ketiga

6K 325 5
                                    

Makanan Fiola sudah datang 3 menit yang lalu, dia menyeruput minumannya dan menghiraukan Isak tangis wanita yang dia tolong barusan agar dia lega.

"Makanlah ini", Fiola menyodorkan makanannya pada wanita itu, perlahan tangis wanita itu mulai mereda dan memakan makanan yang Fiola berikan itu dengan perlahan.

"Terimakasih, karena sudah menolongku", ucap wanita itu meskipun masih sedikit terisak.

"Ya, sama-sama. Pria seperti itu perlu dihajar karena sudah berani melayangkan tangannya pada wanita", ucap Fiola dengan nada kesal sambil menggigit makanan kentang goreng miliknya.

Wanita itu tersenyum, "Aku tidak berpacaran dengannya sama sekali, dia memaksaku untuk menjadi pacarnya. Lalu di tambah berlebihan seperti itu adaku", ucap wanita itu panjang lebar.

Fiola tidak peduli dengan permasalahan wanita yang duduk didepannya ini, dia hanya ber-oh ria agar tidak memiliki kesan yang jelek tentang dirinya.

"Kalau boleh tau, siapa namamu?", Tanya wanita itu.

"Gue Fiola, gue kuliah di kampus dekat sini", jawab Fiola.

Fiola kembali menyeruput minumannya, "Namaku Novi, aku juga kuliah di kampus dekat sini", seketika Fiola tersedak minumannya sendiri, kaget ternyata yang dia tolong adalah Novi, tokoh utama wanita.

Uhuk uhuk uhuk

Novi panik berusaha menolong Fiola namun tidak ada minuman air putih, "A-apakah kau baik baik saja?", Panik Novi.

Fiola memukul dadanya karena tersedak, namum lama lama akhirnya dia membaik. "What the f*ck! Jadi yang gue tolong ini tokoh utama wanita?!", Batin Fiola.

"Gu-gue baik baik saja", ucap Fiola. Fiola kembali menyeruput minumnya, aslinya dia khawatir. "Harusnya gue nggak mau ketemu sama ini anak", batin Fiola.

"Umm... Boleh minta nomer kontaknya? Biar nambah teman", seketika Fiola terpukau dengan senyum sang tokoh utama. "Emang tokoh utama itu lebih cantik", batin Fiola.

"Oke", Fiola menggambil ponsel yang Novi sodorkan padanya dan memberikan nomer kontaknya.

"Kamu jurusan apa, Fiola?", Tanya Novi.

"Aku jurusan akuntansi"

"Kalau aku jurusan psikolog. Nanti aku akan chat kamu buat ajak kamu makan, nanti aku traktir kamu karena udah nolongin aku", ucap Novi.

Fiola mengangguk saja, toh dia tidak peduli. Fiola melihat jam tangannya. "Nov, gue permisi, ya? Gue ada matkul bentar lagi"

"Maaf gue bohong, gue nggak mau deket sama elu", batin Fiola.

"Aku ikut, aku juga ada keperluan di kampus. Kita bareng ya?", Ucap Novi dengan antusias.

Seketika badan Fiola menjadi kaku seperti batu, niat menghindar malah dia yang lengket.
.
.
.
Dijalan Novi terus berbicara tentang kehidupan keluarganya dan kampus, Fiola hanya mendengarkan saja dan terkadang menanggapi cerita Novi.

"La, boleh nunggu sebentar nggak? Aku mau masuk ke indoapril mau beli roti buat temenku yang nitip, atau kamu ikut aku masuk?", Ucap Novi.

"Gue nunggu aja, gue tunggu diseberang jalan, ya?", Novi menganggukkan kepalanya.

Ting!

Tiba tiba suara notif pesan ponselnya berbunyi, Fiola membuka pesan tersebut yang dikirim oleh papanya.

: papa❤️
Sayang, kamu pulang jam berapa?

: Me
Mungkin jam 3 sore pa


: Papa❤️
Papa ada meeting sebentar, nanti kamu bisa tunggu papa sebentar, tidak?

: Me
Iya pa

Fiola melihat kanan kiri tidak ada kendaraan yang lewat, Fiola segera menyebrangi jalan. Namun secara mendadak, sebuah sepeda motor dengan kecepatan yang tinggi jalan kearah Fiola. Tiba-tiba ada yang marik tangannya dengan cepat sehingga dirinya terhindar dari tabrakan. Mereka berdua terjatuh di dengan Fiola yang ada diatasnya.

"Aduh sakit", gumam Fiola.

Lutut Fiola terluka karena tergores di tanah, namun tubuhnya baik baik saja karena dia menimpa seseorang, tapi dirinya tak sadar. Fiola mendongkrakan wajahnya hingga wajah nya dan pria yang menolongnya bertemu.

Segera Fiola bangkit, "Fiola! Kamu baik-baik saja?!", Panik Novi yang baru saja melihat Fiola terjatuh diatas seorang pria. Novi membantu Fiola berdiri.

Pria itu juga berdiri setelah Fiola menjauh dari tubuhnya, "Jujur dia tampan, tapi entah kenapa aku tidak suka dengannya", Batin Fiola.

"Terimakasih karena sudah nolong saya", ucapan tulus Fiola.

"Lain kali kamu harus hati hati kalau menyebrangi jalan", ucap pria itu. Lalu pria itu pergi tanpa pamit.

"Anak setan! Setidaknya balas ucapan terimakasih gue lah. Berkesan sombong tau nggak?!", Batin Fiola.

"La, ayo masuk kedalam indoapril dulu yuk, kita obatin dulu lukamu. Sampai sobek celanamu", ucap Novi.

Fiola menganggukkan kepalanya, dia berjalan kedalam sambil dibantu oleh Novi.
.
.
.
"Jeff, cari tahu foto wanita yang sudah kukirim, besok pagi kau harus mengirim data pribadi tentang dia", ucap pria itu pada sambungan telpon diponselnya.
.
.
.
Setelah makan malam, Fiola duduk didepan balkon kamarnya  dengan secangkir teh dan alat tulis dimeja. Dia masih memikirkan kejadian tadi di kafe.

"Kok bisa bisanya gue ketemu sama pemeran utama wanita, padahal dinovel nggak ada pertengkaran Novi sama cowok itu", Fiola berbicara dengan dirinya sendiri.

Fiola menyesap teh hangatnya dan Kembali menulis rencana menghindari kematiannya, "Oke, yang pertama gue harus menjauhi si tokoh antagonis. Karena dalang dibalik kematian gue itu gegara dia. Kedua gue harus bersikap baik sama pemeran utama pria dan wanita, minimal gue nggak caper. Dan terakhir gue nggak harus deket sama pemeran utama wanita", ucap panjang lebar Fiola. Dia menulis kembali apa yang dia bicarakan tadi sebagai rencana menghindari kematian.

Fiola menguap tandanya dia mengantuk, padahal dia minum teh hangat. Mungkin tidak berefek. Fiola mengemasi alat tulisnya dan kembali kekamar untuk tidur, besok adalah hari Rabu dan dia punya matkul pagi jam 7.40.
.
.
.
Seorang pria membaca kertas informasi yang barusan dikirim oleh suruhannya kepadanya, informasi pribadi Fiola. Informasi yang sangat detail sekali.

"Fiola Smith, hmm? Kamu begitu menarik perhatianku"

Share LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang