Senja adalah seorang mahasiswa yang beruntung bisa kuliah berkat beasiswa. Kehidupan Senja yang sederhana membuat dia terlihat berbeda dan istimewa di mata seorang Kurnia. Kurnia merupakan seorang Gay yang mencintai seorang straight bernama Senja. A...
Aku pun menoleh kearahnya, ternyata dia adalah Lia teman masa SMA ku dulu.
"Lia" ucapku.
"Kur, kenalin ini teman SMA ku dulu namanya Lia" kataku memperkenalkan Lia pada Kurnia.
"Kurnia"
"Lia"
Kurnia dan Lia pun berjabat tangan. Aku pun mengajak Lia untuk duduk dekat dengan kami.
"Kamu sendirian aja kesini Lia" tanyaku.
"Iya Ja" ucap Lia.
"Kamu disini lagi apa Lia?" tanyaku
"Aku kuliah Ja?" tanya Lia
"Oh ya, bukannya kamu kuliah di Unibraw" tanyaku
"Aku pindah kesini Ja" kata Lia
"Terus kamu kuliah dimana sekarang?" Tanyaku
"Di UGM ja"
"Eh satu kampus dong kita" kataku
"Oh ya, jurusan apa kamu Ja" tanya Lia
"Manajemen" kataku
"Wah sama dong kita Ja" ucap Lia
"He he gak nyangka ya kita bisa satu kampus dan satu prodi" ucapku
"Iya Ja"
"Oh ya Lia, ayok nimbrung makan jagung bakar juga sama kita" ajakku
Lia hanya mengangguk dan memesan jagung bakar.
"Jadi kamu di UGM juga Lia" tanya Kurnia
"He em" jawab Lia singkat
"Wah bagus lah malah nambah teman kan" kata Kurnia
"Iya" ucap Lia
"Oh ya Ja, nomor kamu masih yang dulu kan" tanya Lia
"Masih Lia" ucapku
"Ok, nanti kalau aku butuh bantuanmu, aku telepon kamu ya" ucap Lia
"Ok" ucapku
Kami pun saling menyantap jagung bakar di malam hari terasa sungguh nikmat. Setelah puas, kami pun menikmati komidi putar dan akhirnya kami pun pulang ke rumah. Aku menstarter motor Kurnia dan melajukannya.
"Langsung ke rumahku aja ya Ja" ucap Kurnia
"Terus motor kamu gimana" ucapku
"Aku pinjamin buat kamu, kulihat kamu butuh motor juga" ucap Kurnia
"Beneran Kur" ucap ku memastikan
"Ho oh, tapi ada syaratnya" ucap Kurnia
"Apa tuh syaratnya" tanyaku
"Nanti kamu antar jemput aku ya saat kuliah gimana?" Ucap Kurnia
"Tenang aja nanti uang bensin aku kasih" timpal Kurnia
"Hem, boleh, tanpa kamu kasih uang bensin juga gak papa" ucapku
"Mulai besok ya, kamu jemput aku" ucap Kurnia
"Wokeh" ucapku sambil mengacungkan jempol, dan sampailah di depan rumah Kurnia.
"Besar juga rumahmu Kur" ucapku terperangah melihat rumah Kurnia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
