Zea merenggut kesal melihat Jia dan Paji yang sedang berada di kolam belakang, ia mendengus, andai ada Ajun pasti ia ada teman.
"Ck, seneng banget liat adek kakak main bareng" celetuk nya
"Eh Zea gabung yuk! " ajak Jia
"Ogah, gue mau kerumah Justin aja" Paji mengernyit
"Lo tau rumah nya emang? Sejak kapan lo dekat sama dia? Lo kan nolep" tanya Paji.
"Enak aja, gue gini gini udah lumayan dekat dengan Justin" ucap nya "yaudah kalo gitu gue berangkat dulu" setelahnya Zea keluar rumah menggunakan Hoodie cream dan celana kulot coklat.
...
Justin sedang bersepeda, ia mengernyit saat mendapatkan getaran di handphone nya.
"Apa? Tumben lo nelpon? "
....
"Ya udah lo dimana? "
...
"Tunggu, gue otw"
...
"Iya iya, nyusahin lo, ck! "
Setelah sambungan terputus dengan cepat ia mengayuh sepeda nya menuju komplek yang bersebelahan dengan komplek rumah nya.
"Kek anak pungut lo disitu Ze" Zea berdecak
"Kenapa lo pake sepeda, motor butut lo mana? " tanya Zea kesal.
"Enak aja motor butut motor butut, itu si Wowo bukan motor butut. Gitu gitu kalo di ajak cepet juga bisa"
"Ck, iya iya. Cepet ini gimana naik nya? " tanya nya
"Ninjek di situ tuh" justin menunjuk sepasang besi yang berada di sisi kiri dan kanan ban belakang sepeda nya.
"Gue berdiri? "
"Ya kali lo mau duduk di ban" Zea memutar bola matanya malas, terpaksa ia harus naik bukan.
"Ya udah mang, jalan"
"Lo pikir gue tukang ojek! " Justin mengayuh sepeda nya dengan kesal.
"Hahaha" Zea tertawa
"Eh lo mau kemana ngegoes sore sore, mau kemana? " tanya Zea setelah menghentikan tawa nya.
"Gue ini lagi olahraga Ze"
"Alah, sok sokan lo! " nyinyir Zea.
"Ya kali Ze gue diet tapi gak olahraga yang ada nanti perut gue gak kebentuk sixpack " Zea hanya tersenyum.
"Segitu pengen nya lo glow up Tin? " tanya Zea
"Iya Ze, biar gue gak di rendahin dan kalau semisal gue mau nembak cewek, cewek gak nolak gue" ucap nya penuh keyakinan
"Ya elah, cewek mah kalo udah cinta gak peduli modelan lo kek babi kek, kek monyet kek tetep di Terima kok, asalkan dia suka balik sama lo" ucap Zea bijak.
"Iya Ze, iya" mereka sampai di depan rumah yang sederhana, Zea mengernyit ia fikir Justin termasuk jajaran orang atas.
Tapi ternyata ia hanya orang sederhana? Atau jangan jangan rumah sederhana isi rekening nya gede lagi
"Rumah gue ini, makanya gue gak mau ngajak temen temen gue ke rumah takut di hina ahay" sempat sempat nya ia malah ngelawak pikir Zea.
Rumah nya sederhana tapi modern, walaupun tidak bertingkat tapi tampak luas, Zea jadi bingung kenapa ia bisa sekolah di sekolah elit padahal isinya anak konglomerat semua termasuk Zea dan Ajun.
Soalnya mau di bilang pintar Justin itu gak pintar pintar banget, ya kalo peringkat di di urutan belasan lah.
"Gosah gitu, oh iya orang tua lo ada? " tanya Zea
"Ada, ada ayah bunda, kakek nenek, adek adek gue" ucap nya
"Ya uda ayo masuk"
Masuk lah Zea kerumah bersih nanti rapi milik Justin, ia melihat foto keluarga sebesar televisi di sana ada Justin, 2 adik nya, ayah ibu nya dan kakek nenek nya, ah Zea iri dengan hidup Justin, lalu ia melirik ke atas nakas di mana ada foto Ajun dan Dan Justin saat kelas 10.
"Ini lo?! " Tanya Zea.
Wajar Zea tak mengenal Justin karena dulu saat kelas 10 dan sebelas ia beda kelas dengan Ajun, tapi aneh nya Ajun dan Justin selalu sekelas, itu makanya saat kelas 12 mereka bertiga satu kelas barulah Zea tau bahwa Justin termasuk sahabat Ajun. Ajun dan Justin jarang berkumpul di hari libur, mereka lebih sering berkumpul sehabis sekolah biar sekalian maklum lah Ajun kan mageran.
Kembali menatap foto tersebut Zea tersebut melihat binar bahagia dari Ajun, Ajun memiliki lesung pipi yang tak terlalu dalam namun sangat manis ah pria itu benar-benar tampan, eh ini bukan berarti Zea suka Ajun yaaa~
"Ganteng kan Ajun nya?" tanya Justin, Zea hanya mengangguk.
"Kalo di liat liat, lo sekarang kurusan di banding pas di foto itu" tunjuk nya pada foto tersebut lalu menoleh ke arah Justin.
"Kebetulan gue turun 5 kilo selama kelas 11 hehe" ucap nya
"Bagus Justin! Semangat diet nya! Hahaha"
"Eh, Uwoo kamu udah pulang? " Mereka ah tidak hanya Zea yang terkesiap mendengar ucapan lembut dari wanita paruh baya yang baru keluar dari daerah ruang tengah.
"Uwoo? " tanya nya
"Ck bundaaaaaaa" rengek Justin tak Terima ia di panggil Uwoo saat ada teman nya apalagi ini perempuan.
"Apaansih kamu, oh iya nak nama kamu siapa? Kamu siapa nya Justin? " tanya ibu Justin lembut sebut saja Hana.
"Saya Zea tante, saya temen nya Justin" ucap Zea kikuk.
Hana mencubit pelan lengan anak nya "ada tamu bukan nya di suruh duduk, ayo Zea duduk dulu, tante bikinin minum dulu" Zea mengangguk kaku
"Haha Jadi Uwoo itu siapa? " tanya Zea dengan nada mengejek.
"Ck, itu tuh nama gue waktu kecil, gue dulu suka ngomong sendiri, ngomon nya uwoowoowoo jadi nenek gue manggil gue Uwoo, eh sampe besar masih di panggil itu" ia mendatarkan wajah nya melihat Zea yang tertawa terbahak bahak sambil memukul lengan nya.
"Anjir Ze, sakit woi! " Zea menghapus air mata karena habis tertawa lalu menatap Justin dengan tatapan bersalah.
"Maaf ya...
" iya gakpapa—"
"Uwoo"
"Bangsat! "
...
Teuhaa!
Eneul eottae? Hehe
Have fun semuaaa~

KAMU SEDANG MEMBACA
Weird by. kim junkyu
Teen Fictionmempunyai sahabat yang super duper mageran? namun di balik itu semua ia memiliki hal yang selalu aneh di mata Zea. Juna pratama, adalah sosok sahabat Zea. Mahluk mageran yang sering di pangil 'Ajun' oleh Zea. Walaupun Ajun seorang yang mageran nam...