{27}

102K 9K 359
                                    

"Setelah mendengar definisi jatuh cinta menurut kamu, saya jadi tau bahwa perasaan itu adalah cinta bukan sekedar rasa kagum, bahkan sampai saat ini saya masih mencintainya."

Deg

Rasanya mendengar ucapan Gus Faqih itu membuat jantungnya semakin berdegup kencang, ada rasa sesak di dadanya, apakah harapan dia membuat Gus Faqih jatuh cinta akan musnah? karena suaminya itu masih mencintai cinta pertamanya, tapi karena penasaran dengan sosok wanita yang membuat Gus Faqih jatuh cinta Syifa akan bertanya siapa wanita itu.

"Hmm Gus tau namanya?" tanya Syifa.

Gus Faqih mengangguk lalu tangannya mengelus pelan pipi kanan Syifa menyelipkan anak rambut Syifa ke belakang telinga, ia tersenyum melihat ekspresi istrinya yang seketika cemberut setelah mendengar ceritanya.

"Siapa namanya?" tanya Syifa lagi.

"Syifa Adzkia Husna binti Abdul Karim."

"Hahaha Gusnya bercanda ya?" ucap Syifa yang tak percaya dengan ucapan Gus Faqih ia hanya tertawa hambar, tapi sebenarnya jantung nya sudah bergedup kencang ketika Gus Faqih mengucapkan namanya.

"Emang wajah saya terlihat bercanda?" ucap Gus Faqih, kedua tangannya menangkup wajah Syifa.

"Emm ga sih, keliatan serius malah."

"Terus kenapa ketawa? Ga percaya?"

"Sedikit ga percaya sih, masa aku sih cinta pertama Gusnya? pertama kali ketemu aja Gus cueknya minta ampun, pas udah nikah juga ga ada romantis-romantisnya, gimana Syifa mau percaya kalau aku itu cin_

Cup

Kecupan sekilas di bibir Syifa secara tiba-tiba itu membuatnya terhuyung ke belakang karena terkejut ia menarik baju Gus Faqih dan membuat tubuh Gus Faqih ikut terjatuh dan langsung menindih tubuh Syifa, posisi saat ini membuat Syifa diam membeku tidak mampu bergerak ditambah wajahnya dengan wajah Faqih sangat dekat.

Syifa memejamkan matanya ketika tangan Gus Faqih merapikan rambut-rambut yang menghalangi wajah Syifa, setelah itu Gus Faqih mengecup sekilas hidung istrinya. "Dasar ga peka," ucapnya lalu beralih berbaring di samping Syifa.

Syifa bernafas dengan lega karena suaminya itu tidak berada di atasnya lagi, ia berbaring miring melihat suaminya yang sedang menatap lurus ke atas langit-langit.

"Saya tidak tau caranya mengungkapkan atau mengekspresikan rasa cinta, saya hanya bisa memastikan wanita yang saya cinta aman dan bahagia, saya menceritakan ini juga ke Umma dari Umma saya belajar untuk mengekspresikan rasa cinta saya, mungkin kamu tidak sadar dengan semua perlakuan saya ke kamu."

Syifa tersenyum jadi itu sebabnya akhir-akhir ini suaminya itu mulai perhatian padanya, sering bersikap romantis walaupun masih terlihat kaku, memang benar Syifa baru menyadari itu semua saat Gus Faqih berkata tadi.

"Jadi beneran nih? Syifa itu cinta pertama Gusnya?" tanya Syifa lagi.

Gus Faqih diam ia malah mengganti posisi berbaringnya menjadi membelakangi Syifa. "Ga tau, anggap saja ucapan saya tadi hanya candaan," ucap Gus Faqih kesal mengapa istrinya ini tidak percaya bahwa ucapannya tadi itu serius.

"Ihh kok gitu sih Gus, jangan ngambek dong!" Syifa mendekat ke Gus Faqih lalu menguncang-guncangkan tubuh suaminya namun tetap saja Gus Faqih tidak merespon.

Jari telunjuk Syifa menoel-noel pipi Gus Faqih lalu ia melihat wajah suaminya dengan posisi masih dibelakang Gus Faqih. "Ihh kok malah tidur sih Gus, jangan ngambek dong! jangan diemin Syifa ga enak tau."

Syifa kembali menguncang-guncangkan tubuh Gus Faqih agar suaminya itu meresponnya, tiba-tiba handphone Syifa berbunyi membuat ia menghentikan aksinya. Saat akan menjawab teleponnya ide jahil muncul di otaknya agar Gus Faqih tidak mendiamkannya lagi.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang