Minggu, 08.00
Seisi lemari sudah berpindah ke atas tempat tidur, Meta bingung harus mengenakan apa, dia tidak ingin membuat kekasihnya kecewa.
Klakson mobil di bawah sudah berbunyi, kekasihnya sudah datang menjemputnya. Terburu-buru ia merapikan make up nya kemudian turun. Ia hanya mengenakan outer sederhana, celana jins kaos pendek warna putih.
"Pagi Abang?!"
"Hai, da siap?!,kita jalan sekarang?!"
"Ok."
Kendaraan di picu ke arah Batu Malang. Setelah melewati alun-alun kota batu mereka singgah beberapa saat untuk mengisi perut mereka, sebab tadi belum sempat sarapan. Setelah itu perjalan berlanjut hingga mereka sampai di desa songgokerto kecamatan Batu, kota Baru."Bagus banget!!" Meta mulai kagum dengan apa yang di lihatnya saat ini.
"Sepanjang perjalanan tadi mala tidur, bilangnya takut tebing jurang, heleh." Arie mulai menggerutu.
"Maaf.." ucapnya lirih sambil melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya.
Cuaca hari ini bagus banget cerah dan angin pun mendukung mereka mencoba sport paralayang bersama. Sensasi yang sangat menakjubkan dari atas, membuat mereka serasa terbang, puas bermain mereka melanjutkan perjalananan mereka ke Pujon.Hari ini puas berkeliling kota Batu sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Capek?!" Ujar Arie, sementara Meta menggelengkan kepalanya.
"Selama ada kamu di sampingku, semua capek ku hilang.." beberapa detik kemudian
"Eah...eah...eah..., Lihat itu pipinya kenapa merona. " Ledek Meta mencoba menjahili kekasihnya.
"Apaan gak ada.."timpal Arie membuang muka terus fokus ke jalan lagi.Selasa, 12.30
Meta sedang menunggu Arie menjemputnya makan siang, seperti biasanya.
"Lama ya.. maaf hari ini kerjaan Abang banyak banget.!!"kata Arie setelah menjumpai gadisnya.
"Gak papa santai aja, mau makan dimana kita?!"
"Terserah adek mo makan apa hari ini Abang ikut saja."
"Ya udah kita pergi ke kedai pak min gimana siang-siang gini makan soto ayam kayaknya seger deh."
"Ok kita meluncur sekarang!!"
Tiba-tiba dari luar ada yang mengetuk kaca mobil.
"Kak Meta .." Meta menurunkan kaca mobilnya. Roy sudah berdiri di samping mobil mereka.
"Hai bang.." sapanya setelah melihat Arie duduk di balik kemudi.
"Hai Roy pa kabar?!"
"Baik bang, sorry ne ganggu." Katanya sambil melempar senyum ke arah mereka.
"Ini buat kak Meta." Roy menyodorkan sebuah bungkusan ke hadapan Meta.
"Apa ini Roy??"
"Itu bolu kukus Surabaya kan kak Met suka banget makan itu kemaren aku denger juga katanya kak Meta rindu Surabaya, karena Roy habis pulang aku belikan khusus buat kak Meta."
"Emmm manis banget sih kamu makasih ya Roy, jadi ngeropotin."
"Ih biasa aja kak Met, ya Uda Roy pergi dulu ya mo cari makan siang."
"Gak sekalian bareng kita Roy?!" Celetuk Arie tiba-tiba.
"Gak usah bang makasih kalian berdua aja nanti ganggu lagi." Serunya sambil tersenyum dan berjalan meninggalkan mereka.Sepanjang jalan Arie diam membisu tidak seperti biasanya, Meta yang menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kekasih segera mencoba mencairkan suasana.
"Diam saja ntar kesambet loh, kenapa sih, Abang ada masalah, di kantor banyak kerjaan ka?!"
"Gak gak ada." Jawabnya singkat, sepanjang waktu makan siang berlalu Abang tetap diam entah apa yang ada dalam benaknya."Akhir-akhir ini Abang Arie jarang banget maen ya kak Met." Kak Nay bertanya pada Meta yang asyik menikmati makan malamnya.
"Sibuk dia kak Nay, da biasa juga kan suka di tinggal nya aku pas lagi sayang-sayangnya." Meta menanggapi pertanyaan kak Nay dengan becandaan.
"Cie ibu negara kangen ne kayaknya."
"Iya kak Nay kangen banget...sampai gak bisa tidur ha....ha...."Zoya menimpali pembicaraan mereka.
"Husss pada ribut aja..." Meta meletakkan piring kotornya kemudian berlalu dari hadapan Zoya dan Nay.Sabtu 20.00
Malam Minggu seperti biasanya Meta akan keluar dengan kekasihnya dia sudah lama menunggu di ruang tengah. Tadi pagi Arie bilang mau menjemputnya selepas isya, tapi sampai sekarang belum juga tiba. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
Zoya bersiap akan membuka pintu tapi Meta melarangnya,
"Biar aku aja zo itu pasti Abang." Meta berlari membuka pintu.
"Malam kak Met, cantik banget mo pergi kencan ka?!." Ternyata Rio yang datang.
" Iya Yo nunggu yang jemput ini."
"Kak Nay ada?!"
"Oh ada bentar aku panggilkan ya duduk saja dulu." Meta masuk kedalam memanggil kak Nay yang sedang duduk santai di depan TV.
Suara mobil terparkir di depan.
"Tuh bapak negara da jemput." Kak Nay melirik ke arah Meta yang sibuk membenarkan make up nya.
Mereka kemudian melangkah keluar bersama.
"Ada perlu apa Roy?!" Sapa kak Nay saat menjumpai adek sepupunya itu.
"Ini kak dari ibu suruh nganter tadi." Roy menyerahkan rantang besar ke arah Nay. Dan juga bungkusan satu kantong besar.
"Wiiih makan besar ini makasih ya!!" Ucap kak Nay.
"Aku gak di bagi Nay?!" Arie nyeletuk memperhatikan mereka.
"Abang Uda aku bagi itu kak Meta bawah aja sana." Ucap Nay ngasal melihat ke arah Arie.
"Dih...!!" Meta memonyongkan bibirnya ke kak Nay. Yang langsung di sambut tawa dari teman-temannya.
"Itu ada martabak manis juga kesukaannya kak Meta." Celetuk Roy tiba-tiba membuat mereka semua terdiam.
"Ingat ya martabak manisnya buat aku kak Nay!!" Seru Meta.
"Jadi pergi gak nih." Arie langsung mengandeng tangan Meta. Kemudian berpamitan ke semuanya.
"Nay, Roy ,Zoya pergi dulu ya."
"Ya bang hati-hati, selamat bersenang-senang."Didalam mobil suasana kembali dingin, tidak seperti biasanya Abang lebih banyak diam dan setiap menjawab pertanyaan hanya ya atau ngga saja. Meta jadi ngga enak hati sendiri.
"Abang... Abang ada masalah ka, atau Meta ada salah ka?!"
"Ngga!!" Jawab nya datar
"Abang kalo ada sikap Meta yang Abang tidak suka ngomong lah Meta gak suka Abang diam begini." Meta memandang wajah kekasihnya kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Arie.
"Roy itu Deket banget ya sama kamu?!" Arie mengelus kepala Meta sambil tetap fokus menyetir.
"Ish mana ada, dia kan adek sepupu kak Nay lagian dia kan mahasiswa magang di tempat kita kerja."
"Itu dia tahu banyak tentang mu, makanan kesukaan mu, apa yang kamu pingin."
"Abang mungkin dia dengar waktu aku lagi ngomong pingin apa, dah la bang kita mo pergi kencan kan ngapain sih bahas yang gak penting juga."
"Heeemm" datar Arie mengomentari. Meta tahu saat ini kekasihnya sedang kesal.
"Aku bagi tahu Abang ya, di dunia ini gak ada yang Meta paling sayang cuma Abang satu-satunya." Meta mencoba menenangkan hati kekasihnya.
"Lihat, tatap Meta nih, pernah gak Meta bohong sama Abang?!"
"Ish apaan Abang lagi nyetir ne!!." Ucap Arie ketika Meta mencoba agar dia mau menatapnya.
"Makanya jangan marah lagi, gak ada yang lain pun dalam hidup Meta cuma ada Abang seorang saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
one-sided love
RomanceMeta adalah gadis muda yang energik pandai bergaul, cerdas dan menarik...suatu hari kehidupannya berubah saat dia bertemu dan jatuh cinta dengan Arie pemuda tampan yang tegas, dingin dan cuek, sayang Arie tidak begitu tertarik dengannya bagaimana us...