Happy Reading
Lentera yang bingung harus bagaimana dengan seragamnya yang robek akibat pecahan vas kaca yang di lempar ayahnya kemarin, kalaupun ia membeli seragam lagi, uangnya tidak akan cukup dari hasil kerja paruh waktunya. Walau hanya satu seragam tetap saja mahal harganya menurut Lentera
Sekitar 400rb lebih mungkin?
Kemarin saja ia membeli keseluruhan seragamnya sekitar 1jt 5 ratus ribu. seragam olahraga, seragam ekskul, seragam untuk hari senin sampai rabu yang berarti berjumlah 3 buah, dan yang terakhir seragam kamis sampai jumat yang berarti berjumlah 2 buah seragam, belum lagi dasinya dan topi
Sedangkan baju senin dan selasanya masih di di dalam cucian, ia belum sempat mencucinya.
Lentera harus apa lagii ini, dia sudah cukup frustasi saat ini. Sudah menjadi nasibnya ia akan seperti ini, lagipula ia sudah sangat lelah
Anggaplah tidak ada hari esok yang datang. Dan Laksanakan hari ini sesuai keinginan mu sajaa:)
Lentera menatap tulisan yang ia tempel di atas meja belajarnya menggunakan sticky notes berwarna hijau
"Dan aku harap, aku bisa melakukan hal itu. "
Lentera memalingkan wajahnya ke arah meja yang penuh dengan foto masa kecilnya, terlihat seorang gadis kecil yang tengah tersenyum sumringah di dalamnya, menggunakan baju dan bando berwarna pink, rambut panjang berwarna coklat hazel yang cantik, dan memegang permen lolipop di salah satu tangan kecilnya.
Setidaknya senyum di foto itu terlihat sangat tulus dan bahagia tanpa adanya kebohongan di dalamnya.
Lentera tersenyum teduh melihat foto itu, saat itu hari ulang tahunnya. Ulang tahunnya yang pertama tanpa adanya seorang ibu di sisinya
Benar benar rapuh, ia membutuhkan sosok wanita yang menyayangi nya dengan tulus, sosok seorang ibu. Terkadang Lentera suka merasa iri kepada teman temannya
ia juga menginginkan pelukan hangat seorang ibu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Selain masuk Perguruan tinggi, itulah cita cita Lentera yang tidak mungkin bisa ia gapai, mungkin selamanya.
***
"UNDAAA SEPATU AL MANAAA, AL LUPA TAROO" teriak Alankar dari luar teras
"Yaampun Al, bunda ga tau. Emang terakhir kamu taro mana Al? " balas bundanya yang muncul dari balik pintu utama
"Undaaa masa sepatu Al ga ada sihh, di dalam ada ga nda? "
"Kamu nanyaa??? " Liona terkekeh kecil melihat ekspresi anaknya setelah mengatakan ucapannya
"Ah bunda mah ga seru" Alankar meleggang pergi masuk kedalam untuk mencari sepatu
"Ini udah jam 7 loh Al, padahal dari tadi kamu udah bangun, bukannya siap siap sekolah. Bilangnya malah nanti aja, ini udah mepet loh waktu nya. Ini bukan waktunya buat nyari nyari barang Al, sekarang udah waktunya buat berangkat sekolah, harusnya kamu siapin semuanya dari tadi gitu loh. " ekspresi Liona berubah marah ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 7 pas
"Iya, iya bunda, Al minta maaf. " ucap Alankar yang masih sibuk mencari sepatu kesayangannya
"Pakai aja loh yang satu lagi Al. " saran Liona agar Alankar cepat berangkat ke sekolahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Lentera [On Going]
Teen FictionDISINI KALIAN BAKALAN BINGUNG YANG MANA PEMERAN UTAMA LAKI LAKI !-JADII AYOO BACAA SEBELUM TAMAT-! Sebelum dibaca harap di follow dulu.. Jangan lupa vote nyaa yaa (*'︶'*)♡Thanks! Typo bertebaran, bahasa kasar, dll menyebar disini, harap bijak dala...