Pov. Senja
Setelah kepergian Kurnia, aku pun beristirahat sebentar sembari memejamkan mataku. Capek banget setelah pulang kuliah. Namun tiba tiba ada yang mengetuk pintu kost ku.
Tok tok tok
Aku pun membukakan pintu, betapa terkejutnya aku ternyata itu adalah ibu kost ku.
"Ada apa ya bu" tanyaku pura pura tidak tahu.
"Ada apa apa, bayaran kost nya mana" tanya ibu kost ku
"Tapi ini belum akhir bulan bu, saya juga baru beberapa hari nge kost belum sampai sebulan" kataku.
"Semua penghuni kost disini rata rata bayarnya di awal bulan bukan di akhir" ucap ibu kost ku
"Tapi saya belum punya uang bu" kataku
"Pokoknya saya gak tau menahu kamu punya uang kek atau gak kek, saya hanya butuh uang nya, kalau tidak ada uang mending gak usah nge kost, mau kuliah tapi gak punya modal" ucap Ibu kost.
Sebenarnya aku pengen berkata kasar sama ibu kost itu, tapi aku sadar dia lebih tua dari ku. Akhirnya aku buka dompetku dan kuserahkan uang 500 ribu buat bayar kost bulan ini.
"Nih bu uangnya" kataku
"Heh katanya gak punya uang, nih buktinya apa, kalau begini kan saya gak perlu marah marah, bikin pusing aja" ucapnya berlalu pergi.
Uang pemberian orang tua ku sebesar 500 ribu buat aku bertahan hidup di kota ini sudah habis. Aku tidak tau mau cari uang dimana lagi. Ya Tuhan kalau begini gimana nantinya aku makan. Gumamku. Tiba tiba datang anak kecil sambil membawa gitar di muka kost ku dan bernyanyi.
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang
Dulu ditendang sekarang ku disayang
Dulu dulu dulu ku menderita
Sekarang aku bahagia
"Kak, uangnya kak, dari kemaren belum makan" ucapnya memelas kepadaku.
Iba juga aku melihatnya tapi aku gak punya uang. Akhirnya aku kasih camilan pemberian Kurnia kepada anak kecil pengamen itu.
"Dek, kakak hanya punya camilan ini, diterima ya" ucapku.
"Makasih kak" katanya.
Tiba tiba terbesit di pikiranku untuk menjadi seorang pengamen. Gini gini aku sering nyanyi di kampung setiap aku membantu bapak ngecangkul di sawah. Tapi kalau ketahuan teman kuliah ku gimana, aku pasti malu. Ya udah aku pake masker, topi sama kacamata hitam aja biar mereka tidak kenal ama aku. Semua benda itu aku udah punya, tinggal gitar aja aku tidak punya. Aku bingung, akhirnya kuputuskan buat pergi ke Toko Gitar siapa tau mereka bisa memberikan kreditan buatku.
Aku pun berjalan menuju toko gitar. Ada banyak gitar disini.
"Mau cari gitar yang seperti apa dek" kata penjual gitar.
"Gitar yang paling murah ada gak pak" tanyaku.
"Ini dek harganya 250ribu" kata bapak penjual gitar.
"Gak bisa kurang gak pak" tanyaku.
"Wah gak bisa dek, ini sudah harga pas"
"Kalau bayarnya kredit bisa gak pak" tanyaku.
"Bisa sih kredit tapi bayarnya per minggu 75ribu mau gak jadi sebulan lunas" kata bapak penjual gitar.
"Ya boleh deh pak" kataku girang.
"Tapi fotokopy KTP adek dulu" tanya bapak itu.
"Ini pak KTP saya" ucapku sambil menyerahkan fotocopy KTP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
RandomSenja adalah seorang mahasiswa yang beruntung bisa kuliah berkat beasiswa. Kehidupan Senja yang sederhana membuat dia terlihat berbeda dan istimewa di mata seorang Kurnia. Kurnia merupakan seorang Gay yang mencintai seorang straight bernama Senja. A...