Indahnya malam dalam kesunyian yang mendekap jiwa. Seakan tau bahwa hati kian merana diantara untaian kisah yang telah terlewati. Derap kaki melangkah dari timur ke barat di iringi canda tawa dari sgerombolan santri yang lewat menuju tempat pengambilan barang.
" Di panggilkan kepada saudara reyhand kelas 12 , reyhand kelas 12 untuk segera menuju ke pos di tunggu oleh orang tuanya" ucap sumber suara.
Apa ini aku berada di bawah pohon rindang di sebelah asrama sembari menghafal setoran yang akan ku setorkan besok. Detak jantung yang tidak bisa ku bohongi nama tersebut sukses membuat ku bungkam. Nama yang pernah menghiasi hati ku selama beberapa bulan dan berakhir terpaksa melupakannya selama setahun belakangan ini.
Aku tidak bisa membohongi diri sendiri sungguh sangat sulit melupakannya. Tanpa sadar aku memandangi Aiya yang saat itu juga sedang memandang ke arahku. Dia salah satu sahabatku yang mengetahui perihal ini secara detaail. Huft.. Aku beralih memandangi rindangnya pohon yang ada di hadapanku.
Ini melelahkan sungguh. Aku beranjak dan memasuki asrama dengan berpamitan sebentar kepada Aiya. Aiya seakan paham dengan kondisiku pun langsung mengiyakan saja tanpa banyak bertanya. Sekitar 10 menit aku di dalam akhirnya aku keluar. Aiya pun mengatakan
" Syaaaa.. Reyhand lewat sini baru aja" ucapnya
Aku pun menlihat ke arah pos , ah benar saja dia ada di sana dan aku memilih untuk membelakangi tempat itu. Berlebihan pikirku tapi tidak masalah ini demi kesehatan hati ku sendiri daripada berlarut-larut dalam kesedihan.
"Syaa syaa.. " Panggil Aiya
Aku pun menoleh ke arahnya. Dia terlihat menunjukkan sesuatu melalui ekor matanya dan benar saja dari sana aku melihat Reyhand berjalan dengan tas yang di bawanya. Aku pun segera mengalihkan wajahku sebelum dia menyadari aku melihatnya. Aku pun bergegas ke arah Aiya sembari memastikan bahwa Reyhand benar-benar telah menghilang dari hadapan kami.
" Aiy, benar saja bahkan dalam kondisi seperti ini pun aku masih susah untuk melupakannya" Ucapku
"Syaa , yakin deh kamu bakalan lupainn dia secepatnya" ucapnya
Aku pun menarik nafas dalam tanpa ku sadari bahwa air mata ku menyatu dengan rintikan hujan yang mulai turun di tempat ini. Kami pun beralih menuju asrama karena rintikan itu mulai turun menjadi hujan yang lebat.
Hujan datang dengan kenangan dalam kelabu. Sungguh jika saja bisa aku sudah memilih melupakannya dari dulu tapi kenapa susah sekali tuhan?
Kami pun akhirnya membaca almulk bersama sebagaimana rutinitas seperti biasanya.
Aku pun bergegas menuju ranjang. Tentu saja bukan tidur tapi aku menulis serangkaian kejadian yang aku jalani hari ini. Aku sangat mencintai tulisan. Rasanya tulisan bisa menampung segala jenis perasaan yang kurasakan. Tulisan bisa membuat ku mendeskripsikan segala hal yang ku raasa. Tulisan juga menjadi satu alat yang membuatku berinteraksi dengan diri ku sendiri. Jika ditanya secinta itukah aku dengan menulis? Tentu saja bahkan diantara sekian banyak mimpi yang ku punya Aku berharap menjadi penulis yang hebat.Ku harap aku bisa, semoga saja.
God. Allow my dreams please!
/terimakasiih untuk pembca, mohon vote like dan komen ya/ Ini cerita fiksi tanpa ada unsur plagiasi dan menyinggung/
enjooyyyy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Harapan
Fiksi RemajaAda banyak hal yang tidak ku ketahui tentang alur hidup termasuk kisah cintaku yang akhirnya berlabuh pada seseorang yang tidak ku sangka kehadirannya dan perjalanan cinta yang tidak pernah bisa di prediksi bagaimana endingnya - Elqisya Zinnirah Ann...