sudut bibir ditarik sedikit. Lagi nahan senyum ceritanya...

"Senyum senyum aja lah Kagak usah ditahan. Bangga kan lu punya teman seganteng gue?"

Cielah... Pede nya bukan maenn

★★★

"Good night semua"
Sapa Bintang begitu ia masuk ke kelasnya.

"Sweet dream bro!" Balas Satria tak lupa mengangkat tangannya keatas untuk dadah dadah syantiq sama Bintang.

Bintang tersenyum kecil, kemudian mengambil duduk diantara Vano dan Kaizo. Sedangkan Awan duduk di sebelah Arvan.

"Hahh" hela Bintang sok capek sambil mendaratkan kepalanya ke pundak Kaizo yang notabenenya sedang makan cilok.

"Kamu kenyapa, Bin?" tanya Kaizo dengan mulut tersumpal cilok

"Mau cilok lu"

Tangan Bintang yang bebas, lansung merampas paksa Cilok Kaizo yang mungkin hanya tersisa tiga biji lagi.

Tentu saja sang empu tidak tinggal diam. Makanan adalah suatu benda yang diperjuangkan setengah mati dan harus di pertahankan keberadaannya!

"Bin!!! Kai laper lohh... beli sendiri napa?"

"Gratisan lebih enak. Bagi sini!"

"Gak!"

Kaizo mencoba menjauhkan kresek cilok itu dari tubuhnya. Tapi lagi lagi Bintang tidak mau kalah

"Anjir lu berdua bukan bocah esde woi!"
Ucap Arvan tak habis pikir.

Satria ikut menghela nafas melihat drama cilok pagi ini. Tangan nya tergerak masuk ke loker dan keluar dengan sebuah kresek berisi cilok lima ribu lalu ia sodorkan pada Bintang

Aksi itu cukup menyita perhatian. Buktinya, banyak pasang mata yang menyorot Satria.

"Napa lu pada natap gue horor gitu?" heran Satria lumayan sewot

"Ini... gak lu kasih jampi jampi kan?" tanya Bintang. Tapi gobloknya, ia tetap mengambil kresek berisi cilok itu dan memakannya sebiji.

Satria kembali menghela nafas. Niat baiknya malah dicurigai gini kan gak asik. Hadehh derita jadi Fudan...

STARLIGHT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang