44. Zhong Newborn

526 35 10
                                    

"Aku merelakan kakakku bersamamu, aku pikir kau akan benar-benar menjaganya tapi ternyata aku salah."

Mark bersandar pada kursi tunggu. Dia bicara dengan tenang meskipun nada bicaranya sangat menusuk.

"Aku minta maaf, aku ga akan membela diri karena aku tau aku salah." Chenle menunduk dalam. Wajah penyesalannya begitu mendominasi.

Dia juga sudah sadar betapa bodohnya dia yang meninggalkan istrinya seorang diri dalam keadaan hamil tua dan malah memilih menemani wanita lain. Lebih bodohnya lagi kesalahan ini sudah pernah dia lakukan di masa lalu.

Harusnya dia bisa belajar dari kesalahannya dan bukannya malah mengulangi kesalahan yang sama.

"Sudahlah, aku juga ga tau rasanya di posisimu. Lebih baik kau urus kesalahanmu, aku ga mau kakakku sedih."

Karamel sudah dipindah ke ruang rawat inap VVIP, Chenle lah yang memesan ruang terbaik di rumah sakit ini. Gadis itu masih tidur sekarang, Karamel pasti sangat kelelahan.

Seorang perawat datang dengan menggendong seorang bayi. Chenle langsung berdiri untuk melihat bayinya.

"Tuan Zhong??" Tanya perawat itu. Chenle mengangguk.

"Anda bisa membangunkan ibunya untuk memberi asi." Kata perawat itu.

"Ehh.. mm.. apa bisa di beri susu formula dulu? Ibunya masih tidur karena kelelahan."

Perawat itu tersenyum dan mengangguk. Dia menyerahkan bayinya kepada Chenle selagi dia mengambil susu di ruang bayi.

"Wah.. dia mirip Yue." Mark ikut mendekat dan melihat wajah keponakannya.

"Iya. Sangat mirip." Chenle tersenyum, menatap wajah malaikat kecilnya yang sedang tertidur.

Chenle membawa bayinya ke dalam ruangan setelah dia mendapatkan sebotol kecil susu formula. Mark juga berpamitan pulang karena dia mengantuk setelah tidak tidur sampai dini hari.

Chenle akhirnya mulai kualahan ketika putrinya terus menangis dan menolak susu formula. Bayi kecil itu menginginkan ibunya tapi Chenle tidak tega harus membangunkan Karamel.

"Mama masih tidur, kamu minum ini dulu ya sayang." Lelaki itu dengan sangat sabar menimang putrinya.
Sesekali dia menoleh pada Karamel karena takut gadis itu terbangun.

"Sssst... Jangan keras-keras nangisnya nanti mama bangun." Chenle menggoyang-goyangkan tubuhnya agar bayinya tenang tapi usahanya sia-sia.

"Sayang jangan nangis dong, papa jadi bingung ini.."

Tangisan melengking itu membuat Karamel terbangun.  Gadis itu menatap Chenle yang menggendong putrinya lalu wajahnya kembali masam.

"Berikan putriku. " Kata Karamel dengan nada lemah.

Bibir Chenle langsung terkatup. Rautnya berubah sedih mendengar Karamel bicara begitu.

"Putri kita." Sanggah Chenle.

"Enggak, dia putriku, aku ibunya. "

Chenle menghela nafas dan menidurkan bayinya di samping Karamel. Gadis itu masih marah rupanya. Chenle tidak akan memprotes itu karena yang Chenle lakukan memang sudah keterlaluan.

"Mel.. aku minta maaf."

"Pergilah, jaga saja anakmu yang lain." 

"Mel..."

Ucapan Karamel benar-benar menghunusnya, menancap langsung di jantung Chenle yang sedang rapuh. Dia tidak tau harus melakukan apalagi untuk menebus kesalahannya.

"Aku harus apa biar kamu maafin aku?"

Karamel tidak memperdulikannya dan fokus menyusui bayinya. Hatinya seolah sudah menjadi batu yang penuh dengan amarah. Karamel bahkan tidak tau bagaimana cara dia bisa memaafkan Chenle. Hatinya sudah terlalu sakit mengingat kelakuan Chenle.

Suddenly We Got Married | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang