beban

47 2 0
                                    

Riiiiiiing!!!!!!

suara bel sekolah berbunyi sangat kencang yang menandakan jam pelajaran telah dimulai, para siswa siswi serentak memasuki kelasnya masing-masing, tak ada satu pun yang menunda-nunda keinginan mereka untuk menjadi yang paing disipin, semua siswa seperti tersistem layaknya robot yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti algoritma yang sudah tertanam dibenak mereka ketika pertama kali memasuki gerbang sekolah ini

"uhmmm, membosankan seperti biasanya" ucap seorang siswi yang bernama Erika, salah satu anggota 3 dewi ilusi ini adalah seorang seniman berbakat yang menguasai berberapa alat musik, banyak piagam penghargaan yang dia dapatkan melalui kelihaiannya memainkan alat musik, namun dia paling menyukai bermain piano, bahkan sejak umur 8 tahun dia sudah mahir bermain piano, tak hanya itu, karena ini adalah sekolah elit yang mengutamakan IQ dari pada hanya ke estetikan dari sebuah seni, Erika juga memiliki pemahaman yang luas terkait ilmu pengetahuan alam khususnya biologi, menguasai bererapa bahasa asing, serta memiliki kemampuan kemampuan unik lain nya, sebuah kemampuan yang berada di level berbeda dengan orang pada umumnya.

"lalu,.,.,.? jangan bilang kau akan berhenti sekolah hanya untuk mengatasi rasa bosanmu" kata seorang temannya yang duduk di bangku sebelahnya, mendengar hal itu Erika langsung bertanya balik

"rasa bosan itu manusiawi, melihat wajahmu yang sangat membosankan itu membuatku takut, hey kapten Rina, apakah kau akan menghancurkan sekolah ini jika kau merasa bosan?"

"hahaha,,, bisa jadi, memanfaatkan kelebihan yang ada untuk menghancurkan bumi beserta isi nya untuk bersenang-senang itu juga manusiawi, lalu apa yang kau takutkan? pada akhirnya kita semua akan mati" balas Rina dengan sangat tegas dan sangat to the point, mendengar perkataan itu, Erika pun memalingkan wajahnya kearah jendela dan berkata

"setidaknya, beri aku alasan yang tepat dan memuaskan untuk menjadi jahat, jangan malah mendukung rasa bosanku, huft" 

beberapa saat kemudia Rina memalingkan wajahnya kearah jendela dan setelah itu dia berkata 

"olahraga dipagi hari terlihat menyenangkan, aku suka melihat senyuman anak kelas satu itu" katanya sembari tersenyum setelah melihat salah satu anak yang tertawa lepas dilapangan olahraga,
Ikoma Rina selalu terlihat serius dengan tatapan tajamnya membuat orang-orang disekitarnya merasa gugup, namun meski menjadi kapten di kelompok 3 dewi ilusi sekaligus ketua Osis, dia tidak terlalu sering terlibat dengan kegiatan kesiswaan karena dia menjalani urusan yang lebih penting diluar sekolah bersama dua kompatriotnya, namun di sisi lain dia tetaplah orang yang paling peduli dengan sekolah dan seluruh penghuninya, karena dia adalah kapten, maka tidak ada keraguan dalam bidang akademiknya, pemahaman yang luas tentang ilmu fisika quantum hingga mampu menguasai telekinesis dan mind reading, hingga saat ini, dia adalah pemegang rekor tertinggi se nasional perihal pengetahuan akan partikel Tuhan, anti materi hingga pemecahan inti atom yang menghasilkan reaksi nuklir.

dua jam berlalu, waktu jam pelajaran berganti, membuat guru mau tidak mau harus segera pergi meninggalkan kelas, ketika dia baru beranjak dari tempat duduknya, seseorang tiba-tiba membuka pintu dari luar 

"maaf mengganggu" kata orang tersebut "saya adalah detektif dari anggota kepolisian Tokyo" lanjutnya sambil memperlihatkan lencana detektifnya, tentu kedatangannya sangat mengagetkan para siswa di kelas dan membuat mereka bertanya-tanya, 

"ada apa ini?"

"kenapa ada polisi disini?" 

"apakah ada yg terlibat kasus kriminal?"

begitulah gumam para siswa yang penasaran arti dari kedatangan seorang detektif ke sekolah mereka, namun meski begitu, sang guru sama sekali tidak kaget dengan kedatangan detektif tersebut, karena dia tahu maksud kedatangan orang itu.

Absolute Black: Perfect SeifukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang