ᴅ𝟿 | ᴀᴋʜɪʀ ᴅᴀʀɪ sᴇɢᴀʟᴀɴʏᴀ

41 14 69
                                    

▂▃▄▅▆▇█▓▒░ ᴅɪsᴛʀɪᴄᴛ 𝟿 ░▒▓█▇▆▅▄▃▂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▂▃▄▅▆▇█▓▒░ ᴅɪsᴛʀɪᴄᴛ 𝟿 ░▒▓█▇▆▅▄▃▂

Mereka pun berjalan mendekati kubah itu dengan perasaan yang sangat senang. Bahkan Crystal dan Mars berjalan sambil melompat-lompat karena senangnya. Sesampainya di dekat kubah, para penjaga itu mengangkat senjata mereka. Helen langsung turun dari gendongan kakaknya laku mendekati para penjaga itu.

Ia tampak berbicara pada salah satu dari penjaga itu. Tak lama semuanya menurunkan senjata mereka. Satu persatu dari mereka mulai masuk ke dalam kubah. Namun Helen masih berdiri di dekat penjaga itu, menatap mereka dengan mata berair. Sedangkan penjaga itu membuang muka.

"Maaf, aku tidak bisa membiarkan dia masuk." Ujar penjaga itu pada teman-temannya. Yang lainnya tentu saja bingung.

Enzy langsung mendekati adiknya lalu mencoba menariknya masuk. Namun Helen menahan tubuhnya agar tidak di tarik oleh Enzy.

"Len, lo kenapa ga mau masuk?" Tanya Enzy bingung. Begitu juga Aciel, Nicholas, Mars dan Crystal yang menunggu di depan pintu.

Helen menggeleng. Air matanya langsung membasahi pipinya, membuat Enzy semakin bingung. Hatinya tak nyaman saat melihat adiknya yang seperti ini, seolah akan meninggalkan dirinya.

"Len, ayo masuk." Ajak Nicholas. Helen lagi-lagi menggeleng.

"Len lo kenapa sih?" Tanya Mars tak mengerti.

"Kak, aku cuman bisa nganter sampe sini aja.* Ujar Helen yang akhirnya membuka suara setelah dari tadi hanya diam dan menggeleng. Ia melepaskan pegangan tangan Enzy laku beranjak mundur. Enzy ingin mendekat, tetapi penjaga yang tadinya berbicara dengan Helen langsung menahannya.

"Kak, masuk ke sana ya?" Pinta Helen pada Enzy.

"Gak! Gue ga akan masuk ke sana kalau lo ga masuk!" Jawab Enzy, ia masih memberontak dari tahanan penjaga itu.

"Aku ga bisa, kak." Ujar Helen.

"Kenapa?!"

Helen sempat dia beberapa saat, sampai akhir ia menatap tangan kanannya yang di perban. Membuka lilitan perban itu lalu menampakkan apa yang selama ini ia sembunyikan dari mereka.

Mereka semua terkejut, bahkan para penjaga langsung mengangkat senjata mereka. Namun tak lama langsung di turunkan saat salah stau dari mereka memberikan perintah.

Tangan kanan Helen, di sana terdapat sebuah gigitan di sana. Dan juga ada cakaran kecil di dalam gigitan itu. Enzy menatap adiknya tak percaya, beluk lagi saat melihat mata adiknya yang kini mulai memutih, seperti seorang zombie. Namun bedanya Helen tidak seagresig zombie lainnya, ia malah terlihat sangat tenang.

[ɪɪɪ] ᴅɪsᴛʀɪᴄᴛ 𝟿 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang