0.3

34.2K 612 10
                                    

.

.

Aku tidak bisa tidur semalaman, dan itu disebabkan oleh Michael Hart. Aku tidak bisa melupakannya. Aku sendiri juga tidak bisa mengerti, mengapa aku tidak melawan ketika ia menciumku. Aku malah terdiam dan membalas ciumannya. Kalau dia berpikir aku menyukainya, apa yang harus kulakukan?

"Heeeey."

Aku mendongak, mendapati Kylie yang duduk di hadapanku. Melihat kehadirannya, aku langsung teringat akan perkataan Michael kemarin, tentang bibirku yang terasa coklat dan ia menyukainya. Astaga, bahkan memikirkannya saja sudah membuat wajahku kembali hangat.

"Hello.. Kylie." sapaku gugup.

Kylie tersenyum nakal, seolah ia tahu ada sesuatu yang terjadi padaku. "Ayo, ceritakan padaku. Apa yang kalian lakukan berdua di ruangan Mr. Hart kemarin?"

"Dia, um-" oke, haruskah aku menceritakan soal ini pada Kylie? Tapi dia sudah menikah di usianya yang masih bisa dibilang muda sekarang. Seharusnya dia bisa memberitahuku beberapa hal, bukan?

"Dia.. Michael, uh. Dia menyetujui untuk menuruti dan melanjutkan bisnis Mr. Hart."

"Setelah itu? Did he kiss you?"

Tubuhku refleks menegak. Aku menatap Kylie kaku dengan wajah memerah. Sial, kenapa dia bisa menebak begitu?

Melihat ekspresiku, Kylie tersenyum lebar. "Oh. So he kissed you."

"Astaga. Ky, kumohon. Jangan beritahu siapapun. Apalagi Mr. Hart. Lagipula, bukan aku yang memulainya! Dia tiba-tiba saja menciumku tanpa izin sebanyak dua kali. Dan dia bilang bahwa dia menyukai rasa coklat dari lipbalm yang kau berikan. Tidak seharusnya aku merasa seperti ini, dan- ..shoot. Kau benar-benar ceroboh, Lauren. Bodoh." Aku memaki pada diriku sendiri, karena mulutku yang tidak bisa dijaga ini telah membeberkan segalanya pada Kylie.

Lihat, sekarang Kylie sedang tertawa begitu puas.

"Kau kejam, Ky."

Kylie berhenti tertawa, tapi seulas senyum masih terukir di bibirnya. "Laur, kau sudah berumur 24 tahun. Berciuman bukanlah hal buruk di usiamu. Itu wajar, kok. Nah, sekarang, apakah dia dengan semudah itu mau menuruti Mr. Hart? Apakah ada syarat?"

Kenapa wanita ini begitu ahli dalam menebak sesuatu, sih?

"Jadi ada syaratnya. Hm, sudah kuduga. Apa syaratnya?"

Aku menopang daguku, menatap kosong layar komputer. "Dia bilang dia akan mengajariku beberapa hal dan aku harus menerimanya. Aku bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud olehnya.."

"Hm. Kenapa dia begitu misterius, ya? Tapi, Laur. Dia hanya berbeda 2 tahun darimu, kan? Semua hal bisa terjadi. Dan kau sangat beruntung, kau tau itu? Michael bukanlah laki-laki yang mudah tertarik dengan seseorang. Apalagi, dia penerus bisnis Mr. Hart. Dia tampan, keren, kaya, dan sekarang dia tertarik padamu. Yaampun, Laur. Jika kalian menikah, aku akan menjadi orang pertama yang menangis."

Aku mencubit lengan Kylie. Dasar aneh. Kenapa dia bisa berpikir seperti itu? Aku tidak mungkin menikah dengan Michael. Itu terlalu gila.

Aku melihat ke arah jam, dan menyadari bahwa aku sudah terlambat dari jam yang ditentukan. Seharusnya aku datang kesana jam sebelas, dan sekarang sudah jam dua belas kurang 20 menit. Apa dia akan marah jika aku terlambat?

"Um, Ky. Kurasa aku harus pergi sekarang. Aku terlambat," pamitku, bangkit berdiri untuk bersiap-siap.

"Terlambat kemana?"

"Um.. ruangan Mr. Hart. Michael. Dia menyuruhku datang kembali hari ini.."

Mata Kylie berbinar. Ia mengeluarkan lip balm cokelat dari kantongnya, lalu melemparnya padaku. "Untukmu saja. Good luck!"

The Bad Boy's Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang