Kelima

5.3K 331 16
                                    

Setelah makan malam bersama orang tua Fiola. Mereka semua berkumpul di ruang keluarga menonton tv bersama. Fiola dengan santai sambil memakan cemilannya dengan tertidur di paha Mila, sedangkan Anton masih berkutik dengan laptopnya. Saat Mila mengganti Chanel tv menampilkan berita tentang dua bersaudara yang tadi dikampusnya, Alex dan David.

"Anton, lihatlah mereka berdua di tv. Mereka sering muncul di tv karena kesuksesan mereka berdua", ucap Mila.

Anton menghentikan kegiatannya dengan laptop lalu melihat tv, "Yah... Itu karena usaha mereka sendiri yang membuat mereka di puncak kesuksesan", ucap Anton.

"Aku tidak pernah mendengar cerita tentang kedua pria bersaudara itu", batin Fiola.

Fiola bangkit dari tidurnya dan menatap ayahnya,"Dad, apakah mereka orang yang paling kaya se-Asia? Bukankah lebih kaya tuan Daniel?", Ucapan Fiola membuat Anton terheran. Daniel Leondra, yang dimaksud Fiola adalah pemeran utama pria.

"Bagaimana kamu tau tentang tuan Daniel, Fiola?", Tanya Anton.

Sempat gugup Fiola, tapi dia berusaha untuk tetap santai. "Di medsos sering muncul dia, teman sekelas ku juga sering membahas mereka", Ucap Fiola dengan tenang.

Anton mengganggukkan kepalanya, "Tuan Daniel, dia kaya karena mewarisi warisan orang tuanya. Sedikit yang Daddy tau kalau David dan Axel menjadi sukses karena usaha mereka, mereka mendirikan perusahaan mereka sendiri hingga menyebar kepelososk dunia tanpa campur tangan orang tuanya, jadi masalah kaya atau tidak Daddy tidak tau", Jelas panjang lebar Anton.

Mila mengelus lembut kepala Fiola, "Besok kamu ada matkul jam berapa, sayang?", Tanya Mila dengan lembut.

"Jam 8 pagi, mom", Jawab Fiola.

"Untunglah masih sempat, maaf mommy baru memberitahumu sekarang. Mommy akan ikut Daddymu pergi bisnis ke Rusia, mungkin kami disana selama 1 bulan. Apakah tidak apa-apa sayang?", Tanya Mila dengan sedikit kekhawatiran, pasalnya sejak dari Fiola kecil dia tidak pernah meninggalkannya selama itu.

Fiola menganggukkan kepalanya, "Iya mom, ngapapa. Ada bi Lastri kok", ucap Fiola sambil menunjukkan senyum hingga deretan giginya terlihat.

"Beneran ngapapa?", Fiola hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, sekarang kamu tidur, ya? Besok kamu harus bangun pagi, sekalian ikut anterin mommy sama Daddy ke bandara", ucap Mila.

"Siap, mom", Fiola bergegas pergi kekamarnya untuk tidur.

"Nggak sabar pengen buat mie sekardus", batin Fiola.
.
.
.
Jam 06.00 pagi Fiola dan kedua orang tuanya sudah sampai di bandara, sebenarnya Fiola sedih jika ditinggal kedua orang tuanya, karena dia baru bisa merasakan kasih sayang lagi dari orang tua setelah kedua orang tuanya yang asli meninggal.

"Apa kalian benar benar akan kembali setelah 1 bulan?", Ucap Fiola sedikit sedih.

Mila memeluk Fiola dengan erat, "Maaf, sayang. Karena disana ada keperluan yang penting. Mommy tidak bisa meninggalkan Daddymu sendirian", ucap Mila.

Anton mengelus lembut kepala Fiola, "Daddy akan berusaha secepatnya kembali, jadi bersabar dulu, ya?", Ucap Anton.

Mila melepaskan pelukannya dan mencium kening Fiola, begitu juga Anton. "Semoga kalian sampai tujuan mom, dad", ucap Fiola sambil memeluk kedua orang tuanya. Tidak lama mereka akhirnya masuk ke bandara, Fiola hanya menatap punggung mereka dan kelamaan semakin menjauh mereka tidak terlihat.
.
.
.
Axel kini berada di perusahaannya dan duduk di kursi kekuasaannya, seorang wanita dengan pakaian super ketat hingga memperlihatkan lekuk badannya masuk kedalam ruangan Axel. Wanita itu adalah seketarisnya, dengan riasan wajah yang berlebihan pakaian yang super ketat dan pendek membuat Axel jijik melihatnya.

"Tuan, ini adalah jadwal kegiatan yang akan anda laksanakan", saat wanita itu memberikan sebuah laporan pada Axel dia membuat tubuhnya sedikit membungkuk sehingga memperlihatkan gundukan kembar didadanya.

Axel tidak peduli, dia tidak nafsu dengan wanita jalang. Yang dia sukai adalah wanita yang dia temui dimasa lalu dan kini datang kembali. "Kau bisa pergi", ucap Axel dengan nada dingin.

Bukannya pergi wanita itu malah mendekatkan dirinya pada Axel, dia berusaha menggoda Axel. Dia memeluk Axel dari belakang dan menempelkan buah dadanya ke kepala belakang Axel. "Apakah anda tidak akan mencicipi saya, tuan? Saya bersedia jika bersama anda", wanita itu mencium leher belakang Axel dan menghirup bau maskulin darinya.

"Jalang sialan!", Gumam Axel.

"Tuan?", Panggil wanita itu dengan nada menggoda.

Axel terlalu bersabar dengan seketarisnya itu. Bukan, sijalang itu. Sudah 2 bulan dia bekerja di perusahaannya tapi dia sudah berani menggodanya. Axel menarik rambut wanita itu,"Akh! Sakit!", Axel membawanya ketengah ruangannya lalu melemparkannya ke lantai dengan kasar.

Axel mendekat pada wanita,"Aku akan memecatmu, bicth", bisik Axel pada wanita itu. Wanita itu kaget lalu berusaha memohon pada Axel.

"Tu-tuan, saya salah! Saya minta maaf tuan! Saya mohon jangan pecat saya!",ucap wanita itu.

"Pengawal!! Masuk!!", Teriak Axel.

Dua pengawal masuk keruangan Axel,"Bawa jalang ini keluar!!", Pengawal membawa paksa wanita itu.

"Tuan! Saya mohon tuan!", Teriak wanita itu.

Axel tidak peduli, dia kembali duduk dan melihat ponselnya, dia membuka email yang berisikan informasi seseorang. "Jadi benar, kau adalah gadis itu", Axel menampilkan senyumannya.

Lalu David datang menatap aneh Axel yang tersenyum sendiri, "Kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh, Axel?", Ucap David sambil menaikkan satu alisnya.

Axel benar benar tidak sadar jika David datang. "Kenapa?", Tanya balik Axel.

"Tch! Kau seperti orang bodoh", ucap David.

"Diamlah kau, David. Aku adalah kakakmu, seharusnya kau lebih sopan kepadaku", ucap Axel.

"Kita hanya selisih 5 menit kau tau", ucap David. Dia mendudukkan dirinya disofa ruangan Axel. Axel menghampirinya.

"David, apa kau ingat gadis yang pernah bermain dengan kita saat kita kecil dulu?", Tanya Fiola.

"Yahh aku ingat, dia gadis kecil yang lucu. Dia akan selalu menangis jika kita tidak bermain ditaman dengannya", David terkekeh mengingat masa lalu indah yang dia kenang.

"Kau benar, kini mungkin dia tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dan akhirnya aku menemukannya"

David seketika kaget dengan ucapan yang Axel lontarkan, dia juga berusaha mencari informasi tentang gadis kecilnya itu. "Siapa dia? Bagaimana kau bisa tau?", Secercah pertanyaan David lontarkan.

Axel menunjukkan data pribadi yang dikirim oleh orang suruhannya kepada David. David membelalakkan matanya, "Tidak mungkin. Jadi dia adalah gadis kecil itu?", Data pribadi yang Axel tunjukkan adalah data pribadi...





























Fiola.

Share LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang