Part 8 | Disappointed

3.7K 616 68
                                    

Rasanya seperti ingin mati. Jungkook sudah berulang kali memuntahkan isi perutnya di kamar mandi, dan seolah belum terlalu parah, seluruh sendi di tubuhnya juga ikut menjerit sakit.

Ia mulai berpikir-setiap tidak ada Lalisa di dekatnya, ia selalu mengalami hal serupa. Tapi kali ini mengapa sangat parah?

Apa ini hukuman karena setelah bertahun-tahun, setelah bahkan memiliki dua anak, ia tidak pernah berubah?

Apa ini tidak akan berakhir? Apa nanti ia akan benar-benar kehilangan istrinya?

Jungkook meringis merasa perutnya mulai bergolak, ia beringsut cepat dari ranjang, berlari ke kamar mandi untuk kembali memuntahkan isi perut.

Di balik daun pintu yang sedikit terbuka, dua pelayan yang sudah menunggu-nunggu sang Tuan menjauh dari tempat tidur, mulai memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar.

"Kau bagian bed cover dan selimut, aku yang akan mengganti bantal dan memindahkan baju kotor." Freya memberi perintah, Heena mengangguk cepat dan melakukan tugasnya.

Dengan sigap dan cekatan, mereka berdua buru-buru membereskan kamar sementara Jungkook masih mengerang mual di dalam kamar mandi.

Jungkook sudah tidak menahan semua rasa sakit yang ia rasakan, tapi ia memaksa dirinya bangkit dan keluar dari dalam kamar mandi. Ia mendesah lemah, menyugar rambutnya hingga berantakan.

Ia berniat minum dan akan kembali berbaring untuk beristirahat sebelum menemukan isi kamar telah berbeda dan sial-siapa yang berani memindah guling Lalisa bahkan menggantinya?!

Ia melirik tajam ke pintu saat menemukan dua siluet bergetar yang bersembunyi di sana. "Pelayan!!!!!"

Nyonya Jeon yang baru saja tiba di mansion tersebut tercekat dan secepat mungkin menoleh ke lantai dua.

"Riri, ada apa?" tanyanya pada Riri yang saat itu ikut melirik cemas ke lantai dua.

"Itu-mungkin itu Freya dan Heena-saya khawatir mereka melakukan kesalahan dan membuat Tuan Jeon marah."

"Astaga." Nyonya Jeon bergegas menaiki lift untuk naik ke lantai dua. Tatapannya mengedar melihat dua pelayan yang dimaksudkan Riri sebelumnya. Salah satu dari mereka bersimpuh di lantai sementara Jungkook menatap nyalang keduanya dengan marah.

"Ada apa? Ada apa ini, Jungkook?" Freya yang sebelumnya bersimpuh mulai bangkit untuk berlindung di balik punggung Nyonya Jeon.

"Aku mau semuanya kembali ke semula!" seru Jungkook menatap Freya bengis.

"Tapi itu sudah kotor, Tuan. Saya tidak mengganti bantal di kamar ini selama dua hari."

Tatapan Jungkook kian menajam, ada desisan keluar dari dalam mulutnya karena pelayan tersebut berani menentangnya.

Nyonya Jeon sendiri mulai melirik isi kamar, akhirnya paham mengapa putranya tersebut sangat marah.

"Hanya guling Jungkook, lagipula itu untuk kesehatanmu bukan?"

Jungkook mengerang mendengar sahutan ibunya. Mengapa ibunya juga tidak mengerti?!

"Aku mau guling itu, aku mau guling istriku!!" serunya kesal.

"Pakai guling yang baru saja, anggap saja itu guling yang sama, dua hari tidak diganti tentu saja sudah sangat kotor."

"Akhh." Jungkook mengerang kasar, naik ke tempat tidur dan melempar guling baru tersebut ke lantai. Ia berbaring di tempat tidur, memasang wajah benci karena tidak ada yang mengerti bahwa ia hanya ingin aroma Lalisa tetap tinggal di sisinya.

Melihat hal tersebut, Nyonya Jeon menghela napas. "Ambil guling sebelumnya, letakkan kembali di tempat tidur itu," perintahnya pada Freya.

Freya mengangguk, berlari untuk mengambil benda tersebut. Setelah menerima guling tersebut, Nyonya Jeon mendekati Jungkook dan memberikan guling tersebut pada pria tersebut.

MPB|SEASON 3✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang