Penderitaan

515 92 2
                                    

6 tahun sudah berlalu semenjak hilangnya kakak. Selama itu ibu dan ayah benar-benar menyiksaku.

Selama 6 tahun ini aku hanya makan 2 kali sehari dengan lauk yang sama, yaitu sayur mayur mentah. Walau memakan sayuran, tapi jika tak diimbangi dengan gizi lain, apa bedanya? Kini tubuh ku memiliki keterlambatan pertumbuhan ... Sialan. 

Latihan bela diri yang ibu katakan juga sangat brutal. Tiada hari tanpa luka-luka ditubhku. Pelajaran materi home schooling juga sangat berat, aku bahkan sudah belajar pelajaran tingkat SMA sekarang. 

Jika aku melakukan satu kesalahan saja, aku akan dihukum habis-habisan oleh mereka berdua.

Menyakitkan memang, tapi paling tidak aku sekarang bisa membaca gerakan bibir orang-orang. Jadi tanpa alat bantu pun aku bisa mengetahui apa yang orang-orang katakan. Quirk ku juga semakin terkendali dan mereka bisa menjadi alat bantu dengar kedua ku.

Setelah meratapi nasib, aku pun keluar dari bak mandi dan melihat tubuhku di kaca. Menyedihkan. Keadaanku tubuhku benar-benar menyedihkan. Kau bahkan bisa melihat tulang belulangku dengan sangat jelas. Aku seperti tengkorak hidup.

Sebenarnya kenapa aku masih bertahan hidup, ya? Hebat juga.

Aku pikir jika aku menahan semua ini, dewa akan berbaik hati dan aku akan dapat mendapatkan kebahagiaan setelahnya. Naifnya aku.

"Haha..."

•••

Seperti biasa aku sarapan dengan makanan kambing, dan ... 5 detik dari sekarang ayah akan ...

TAK!

Ayah menampar pipiku dengan korannya. Sudah menjadi tradisi saat sarapan bagiku untuk mendapat tamparan darinya. Entah apa tujuan dari hal itu. Apa wajah ku sejelek itu? Sayangnya, aku dapat wajah ini darimu juga.

Tiba-tiba saja ibu datang menghampiri ayah dengan ekspresi yang ketakutan. Lalu mereka berdua saling adu argumen, melihat dari gerakan bibir mereka aku dapat menyimpulkan satu hal.

Polisi dan beberapa pahlawan akan datang untuk menggeledah rumah ini. Sepertinya para polisi sudah tahu tentang penelitian ilegal yang dilakukan mereka berdua.

...

Sunyi. Semuanya sangat tenang. Tidak ada suara yang mengganggu.

Walau jalanan sangat ramai dengan orang yang berlalu-lalang juga hujan yang tak hentinya berjatuhan, tapi semuanya nampak sunyi. kebisingingan yang ditimbulkan oleh kota besar ini tak dapat menyentuhku. Lalu, selanjutnya apa?

Aku terus berjalan berbaur dengan keramaian, mengabaikan tatapan aneh dan kasihan yang dilayangkan kepadaku. 

Aku lapar. Aku lelah. Aku mengantuk...

Namun, harapan untuk bertahan hidup itu datang kembali ... Telapak tangan yang hangat menyentuh pundakku dengan lembut. Dalam hujan yang lebat, dan angin dingin yang berhembus, tangan itu sangat hangat dan dapat menyalurkan kehangtannya pada tubuhku.

Orang itu memakaikan jas nya padaku dan menggendongku dengan perlahan dan hati-hati, aku bisa merasakan kepedulian dari tangannya. Ia kemudian berjalan membawaku menelusuri gang yang sempit dan gelap.

Tapi, entah mengapa aku tak merasa takut. Aku malah merasa nyaman dan aman. 

Siapa ... Orang asing ini?



Happiness? [Bnha X M! Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang