# 4 Siapa?

3 0 0
                                    

Hari kian berganti dengan memori yang tentu saja akan abadi. Tanpa sadar kami disini hanya menghitung minggu saja . Hari ini senin seperti biasa Aku pun bergegas ke sekolah. 

Ku rasa sudah menjadi rahasia umum atau mungkin kebiasaan kurang baik jika kebanyakan dari siswa kelas 12 adalah manusia yang sering melanggar termasuk aku. Jangan di tiru ya sungguh ini terjadi begitu saja. Namun alangkah senangnya hari ini aku tidak terlambat.

Upacara selesai kami pun masuk kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar hari ini di awali dengan matematika. Aku ingin protes kepada pihak sekolah bisakah matematika ini dihilangkan saja huh. Sepertinya pelajaran yang satu ini sangat menyebalkan.

Bel pun berbunyi tanda pergantian pelajaran . Kami pun bergegas ke perpustakaan karena jam berikutnya kami di minta untuk mencari bahan tugas yang sudah diberikan oleh guru.

Kami pun bergegas akan mengerjakan tugas yang diberikan. Aku berjalan beriringan dengan Laura. Hingga tiba di perpustakaan aku pun bergegas mengambil tempat yang masih kosong. Suasana perpustakaan lumayan sepi jadi sebelum memulai tugas kami bergegas menemui Bu Izza yang merupakan guru Fisika di sekolah kami. Beliau seringkali membuat mochi aku pun menemui bbeliau untuk membelinya. 

" Assalamualaikum Ibu, permisi saya dan laura mau nanya mochi apakah ada?" ucapku

"Waalaikumsalam, ada nak silahkan" ucap beliau ramah.

Aku pun memnbelinya hingga satu suara terdengar begitu jelas

"Qisya ini Zeyratsyah nungguin kamu" ucapnya lugas.

Aku pun berbalik sembari menatap nya dan menaikkan sebelah alisku. Dia pun menunjuk teman sebelahnya yang terhalang dinding. Ah sudahlah aku tidak ingin memikirkannya sungguh ini menambah beban pikiranku saja.

Aku pun keluar dari ruangan Bu Izza dan bertanya kepada Azmi.

"Ga jelas banget deh" ucapku dan langsung pergi dari hadapannya 

Ternyata kelasnya pun di pinta untuk ke perpustakaan. Benar saja aku melihat Zeyrat di sana tapi mungkin saja temannya usil pikirku. 

Aku pun melanjutkan tugas dengan temanku yang lainnya. 

kring kring kring kring........................

Bel berbunyi tanda pembelajaran selesai kami pun mengumpulkan tugas kepada ketua kelas.

Aku dan Naveesa bergegas kembali ke asrama sedangkan Laura sedang menemui Bu Rahma mengonsultasikan puisi yang telah dibuatnya. 

"Sya.. kamu belum ngelupain Reyhand ya?" ucapnya tiba-tiba.

Aku diam mengalihkan pembicaraan pula aku tidak bisa.

"Tanpa di jawab juga kamu tau sa" ucapku menatap kearahnya.

Naveesa menghela nafas. Ku rasa dia kehilangan cara untuk memintaku segera melupakan seseorang itu. 

"Syaa.. Aku yakin kamu bisa semangat yaa!!" ucapnya. 

" oke, kita ke kelas yuk bentar lagi bel " ucapku. 

"eh syaa barengaann " ucap Yulin yang kala itu bertemu dengan kami di lapangan

"eh sekalian ke poto kopi belakang sekolah bentar mau ga? bentar doang ga lama" ucapku

"oke"ucap mereka berbarengan 

Kami pun bergegas suasana pun mulai terlihat sepi karena bel akan segera berbunyi. Saat di potokopi aku bertemu dengan Kinan yang merupakan partner ku dulu dan Adam yang merupakan temanku pula. Aku pun mengusili adam dengan menyebutkan nama temanku yang sering terlihat akrab dengannya. Walaupun katanya hanya teman tapi kita tidak tau bukan?

Hingga Adam terlihat lelah dengan keusilan ku dan berkata " Sya diem ga? oo atau mau gw balesin kata" nya" ucapnya

Aku pun tertawa dan berkata " Ih coba aja kalo bisa".

" wah nan gmana nan ? anak tim basket kan yak" Aku diam sungguh aku tidak terpikirkan siapa pun karena aku belum pernah berbicara langsung dengan anggota tim basket. 

"Siapa?" ucapku tanpa sadar dengan wajah bingung.

" Aneh deh" ucap Yulin yang kala itu juga mendengar. 

"Ah udah deh nanti juga tau sendiri" sambung kinan Mereka pun keluar dan bergegas menuju kelasnya. Aku bingung siapa yang mereka bicarakan. Reyhand ? tentu saja bukan dia merupakan anggota futsal lalu siapa yang dimaksud? memikirkan itu saja aku pening dibuatnya.

"Sya, memangnya kamu dekat sama anak basket?" ucap Naveesa akhirnya

"ga syaa, Aku belum pernah bicara sama mereka biasanya tentang basket itu Kinan yang ngurus" ucapku

"Aneh banget kan lin tiba-tiba mereka bilang gitu" ucap Naveesa

"Iya ih aku bingung" ucap yulin

"Ah sudahlah jangan di pikirkan mungkin mereka iseng" ucapku

Aku pun keluar dan berpamitan dengan Mba lilis yang merupakan penjaga potokopi. Naveesa tampak memikirkan hal yang sama denganku . Tapi kami memilih untuk diam dan bergegas menuju ke kelas karena bel masuk telah berbunyi.

/yeeey selesai bab ini/ gimnaa teman-teman?mohon sarannya ya jangan lupa komen dan vote ya!/ Aku masih belajar jadi mohon maafjika cerita kurang menarik dan banyak kesalahan/ kedepan akan terus di perbaiki. makasisemuaanyaa/

Langit HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang