Suara pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Daisy dengan hoodie dan celana jogger milik Kylian yang sangat kebesaran di tubuhnya. Daisy mencium aroma lezat tercium membuat cacing-cacing didalam perutnya berteriak kelaparan. Ia berjalan dengan hati-hati mencari tempat berasalnya aroma itu.
"Um...Kylian." Panggil Daisy memastikan, karena di dapur tidak ada orang hanya kompor yang menyala sedang merebus sesuatu.
Karena tak kunjung dapat jawaban, Daisy memilih untuk mengambil alih masakan karena takut hangus. Ia memperhatikan kedua panci diatas kompor mencoba menerka apa yang dibuat oleh lelaki itu.
Oh, pasta.
Sambil menunggu spaghetti yang direbus, Daisy mengaduk saus nya. Mencicipi sedikit untuk merasakan apa yang kurang. Daisy kerja ditempat makan, tentu saja dia cukup mahir dalam memasak walaupun kedai tempatnya bukan restoran Michelin.
"Wah.." Ucap Daisy setelah mencicipi saus pasta buatan Kylian yang membuatnya takjub.
"Is it good ?"
"Astaga !" Daisy terlonjak kaget mendengar suara dari belakang tubuhnya, membalikkan badan untuk melihat pelaku yang telah mengagetkannya yang tidak lain adalah Kylian.
"Hahaha maaf membuatmu kaget. Aku tadi sedang menerima panggilan telepon." Ujar Kylian dengan tawa renyahnya.
"Benar-benar kau ya ! Pergi dan datang seperti hantu."
Daisy mendorong kecil bahu Kylian sebagai bentuk kekesalannya, walaupun dorongan kecil itu tidak berefek apapun pada Kylian karena tubuh tegapnya.
Menyadari posisi mereka saat ini membuat dua orang tersebut terdiam dengan melempar tatapan yang tersirat.
Ditengah keheningan tersebut, dengan sadar Kylian mendekatkan tubuhnya mempersempit jarak diantara mereka. Tidak terkecuali dengan Daisy yang terbawa suasana. Shit...aroma tubuh Kylian bahkan bisa semabukkan ini. Tidak salah dirinya mengidolakan lelaki yang berada didepannya saat ini.
"Did you use my shampoo ?" Suara rendah Kylian sukses membuat bulu roma Daisy meremang, pasalnya Kylian mulai mendekatkan wajahnya ke arah leher. Lebih tepatnya rambut setengah basah yang terurai di area leher dan bahunya. Aroma citrus dan coconut dari shampoo milik Kylian tercium dari rambut Daisy.
"Yeah, i did. Maaf lancang." Ucap Daisy pelan.
Kylian tersenyum penuh arti dan mendekatkan bibir nya ke telinga Daisy. "Smells so good on you, Daisy."
Dunia Daisy serasa terhenti saat ini, ia masih tidak bisa percaya semua ini nyata, Kylian Mbappe Lottin ada didepannya dengan jarak yang sangat dekat sedang mengendus rambut panjang nya.
"Hei, pasta nya !" Pekik Daisy yang teringat dengan masakan dibelakang mereka.
Sebenarnya itu termasuk cara Daisy untuk mengalihkan perhatian Kylian, jantung nya hari ini sangat bekerja dengan keras.
Pasta disajikan dengan baik di dua piring yang terletak di atas meja bar, Daisy ingat bahwa pasta adalah makanan favorit Kylian saat ditanya di suatu acara.
Pasta lezat tersebut habis dengan sekejap oleh Daisy, namun tidak dengan Kylian yang hanya makan sedikit karena atensi nya sedari tadi terarah pada Daisy. Mengamati Daisy yang yang makan dengan lahap masakannya.
"Aku akan memanggil taxi online. Sambil menunggu taxi tiba, biar aku yang bereskan alat makan nya." Ucap Daisy setelah menghabiskan makanannya.
Namun, pergerakannya terhenti karena tangan Kylian menahannya yang hendak menuju dapur. "Tidak perlu, biar aku saja. Kau tamu disini bukan maid."
"O-okay. Merci."
Daisy memilih untuk merapihkan barang-barangnya dan membungkus pakaian basahanya dengan paper bag yang ia pinjam dari Kylian. Taxi yang ia pesan lewat aplikasi online menujukkan sudah berada didepan mansion.
Kylian menghampiri Daisy setelah mengurus alat makan di dapur, memberikan senyuman hangat kepada gadis brunette itu.
"Aku pamit pulang, terimakasih atas makanan dan pinjaman baju mu. Akan ku kembalikan nanti." Daisy membalas senyuman Kylian dengan tulus.
"Nanti kapan ? Apa kau akan kemari lagi ?" Tanya Kylian
Omongan Kylian membuatnya berpikir sesaat.
"Lewat paket mungkin, agar aku tidak menjadi mangsa paparazi mu."
Kylian menaikkan alisnya tak suka dengan ucapan Daisy. "Aku mau kau yang mengembalikannya secara langsung."
Daisy merengut bingung "Apakah aman? Bagaimana caranya?"
Kylian menyodorkan smartphone nya kedepan Daisy "Tulis kontakmu aku akan kirim kan tiket, lusa aku ada pertandingan di stadion Parc des Princes, aku ingin kau datang dan membawa baju ku itu."
"REALLY?!" Teriak Daisy histeris, bagaimana tidak, ia diberi tiket secara cuma-cuma oleh Kylian.
Kylian terkekeh melihat reaksi Daisy, ya dia sering sekali melihat penggemar yang bertemu dengannya berteriak histeris mengelukan namanya, namun reaksi Daisy membuatnya seribu kali merasa bangga dapat menjadi idola gadis itu.
Kylian menjawab dengan anggukan kepala.
"Thank you so much ! Aku akan datang dengan teman ku. By the way, I'm your fans, Kylian." Ucap Daisy dengan raut bahagia nya.
"Then be my fans forever, Daisy."
"And I'll be your one and only idol forever" Lanjutnya hanya dalam hati.
Daisy merasakan pipi nya panas mendengar tutur lembut Kylian.
Tapi, wait...
"Hei, bagaimana kau tahu nama ku?!" Tanya Daisy baru menyadari nya sejak tadi.
"Cause I knew you." Jawab Kylian yang tidak memuaskan bagi Daisy.
Namun saat ingin bertanya kembali, smartphone nya bergetar ada notifikasi dari taxi online yang sudah tiba didepan.
"Thank you, Kylian. Bye.." Ucap Daisy yang mulai berjalan keluar mansion.
Kylian membalas ucapan Daisy dengan senyum manis nya dan menatap gadis tersebut yang sudah menaiki taxi.
"No bye, cause I'll see you again" Gumam Kylian pelan.
Bersambung....
See you on the next chapter🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Paris in The Rain
FanfictionLagu Paris in The Rain by Lauv sepertinya sangat cocok dengan kisah Daisy dan Kylian. They pull me in the moment You and I alone and People may be watching, I don't mind 'Cause anywhere with you feels right Anywhere with you feels like Paris in the...