Douze

623 42 2
                                    

Suara rumput bergesekan dengan sepatu para pemain Paris Saint Germain yang sedang berlatih memenuhi lapangan. Suara pluit bersinambung, tawaan beberapa pemain juga menujukkan betapa serunya latihan mereka. Daisy menonton keseruan latihan tersebut dengan senyuman terlukis diwajahnya. Selain menatap sang kekasih yang beberapa kali menatap kearahnya dengan kerlingan genit nya, ia juga memerhatikan pemain lainnya yang memang terlihat bertalenta di klub tersebut.

Sebagai klub besar di Paris tentu saja Paris Saint Germain tidak merekrut pemain dengan sembarangan. Terbukti dengan piala-piala kejuaraan yang telah diraihnya.

Waktu menunjukkan 12 siang hari,suara pelatih memberitahukan untuk para pemain masuk kedalam gedung agar beristirahat terlebih dahulu terdengar. Kylian segera berlari menghampiri kekasihnya.

Daisy memberikan botol minum kepada Kylian yang masih mengatur napasnya dan mendongak melihat Kylian yang berdiri didepannya sedang melepas dahaga. Paras tampan kekasihnya membuat Daisy memuji didalam hati.

Cup

Ciuman kecil di pucuk kepala Daisy membuat sang empu memerah.

"Kamu bosan ?" Tanya Kylian menatap Daisy dibawahnya.

Daisy menggelengkan kepalanya dan menjawab "No, aku menikmatinya."

"Ayo kita main !" Seru Kylian.

Tanpa dapat membantah, Daisy mengikuti tarikan Kylian pada sebelah tangannya sampai ke tengah lapangan. Kylian mengambil bola yang berserakan dilapangan, mengoper ke arah Daisy dengan pelan.

Daisy yang hanya tahu cara menendang lewat tontonannya mencoba menendang bola yang dioper tadi ke arah Kylian lagi.

"Tendangan yang bagus." Ujar Kylian dengan senyum kecilnya memandang Daisy.

"Aku tidak bisa bermain bola.." Keluh Daisy takut mempermalukan dirinya.

"Just having fun, sayang. Don't take it seriously."

Kylian mendekati Daisy, menggeser tubuh yang lebih mungil darinya itu ke depan gawang dengan jarak penalti. Setelahnya ia menempatkan dirinya di gawang siap menjadi kiper.

"Tendang kesini, let's go ! " Ujar Kylian dengan penuh semangat untuk menyemangati Daisy.

Daisy yang awalnya ragu mulai mencoba percaya diri, toh dilapangan sudah tidak ada siapapun selain dirinya dan Kylian. Jadi, dia tak perlu menahan malu yang berlebihan bila tendangannya jelek.

Daisy menempatkan posisi yang ia coba tiru dari berbagai tontonan pertandingan bola, menarik napas sebentar, dan mulai menendangnya dengan cukup kuat.

Goallll

"YEY !" Teriakan Daisy yang nyaring itu mungkin dapat terdengar sampai ruang dalam.

Kylian mendengus kecil melihat reaksi Daisy yang sangat senang atas gol pertamanya. "Good job !"

Permainan itu terus berjalan dengan seru namun beberapa kali bola dapat ditangkap oleh Kylian, sampai pada akhirnya Daisy mulai terlihat kelelahan. Ia mengatur napasnya, salahnya sendiri tidak pernah olahraga baru ditantang menendang bola saja sudah kehabisan napas.

Kylian meraih tubuh Daisy mengangkatnya tinggi-tinggi membuat Daisy kelimpungan sendiri karena Kylian benar-benar sangat kuat mengangkat tubuhnya.

"Turunkan aku, Kyky." Pinta Daisy memelas.

Kylian yang tak tega segera menurunkan Daisy, membawanya ke pelukannya dan memutar tubuh keduanya dengan bahagia. "Terimakasih, karena mu aku sangat bahagia."

Daisy mengeratkan pegangannya erat melupakan rasa lelahnya. Ia menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher Kylian. "Terimakasih juga, Kyky."

🗼

Paris in The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang