Ibu dan Ayah terus berlarian di dalam kamarku seraya memasukan barang-barang aneh pada tasku dan mengabaikan api yang sedari tadi membakar hampir seisi rumah. Tentu saja mereka tidak peduli. Mereka lah yang membakar rumah ini.
Lalu ayah memakaikanku tas dan tersenyum mengerikan. Tangannya yang kotor dan kasar terus-menerus mengusap-usap pipiku, kemudian ia membuka mulutnya.
"Kau yang akan menggatikan kami untuk mewujudkan hal itu kan? Iya kan sayang? Tentu saja kau harus melakukan itu. Bagaimana pun juga, kau kan anak kami."
"Hah!"
Aku terbangun dari mimpiku dan berusaha mengambil napas sebanyak-banyaknya. Sial, mimpi itu lagi. Mimpi dimana aku kehilangan semuanya.
Aku mengusap wajahku gusar. Perlahan beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah. Ini hari pertama aku memasuki sekolah SMA setelah menundanya dua bulan. Karena suatu hal...
Setelah semuanya siap dan hanya tinggal memasang alat bantu dengar, tiba-tiba saja ada tangan yang merangkul pundakku. Aku sedikit tersentak dengan sentuhan yang tiba-tiba, tapi aku tahu siapa pelakunya.
Ryuga.
Orang itu ... Kenapa bisa ada di dunia ini juga?! Terlebih lagi dia yang aku kira sebagai harapan ku untuk hidup kali ini! Sifat menjijikannya tidak berubah! Tapi mau bagaimana lagi? Dia memang satu-satunya harapanku ... dia yang memberikanku tempat tinggal dan uang untuk bertahan hidup.
Setidaknya dia tidak melakukan hal menjijikan seperti di dunia ku dulu ... Tapi tetap saja ini menjijikan, terlebih lagi di sini jarak antara umur kami lumayan jauh ... Dia menjadi seorang perdofil...
Mulut Ryuga mulai mendekati telingaku, aku merinding dengan perlakuannya itu.
"Apa kau senang bisa bersekolah, sayang?" bisiknya.
Sial. Aku ingin sekali menampar pipinya...
"Biasa saja." jawabku ketus.
"Benarkah? Padahal kau sendiri yang memohon-mohon padaku untuk bisa bersekolah~"
"Hentikan. Aku akan terlambat."
Dia memegang tanganku dan mengecupnya. Aku tak bisa berhenti merinding oleh perilakunya. Orang ini ... Sampai kapan aku harus menahan semua ini...?
"Kalau begitu ayo kita berangkat~"
Aku ingin pergi sendiri ... Tapi ia tak akan membiarkan ku pergi ... Sepertinya hidup ku bergenre thriller.
...
Saat sudah sampai di sekolah, Ryuga tetap tak melepaskan genggaman tangannya dan mengabaikan tatapan aneh dari para murid. Padahal dia adalah seorang guru di sekolah ini ... Bahkan seorang Pahlawan Profesional juga...
"Hei, setidaknya berprilaku lah sebagai seorang guru yang beradab." ucapku.
Ryuga hanya tersenyum ramah dan mengabakan perkataanku. Dia benar-benar ... Aku ingin membunuhnya.
Datanglah seorang pria dengan jenggot tipis di dagunya dan rambut panjang yang berantakan. Penampilannya ... Mirip seperti pengangguran yang suka minum miras.
"Oi, Ryuga. Apa ini anak yang ingin kau titipkan di kelas ku?" tanyanya. Suaranya serak dan dalam.
"Benar, dialah (Name). Aku mohon bantuannya, ya."
Mata pria yang bernama Aizawa itu melirik ke bawah, nampaknya dia memperhatikan tangan kami yang saling bergandengan. Sial, ini memalukan. Jangan-jangan ia mengira aku seorang pelacur yang menggoda guru di sini untuk bisa bersekolah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness? [Bnha X M! Reader]
FanfictionAku kira aku mati ternyata terlahir kembali Oh Tuhan! Sudah cukup aku merasakan pahitnya kehidupan ini, mengapa engkau lahirkan aku kembali ke dunia?! Kenapa aku harus merasakan rasa sakit yang sama untuk kedua kalinya? Apa ini? Bahkan setelah aku m...