Lembaran pertama

23 7 5
                                    

Happy Reading

❁❁❁

Gadis berpakaian baju seragam SMA itu berlari tergesa gesa ke arah gerbang sekolah yang mulai tertutup rapat. Lentera memberhentikan dirinya tepat di depan gerbang yang sudah tertutup untuknya

"Pak, saya mohon kasih saya kesempatan buat masuk" Lentera memohon kepada penjaga pintu gerbang atau yang biasa di sebut satpam itu

"Saya tidak bisa membukakan gerbang ketika sudah jam masuk sekolah, maaf" ucap pria yang tengah berhadapan dengan Lentera

"Sekali aja pak, kasih saya kesempatan buat masuk ke sekolah, hari ini saya harus presentasi"

"Maaf saya tidak bisa, kalau sudah mendapatkan izin saya akan membukakan gerbang ini untuk anda"

"Bagaimana saya mau izin kalau saya tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam sekolah" ucap Lentera dengan suara lantang

Merasa jawaban Lentera benar, satpam tersebut meminta waktu kepada Lentera

"Kalau begitu biar saya yang menemui bapak kepala, saya minta waktunya sebentar"

"Mohon cepat ya pak"

Punggung pria tua itu menghilang di kejauhan, Lentera membalikan badannya, melihat jalanan yang ramai yang dipenuhi berbagai macam kendaraan, Lentera menatap ujung sepatunya, ia merasa was-was karena dia sudah benar benar terlambat.

Bagaimana kalau nilai presentasi ku buruk? Ayah bakal marahin aku ga ya? Ayah bakal mukulin aku pakai gesper nya yang besar itu ga ya? Aku takut. Pikiran tersebut sudah mulai muncul dalam pikiran Lentera, ia benar benar takut untuk menemui ayahnya kalau benar nilainya buruk

"Ngapain lo disini? ga masuk? " tanya lelaki di depannya

Masih dengan tatapan menunduk Lentera menyahut "aku ga boleh masuk sama pak satpam karena aku telat, pak satpam izin dulu sama pak kepala sekolah" ucap Lentera dengan jujur

"Udah, mending ayo masuk bareng gue aja. Gue punya kunci nya"

Lentera terkejut, lantas mendongakkan kepalanya

"Lo??! Yang kemarin gue temuin di taman?! "

"E-eh? Kamu? Eh siapa? " Lentera tergugup ketika melihat orang yang masih berdiri di hadapannya, masalahnya ia akan memanggilnya apa? Ia saja tak tahu namanya

Langit yang peka ketika melihat Lentera tergugup seperti itu langsung mengambil tangan Lentera dan menjabat nya

"Gue Rajendra Langit Dirgantara, lo bisa panggil gue langit" Langit memperkenalkan dirinya dengan baik di hadapan Lentera

"Aku Alanna Bintang Lentera, kamu bisa panggil aku Apa aja"

"Oke, urusan itu bisa nanti. Kalau gitu masuk aja sama gue, kelamaan nungguin satpam"

Dengan cepat Langit membuka pagar tersebut dengan lebar lalu menyuruh Lentera naik ke motornya, dan memarkirkan motor kesayangannya di tempat parkir

"Kenapa kamu ajak aku ketempat parkir? Padahal kan aku bisa langsung "

"Lo ga mau temenin gue? "

Lentera memandang Langit dari arah samping "makasi ya langit udah bantu aku"

"Ya"

"Nanti biar gue yang urusin semuanya, lo duduk manis aja di kelas lo"

"Okey, makasi banyak ya langit"

"Gue anter ke kelas lo cepet" tanpa basa basi Langit menarik tangan Lentera dan berlari di dalam koridor sekolah, tidak peduli banyaknya murid dan guru yang terganggu karena tingkah mereka berdua

Dia Lentera [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang