Salam dari Ye Fan dibalas anggukan oleh ayahnya dan tetua Xin, namun dirinya sempat keheranan, pasalnya ia merasa tidak asing dengan nama tetua Xin.
"Lao Xin? Sepertinya aku pernah mendengar marga dari Lao ini," di dalam benaknya ia mulai bertanya-tanya, Ye Fan sadar dari lamunannya ketika tetua Xin berjalan perlahan mendekati dirinya sambil menyilangkan kedua tangannya di belakang.
"Fan'er darimana kau mendapatkan pedang kayu tersebut? Padahal di sekte ini tidak ada sebuah pedang, entah itu pedang besi maupun pedang kayu," tetua Xin jelas keheranan.
"Hmm … pedang ini? Aku membuatnya sendiri dengan meniru pedang milik teman ayah saat kemari."
Tetua Xin hanya mengangguk diam, dirinya melihat pedang kayu yang dibuat Ye Fan lantaran sangat sederhana. Bahkan hampir terlihat seperti tongkat. Ye Fan sengaja membuat seperti itu supaya tidak terlalu mencurigakan.
"Fan'er kau berlatihlah bersama tetua Xin. Aku akan pergi mencari pengasuh untuk segera dibuatkan teh," setelah selesai berbicara, Ye Shui perlahan berjalan masuk ke kediaman.
Kini di halaman yang luas hanya menyisakan Tetua Xin dan Ye Fan yang hendak mau mengikuti intruksi.
"Kulihat tadi gerakanmu begitu mulus dan sempurna," ucapnya sembari menatap tajam kearah Ye Fan.
Ye Fan yang mengerti akan tatapannya segera menjelaskan darimana dirinya tahu gerakan dasar berpedang. Dirinya sempat melihat dan membaca sebuah buku yang berjudul dasar berpedang di perpustakaan.
Tentunya Ye Fan hanya berbohong tentang itu, tidak mungkin baginya menjelaskan jika dirinya mempunyai keterampilan berpedang saat di kehidupan sebelumnya.
Tetua Xin yang mendengarkan penjelasan dari Ye Fan hanya menganggukkan kepala sambil memegangi janggutnya yang sudah putih.
"Baiklah, kau tunggu sebentar disini."
Tetua Xin pergi secara perlahan membuat Ye Fan sedikit kebingungan. Tak berselang lama dirinya melihat tetua Xin memikul sebuah batang pohon besar berdiameter 1 meter.
Tidak mustahil jika seseorang telah menjadi pendekar maka ia akan mampu memikul
Brukk …
Tanah sedikit bergetar ketika batang pohon tersebut diletakkan secara kasar, di detik berikutnya tetua Xin mulai memotong batang kayu dengan tinggi mencapai 1 meter. Terdapat 5 buah kayu yang sama diletakkan secara bersebelahan namun memiliki jarak yang terbilang dekat.
"Kayu ini akan digunakan untuk sebuah samsak," dirinya juga memberi tahu bahwa kayu tersebut serba guna, baik untuk latihan pedang maupun latihan tangan kosong.
Tetua Xin mulai memperagakan seperti apa latihan yang akan dijalani Ye Fan, dirinya mengambil pedang yang terdapat di pinggangnya.
Ia mulai menebas kayu dengan sebuah pedang yang masih terbungkus sarung. Bunyi suara nyaring segera terdengar saat tetua Xin berulang kali menebas kayu, pada akhirnya tetua Xin menyudahi tebasan ya ketika kayu tersebut jatuh kesamping.
Brukk …
"Metode ini melatih kekuatan kita dalam menebas, tidak mungkin kita akan menggunakan kekuatan yang terbilang lemah ketika berhadapan dengan musuh," tak lupa ia menyarankan terlebih dulu menggunakan pedang kayu yang dipegang oleh Ye Fan.
Ye Fan mengangguk tanda mengerti, dirinya mulai memperagakan apa yang ia tetua Xin lakukan tadi.
Krakk …
Pedang kayu miliknya harus patah menjadi 2 ketika dirinya telah menebas selama beberapa menit, tetua Xin yang melihatnya segera beranjak perlahan kearah batang kayu yang ambruk dan segera membuat pedang kayu baru.
Tak membutuhkan waktu lama tetua Xin berhasil membuat pedang yang baru.
Dapat dilihat hasil buatannya lebih bagus dari buatan Ye Fan dan lebih mirip dengan pedang yang sebenarnya, segera dirinya menyerahkan pedang buatannya ke Ye Fan untuk segera digunakan.
Ye Fan mulai kembali menebas kearah batang kayu dengan segenap kekuatannya saat ini. Dirinya tersenyum pahit ketika kekuatan tebasan yang dirinya punya sangatlah kecil.
"Haiss tubuh mungil ini membuat tenagaku terbatas." Ye Fan mulai mengutuk dirinya sendiri.
Senyum hangat segera tercurahkan dari bibir Ye Shui ketika dirinya berada di teras sedang melihat kegigihan Ye Fan sambil meminum sebuah teh hangat. Ye Shui bangkit dari duduknya ketika tetua Xin menghampirinya.
"Silahkan duduk tetua Xin," dirinya mempersilahkan untuk duduk sambil tersenyum hangat.
Tetua Xin membalas senyuman hangat sambil menangangguk pelan, keduanya mulai saling bercengkrama dan bercanda gurau sambil terus memperhatikan Ye Fan.
Ye Fan terus menebas batang pohon bahkan sudah beberapa kali pedang kayunya patah dan dirinya harus membuat pedang lagi, saat matahari telah sampai di atas kepala dirinya menghentikan latihannya karena ayahnya sedang memangilnya.
"Fan'er sudahi dulu latihanmu, mari makan terlebih dahulu," sambil menunjukkan makanan yang sudah disiapkan di meja yang terdapat di teras.
Ye Fan perlahan mulai melangkahkan kakinya, dirinya juga sudah mulai lapar.
Tak terasa 20 menit telah berlalu makanan yang dihidangkan di meja telah sepenuhnya habis dan tidak ada satupun dari mereka bertiga yang bicara saat mulai makan sampai selesai. Tetua Xin memberi isyarat kepada Ye Fan untuk segera mengikutinya ke halaman semula.
Dirinya mulai memperagakan gerakan yang akan dilakukan oleh Ye Fan nanti ….
"Hujamkan pedangmu kearah batang kayu dengan gerakan menusuk seperti ini … tujuannya sama dengan sebelumnya yaitu untuk melatih kekuatanmu dalam menusuk."
Suara batang kayu yang terjatuh terdengar lagi, yang menandakan kekuatan milik tetua Xin bukan main - main.
"Hmm … latihan ini pernah kujalani di kehidupan sebelumnya." Ye Fan memikirkan sesuatu di benaknya, dalam latihan fisik ada beberapa hal yang berbeda namun ketika latihan dasar pedang semua sama dengan apa yang ia pernah lakukan.
Ye Fan tersadar dari lamunannya ketika tetua Xin memanggil namanya dan menyuruh untuk mulai menghujamkan pedangnya. Dalam sekali coba pedang kayu miliknya lagi - lagi patah, dan mau tidak mau dirinya harus membuat pedangnya lagi.
"Haiss, biarkan aku yang membuat pedang untukmu," tetua Xin menggeleng pelan, tentunya dia akan membuat pedang kayu lebih kokoh daripada sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Naga Surgawi
Fiksi SejarahReinkarnasi? Hidup kembali? sungguh sesuatu yang mustahil. Ye Fan sang Raja Pedang, seorang ahli bela diri telah di fitnah oleh sekelompok pria berjubah hitam, sebelum akhir hanyatnya Ye Fan harus bertahan hidup dari kejaran orang - orang berilmu ti...