Padahal hujan belum juga redah, tapi dia sudah menemukan pelanginya. Beberapa saat Meta tertegun. Ada rasa campur aduk di dalamnya, rasa marah, rasa bahagia, rasa rindu beradu jadi satu.
"Hai.." sapanya dengan wajah polos tanpa dosa.
"Ngapain kesini, kenapa susah sekali di hubungi, kamu tau gak bagaimana cemasnya aku minggu-minggu ini, apa gak bisa kasih kabar sebentar saja, apa kamu gak pernah berfikir bagaimana perasaan ku saat kamu gak ada apa..." Belum selesai Meta meluapkan segala emosinya yang meluap, tiba-tiba kata-kata terhenti karena bibir Arie sudah mendarat di bibirnya dan membuat dia tak bisa berkata apa-apa lagi. Dengan lembut kembali Arie melumatnya beberapa kali.
"Jangan marah lagi, Aku rindu setengah mati." Bisiknya mesra di telinga Meta.
Hujan tidak hanya membasahi tubuhnya tetapi juga mata dan bibirnya.
Meta tak bisa berucap apa-apa kata-kata Arie barusan seolah menjadi penawar dari segala penyakit rindu yang membebaninya. Ia memeluk kekasihnya erat-erat seakan enggan untuk melepasnya kembali.
Arie segera mengantarkannya pulang khawatir kalau gadisnya jatuh sakit sebab badannya telah basah kuyup.Beranda teras rumah kos
Kak Nay membawa teh hangat untuk Arie, sedangkan Meta berlalu ke kamar menganti pakaiannya yang basah.
"Lama gak mampir sibuk banget ya bang?!" Kak Nay memulai percakapan.
"Iya Nay, banyak kerjaan."
"Itu kak Meta galau tingkat dewa beberapa waktu yang lalu sebab Abang susah di hubungi."
"Gimana lagi Nay, kerjaannya banyak hampir tidak ada waktu istirahat." Sembari melempar senyum Abang menikmati teh yang di suguhkan kak Nay.
"Lanjut bang Nay mau ke dalam dulu, tuh kak Meta Nya da datang!!" Kak Nay berlalu dari hadapan mereka.
Meta duduk di sebelah Arie dengan perasaan yang masih campur aduk.
"Abang masih hutang penjelasan padaku." Kata Meta tak berani beradu pandang dengan kekasihnya.
"Apalah ini, masih merajuk pula..!!" Arie mendekatkan wajahnya ke hadapan Meta.
"Masih kurang ka..?!, Belum puas, masih mau lagi ka..?!" Arie mulai menggodanya.
"Ish...." Meta berdecak sambil menutup sebagian wajah Arie dengan tangannya.
"Ha...ha...ha...."Arie terkekeh melihat aksi kekasihnya itu.
Wajah Meta tampak merah ia tersipu malu mengingat kejadian itu. Ia masih terlalu amatir akan hal itu bagaimana tidak itu adalah kali pertamanya ia merasakan sentuhan dari lawan jenisnya. Darahnya seolah mendidih dari ujung kaki sampai ubun-ubun.Pelan-pelan Arie mencoba menjelaskan tentang pekerjaannya yang menuntutnya bepergian untuk beberapa waktu dan gak pernah tahu kapan kembalinya sebab dia adalah seorang anggota intelejen, jadi semua yang dia lakukan tidak bisa seenaknya di
ceritakan. Meta mencoba mengerti dan memahami pekerjaan kekasihnya itu. Berlahan emosinya mulai melunak dan senyumnya mengembang kembali di bibirnya."Aku sayang Abang, aku cuma takut kehilanganmu." Meta memeluk tubuh besar kekasihnya.
"Abang juga sayang adik, jangan terlalu over thinking ok, Abang fine aja."
"Sudah malam adek pergilah istirahat besok harus balik office kan?!."Arie mengecup lembut keningnya. Meta mengangguk pelan dan melepaskan pelukannya.
"Abang juga dari sini langsung pulang ya Jangan kemana-mana lagi!!" Seru Meta mengingatkan.
"Heemm, paling nongkrong bentar sama temen-temen."
Bibir Meta mulai manyun kembali tanda dia nggak suka dengan jawaban Arie barusan.
"Terserah."
"Ha...ha...ha..., Marah-marah mulu neng lagi pms ya?!" Goda kekasihnya.
"Auh ah.."
"Orang cuma nakal dikit aja kok gak banyak, biasanya laki-laki tuh." Arie kembali mengajaknya berdebat.
"Dah..da pergi sana..!!" Meta berseru mendorong tubuh kekasihnya.
"Dih ngusir, ngusir ne..!!"
"Apaan sih..!!"
"Beneran ngusir ne..?!"Arie menatap ke arahnya sambil cengar-cengir. Arie kembali lagi memeluk tubuh kecil gadisnya seakan enggan meninggalkannya.
"Dah.. jangan marah lagi, Abang balik ya, esok Abang jemput." Ia kembali mendaratkan bibirnya melumat lembut bibir merah Meta. Sementara Meta hanya terpejam menikmati.Malam ini, menjadi malam yang paling indah untuknya setelah perpisahan beberapa waktu yang lalu, ia baru merasakan kembali bunga-bunga kerinduannya. Memang ya rindu itu tercipta bukan karena adanya jarak dan waktu tapi rindu itu ada karena seseorang telah lebih dahulu mengisi hati kita.
Matanya enggan terpejam, bayang-bayang kekasihnya melintas kembali, Arie selalu pandai mengambil hatinya, dia tidak bisa berlama-lama marah sebab kebucinannya. Seluruh darahnya mendidih jika mengingat-ingat bagaimana Arie menikmati bibir manisnya. Ia tersenyum sendiri sampai timpukan bantal mendarat di wajahnya.
"Cengar-cengir, da kayak orang setengah gila, malam tidur nona masih saja begadang kamu ngerindu apa ngeronda?!"ledek Mai membuyarkan semua memorinya.Sabtu,
Pukul 07.00Arie sudah tiba di depan kos mereka, hari ini dia tidak ingkar janji. Guman Meta yang melirik ke luar cendela kamarnya. Ia telah bersiap sedari pagi. Takut jika kekasihnya terlalu lama menunggu.
"Pagi Abang..!!" Sapa Meta saat menghampirinya.
Mata Arie memperhatikan dengan seksama wajah kekasihnya, ia melihat dari ujung kaki sampai kepala. Meta yang menyadari hal tersebut merasa agak risih.
"Ada yang salah?!" Ia melirik ke arah kekasihnya takut jika ada yang salah pada dirinya.
"Gak ada kok, cantik banget!!!" Puji Arie sambil tersenyum kearahnya.
Pipinya mulai merona mendengar pujian yang barusan terlontar.
"Aduh tambah gede, helm nya gak muat..!!" Kata Arie tiba-tiba, membuat Meta Yang awalnya kesemsem jadi infill seketika. Bahkan dia pun gak bisa memahami karakteristik kekasihnya kadang begitu manis kemudian berbeda 180 derajat seketika.
"Orang gak naik motor pun ngapain pake helm" sangga Meta dengan kesal. Menyadari kekasih nya berubah masam. Arie bergegas membukakan pintu mobilnya sebelum genderang perang benar-benar terjadi.Kadang suka heran aja setiap kali ketemu pasti berantem, ribut mulu tapi kalau gak ada di cariin, di kangenin, ya emang kek gitu akurnya semenit, berantemnya sebulan, baikan sehari, ngambeknya seminggu, semakin jauh semakin rindu...wwwkkkkkkwwww.
Mobil melaju memecah jalanan pagi yang padat merayap, terdengar alunan musik dari mobil, mereka bernyanyi seakan hidup hanya berdua saja, tanpa menghiraukan pengendara kiri kanan mereka. Sesekali mereka tertawa karena salah lirik lagunya. Tak terasa sampai juga di tempat kerja Meta buru-buru, dia turun meninggalkan kekasihnya. Mengecup pipinya kemudian berlalu begitu saja.
"Pagi kak Met, ceria banget pagi ini." Sapa Bayu setelah melewati Meta.
"Pagi juga Bay" timpal Meta sambil tersenyum. Ia berharap semoga harinya cepet berlalu, weekend begini ia ingin habiskan banyak waktunya untuk orang yang dia kasihi. Sebelum kembali menabung rindu.Waktu jam pulang kantor sudah tiba dia melihat kekasihnya sudah setia menunggunya. Ia berlari menuju ke arahnya sambil melambaikan tangan.
"Cepet banget da jemput, lagi free ka?!"
"Cuma setengah hari tadi, ayo buruan." Ucap Arie sambil membukakan pintu mobilnya.
"Yang lain gak ada yang mau bareng ka mana Nay, Ami ma Zoya?!"
"Ini kan weekend mereka pasti pergi makan sama cowok mereka."ujar Meta segera masuk mobil.
"Besok pagi kita jalan ya mumpung libur, gak selalu ada waktu kan?!"
"Abang tuh yang sibuk, aku mana ada kek gitu kaum rebahan." Ucap Meta meledek.
"Ish gak kerja gak makanlah.."
"Payah habiskan uang nanti kalau terlalu banyak kerja ha...ha..ha..."imbuh Meta menimpali. Mereka beradu pandang kemudian tertawa besamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
one-sided love
RomansaMeta adalah gadis muda yang energik pandai bergaul, cerdas dan menarik...suatu hari kehidupannya berubah saat dia bertemu dan jatuh cinta dengan Arie pemuda tampan yang tegas, dingin dan cuek, sayang Arie tidak begitu tertarik dengannya bagaimana us...