22. His Late Wife

347 41 6
                                    

Yuhu~ Jangan anggurin bintangnya 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhu~ Jangan anggurin bintangnya 😉

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mel.."

Karamel sedikit terusik dalam tidurnya akibat rintihan Chenle dan suara parau yang memanggilnya secara berulang.

"Mel.."

Karamel akhirnya terjaga, melirik Chenle yang ternyata masih tidur. Apa dia mengigau?
Kenapa Chenle terus memanggil namanya?

"Mel... Melisa.."

Tunggu. Bukan Karamel yang Chenle panggil. Tapi... Melisa ?

Siapa itu Melisa?

"Chenle." Karamel mengulurkan tangannya, menyentuh dahi Chenle yang panas. Lelaki itu demam dan pasti tidak sadar tengah mengigau.

Karamel menyibakkan selimutnya, dan beranjak duduk.

"Melisa..." Panggil Chenle sekali lagi.

Karamel sedikit tertegun.

'Melisa? Apa itu nama mendiang istrinya?'

Itu hanya dugaan Karamel saja karena selama Karamel bekerja dengan Chenle, tidak sekalipun Chenle dekat dengan wanita lain selain dirinya.

"Melisa..."

"Chenle." Karamel mau tidak mau harus membangunkan Chenle karena dia terus mengigau.

Chenle akhirnya membuka mata, dan merintih ketika pening dikepalanya semakin menjadi.

"Kau demam. Apa kau menyimpan ibuprofen?" Kata Karamel.

"Di laci walk in closet." Gumam Chenle. Lelaki itu beranjak duduk dan menunggu Karamel mengambilkannya obat.

Karamel tidak pernah masuk ke walk in closet Chenle sebelumnya. Meskipun statusnya sudah menjadi nyonya Zhong, tapi Karamel masih belum berani memasuki area pribadi Chenle.

Suddenly We Got Married | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang