0.8

17.9K 282 10
                                    

Meeting dengan CEO Rafael Waterfield bisa dibilang berjalan sangat lancar. Aku sendiri agak kaget melihat Michael yang bisa membangun hubungan baik dengan Mr. Waterfield begitu mudahnya. Melihat mereka yang kini tengah bercanda gurau layaknya sahabat beberapa langkah di depanku membuat keraguan dan ketakutanku hilang seketika.

Ketika Michael berjalan ke arahku setelah berpisah dengan Mr. Waterfield, aku memberinya sebuah senyuman lebar. "That was impressive, Michael. Aku kagum atas rasa tanggung jawabmu meskipun kau tidak menginginkannya."

Michael membalas senyumanku. "Dan untuk itu, aku berhak untuk mendapat sebuah reward darimu."

"Um.. what kind of reward?" tanyaku polos dengan kedua alis terangkat.

Michael berhenti tepat di depanku. "A hot, steamy kiss would be enough." ujarnya dengan tatapan yang langsung membuat perutku seolah melilit.

Aku terpaku untuk beberapa detik, lalu berdeham pelan. "Kita di tempat publik, Michael. Let's go. Ada restoran beberapa blok dari sini, we can have our dinner there."

"I'd rather eat you though,"

"Huh?"

Michael tersenyum kembali, lalu menarik tanganku menuju mobilnya yang terparkir beberapa meter dari kantor. "Come with me. Aku tahu suatu tempat yang aku yakin kau akan suka,"

Selama di perjalanan, aku melihat langit yang gelap kini mulai diterangi oleh beberapa bintang yang perlahan muncul satu per satu. Mobil kami berhenti di depan sebuah danau, dimana aku bisa melihat sebuah pemandangan yang benar-benar... entahlah. Rasa-rasanya aku bisa lupa untuk bernafas jika saja Michael tidak memanggilku.

"Laur, let's go to the lake. Aku bisa melihat rasa kagum dari wajahmu, dan aku berani jamin kau akan berterima kasih padaku nantinya. It's even more breathtaking if you see it from there."

"Aku tidak membawa baju ekstra, Michael. Mana mungkin aku membasahi pakaianku sekarang?"

"Kau ingat hoodie yang kupakai tadi pagi? Kau bisa memakainya sebagai baju ganti. Now let's go!" Tanpa aba-aba, Michael menarik tanganku ke arah danau dan begitu aku menyadarinya, air danau telah meraih setinggi dadaku.

"Michael, aku mengenakan celana jeans. It's a bit heavy," ujarku ketika mencoba untuk berjalan.

"Right. I'm sorry. Aku hanya tidak sabar untuk memperlihatkan tempat ini padamu," ucapnya, "it's beautiful, isn't it?"

Aku mengangguk, memandangi langit berbintang diatas kepalaku sebelum kembali menoleh pada Michael. "Terima kasih karena sudah menunjukkannya padaku. Lagipula, darimana kau tau tempat ini?"

"Rafael. Dia menyarankanku untuk membawamu kesini,"

"Oh."

Michael mendekatkan dirinya, lalu memeluk pinggangku di dalam air. "Kiss me."

Dibawah sinar bulan yang remang, wajahku memerah. Perlahan tapi pasti, aku menciumnya pelan, dan sebuah senyuman lebar merekah di bibirnya yang merah. "I want a hot, steamy kiss, Lauren. Not that. Bukankah aku sudah mengajarkanmu caranya?"

Aku menggeleng, mengalihkan pandanganku darinya. "No. I gave you a kiss, Michael. Now let's head back unless you want to get sick."

Aku berjalan menuju daratan dengan berat akibat celana jeansku yang benar-benar basah. Seluruh kemejaku kini basah kuyup, dan begitu aku sampai di pinggir danau, aku baru menyadari bahwa tidak ada tempat untukku mengganti pakaian. Didepanku hanyalah sebuah padang rumput yang begitu luas dengan mobil Michael yang terparkir beberapa meter dariku.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Here, change into this." Michael memberiku hoodie abu-abu miliknya, lalu kembali ke bagasi mobil untuk mengambil pakaiannya. Beberapa detik kemudian, Michael berjalan kembali ke arahku dengan kaus barunya.

The Bad Boy's Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang