keenam

5.5K 311 4
                                    

Dihari libur ini Fiola sangat gabut sekali. Dia kini tidur terlentang dengan pikiran kosong, baru saja dia makan mie 2 bungkus untuk memenuhi keinginannya karena kemarin dia tidak jadi makan mie 2 bungkus karena langsung tidur.

"Sudah 1 bulan sejak aku datang kemari, aku belum melihat Daniel dan Agnez. Yah...untung saja, tapi aku masih penasaran dengan rahasia Fiola asli", Fiola berbicara sendiri, lalu dia bangun dari tidur terlentangnya.

"Aku harus mencari buku diary Fiola, mungkin jawabannya ada disana", Fiola mulai mencari buku diary pemilik asli disetiap sudut.

Setelah beberapa menit akhirnya Fiola menemukan buku diary pemilik asli yang terletak di laci. Diary itu tersimpan di laci dan ditutupi box yang berisikan barang barang lama pemilik asli. Sebuah foto jatuh saat Fiola membuka buku diary pemilik asli. "Siapa mereka berdua?", Gumam Fiola.

Tiba-tiba kepala Fiola begitu berat dan pusing, sebuah klise ingatan pemilik asli masuk kekepala Fiola dengan cepat membuat kepalanya pusing dan berat sehingga dia terduduk. Ingatan yang sangat mengerikan, Fiola begitu ketakutan hingga mengeluarkan banyak keringat diwajahnya. "Mereka pembunuh?", Gumam Fiola.

Sebuah klise ingatan pemilik masuk ke memori Fiola, rasanya begitu nyata. Hanya sebuah ingatan masa kecil yang mengerikan, Fiola membaca diary pemilik asli. Buku diary itu ditulis sejak Fiola masuk SMP, dan dibuku itu hanya menceritakan keseharian Fiola seperti biasanya.

Suara dering ponsel Fiola terdengar, dia segera bangkit dan mengambil ponsel miliknya. Ternyata telpon dari Novi. "Ada apa, Nov?", Tanya Fiola.

"Apakah kamu bisa ikut aku, la? Ada acara ulang tahun perusahaan papa temanku, tapi aku tidak punya teman untuk diajak kesana. Apakah kamu mau ikut?", Ucap Novi dari seberang telpon.

Fiola berhenti berbicara sejenak memikirkan tawaran dari Novi, "Dari pada gue disini gabut nggak ngapa-ngapain mending ikut aja nggak, yh?", Gumam Fiola. "Umm oke gue ikut. Jam berapa emang?", Tanya Fiola.

"Jam 9 malam, aku kasih alamatnya di chat pesan nanti", secara sepihak Fiola mematikan panggilan telpon dengan Novi.
.
.
.
Hari sudah malam, Fiola turun ke lantai 1 dengan memakai gaun hitam polos selutut. Perpaduan yang sangat cocok untuk Fiola.

Bi Lastri kebetulan ada di dapur, "Bi Lastri, Fiola pamit keluar, ya? Ada perta perusahaan papa temanku, kalo Daddy sama mommy telpon bilang aja Fiola kepesta perusahaan papa temenku",

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bi Lastri kebetulan ada di dapur, "Bi Lastri, Fiola pamit keluar, ya? Ada perta perusahaan papa temanku, kalo Daddy sama mommy telpon bilang aja Fiola kepesta perusahaan papa temenku",

"Iya, non"
.
.
.
Dari tadi Fiola hanya diam sambil makan camilan yang terlihat didepan matanya, Novi juga ada disampingnya dengan membawa piring berisikan kue sambil menatap keramaian di ruangan yang sangat luas ini.

Begitu ramai bisikan orang orang saat pria ber jas coklat datang dengan wajah yang penuh wibawa, dia adalah Daniel. Sang tokoh utama pria. Novi melirik Novi mengamati raut wajahnya, dia hanya menampilkan wajah biasa.

"Gue ingat, nanti kalau nggak salah si agnez datang terus ngegoda Daniel", batin Fiola. Ingatan Fiola akan cerita yang sebenarnya sedikit lupa-lupa ingat, yang dia ingat sekarang hanya sebuah klise ingatan pemilik asli dan itu pun tidak banyak yang di munculkan di ingatan Fiola.

Tak selang lama dua pria bersaudara dengan setelan kemeja hitam datang dengan raut wajah khas mereka, dia adalah Axel dan David. Fiola sedikit kaget dengan keberadaan mereka, "Perasaan mereka berdua nggak ada di cerita, atau gue yang lupa?", Batin Fiola sambil menggigit jari kuku jempolnya.

"Kamu kenapa, la?", Tanya Novi yang sedari tadi melihat raut wajah Fiola yang seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ha? Tidak. Gue nggak papa", jawab Fiola.

"Umm... La, aku ke teman aku dulu, ya? Aku takut nanti kamu bosan, soalnya ada hal yang perlu aku bicarakan"

"Oke, nggak papa. Gue disini ngabisin makan aja, Lo santai aja"

Novi pergi meninggalkan Fiola sendirian, Fiola sih biasa saja. Karena dia ikut perta ini cuman meraup makanan yang terlihat enak didepannya, mulai dari kue, makanan berat, camilan dan minum minum dia jelajahi. Seperti orang kelaparan memang Fiola. Hanya satu yang belum Fiola coba, minuman yang berwarna merah. Fiola mengambil gelas yang sudah berisikan minuman itu dan mencium baunya.

"Anggur? Tapi kok aneh baunya? Coba aja lah", Fiola langsung menengguk minuman itu sampai habis.

"Enak ternyata", Fiola menjadi ketagihan minum anggur. Sudah 4 gelas penuh Fiola minum. Badan Fiola perlahan menjadi hangat, "kok tubuh gue rasanya aneh?", Karena tidak tahan, Fiola segera pergi dari ruangan pesta dan ingin pergi ke toilet.

Melewati koridor, Fiola sudah mencoba mencari toilet namun tidak ketemu. Badannya sudah tidak tahan menahan suhu badan yang mulai semakin panas ditambah kepala juga pusing. Seorang pria salah satu dari tamu undangan pesta melihat Fiola yang sudah terkulai lemas dilantai.

"To-long, dima-na toilet?", Fiola benar benar tidak tahan.

"Apakah kau mabuk?", Tanya pria itu.

"A-ku tidak tahu, tu-buhku tera-sa panas", ucap Fiola.

Pria itu tahu dari gelagat Fiola kalau dia sedang mabuk, seperti kesempatan emas pria itu mulai melakukan hal-hal tak senonoh pada Fiola. Namun, Fiola yang sedikit sadar sedikit memberi perlawanan.

"Sialan! Le-pas!"

"Kau itu mabuk, ayo aku antar kekamarku", rayu pria itu, pria itu terus saja memaksa fiola, bahkan dia berusaha mencium bibir Fiola. Untungnya Fiola memberikan perlawanan terus kepada pria itu, meskipun dia sedikit lemah, pusing dan juga kepanasan.

Lalu tiba-tiba sesosok tangan mencengkram bahu belakang pria itu dan menariknya dari belakang hingga pria itu terjungkal.

"Sialan! Beraninya ka-", pria itu langsung diam saat yang hendak dia maki ternyata adalah orang yang paling berpengaruh untuk perusahaannya.

"Lebih baik ikat dia dan suruh pengawal untuk membawanya, si brengsek itu harus dihukum"
.
.
.
Malam sudah berganti pagi, Fiola bangun karena perutnya terasa begitu sangat berat seperti ada yang melilitnya. Saat matanya terbuka Fiola menatap kanan dan kirinya, dia orang pria yang dia kenal. Axel dan David. Axel dan David sedari tadi sudah bangun dan menatap Fiola saat dia tidur.

Fiola yang kaget hendak bangkit dari tidurnya tapi tidak bisa dan anehnya tangan dan kakinya tidak dapat digerakkan, ternyata keduanya terikat. Fiola tidak bisa bangkit karena lilitan tangan Axel dan David yang melingkar diperutnya.

"Hey Tuan! Apa yang kalian lakukan?! Cepat lepaskan ikatan in- ugh!", Berteriak saat baru bangun sangatlah tidak nyaman karena baru mengumpulkannya nyawa, apalagi kemarin malam dia mabuk tidak tahu kalau yang dia minum adalah minuman beralkohol, membuat kepala Fiola sakit.

Axel mengambilkan minuman disamping dan juga obat pereda mabuk untuk Fiola. Fiola menerima minuman dan obat itu tanpa ragu, "untung saja baju gue masih lengkap", batin fiola sambil minum obat dengan memikirkan kejadian semalam, dia tidak ingat sekalipun. Fiola hanya ingat dengan pria yang memaksa berbuat hal yang tak senonoh kepadanya.

"Kenapa kalian ada disamping saya? Apalagi kalian telanjang dada", ucap Fiola dengan wajah datar. Sebenarnya Fiola sangat terkejut, namun dia berusaha setenang mungkin menelisik keadaan.

"Kami membantumu dari pria gila itu"

Share LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang