penglihatan

21 0 0
                                    

gerimis manja menghiasi dataran dibelahan bumi yang menjadikannya terlihat seperti sedang bersedih, sebagai mana para laki-laki yang tertolak cintanya, bukan karena sombong namun, beberapa beranggapan bahwa itu sangatlah mengganggu, sementara beberapa yang lain tidak bisa melakukannya karena terpaksa. sebagai murid jenius dari SMA Fureiya, nyatanya memang tidak ada yang nembak ketiganya, Rina, Erika dan Minami tidak pernah mendapat surat cinta atau surat penggemar layaknya publik figur yang memiliki instagram bercentang biru, namun bukan berarti tidak ada yang menyukai mereka, malah sebagian besar banyak siswa-siswa yang memendam perasaan kepada mereka.

sementara itu diruang khusus para member tiga dewi ilusi berkumpul, ruangan khusus yang benar-benar hanya bisa dimasuki oleh ketiga anggota pilihan itu, bahkan kepala sekolah pun tidak bisa memasukinya 

"oy Minami, kenapa nilai ujian matematikamu tidak mendapat peringat satu?" tanya Ikoma Rina selaku kapten anggota, sementara itu Minami hanya menggeletakkan kepalanya diatas bangku seperti orang mengantuk dan tanpa merespon apapun.

"katakan padaku, apa terjadi sesuatu yang membuatmu menurun? lihatlah nilaimu!" tanya Ikoma Rina lagi sambil melambaikan kertas hasil ujian Minami diatasnya, mendengar hal itu, Minami mulai mengangkat kepalanya dan melihat kertas hasil ujiannya

"bukankah peringkat dua itu masih bagus?, lagi pula aku agak sedikit lelah beberapa hari ini" gumam Minami yang membuat Rina semakin jengkel dengan sikapnya yang seperti menyepelekan hal itu.

"hey,.,. jadi kau sudah bertemu anak dari kepala polisi Tokyo itu ya?" tanya Erika sambil duduk di meja Minami

"iya." jawab Minami singkat yang membuat kedua rekannya itu penasaran

"lalu, apa yang kau temukan darinya?" tanya Erika, mendengar hal itu Minami agak sedikit terkejut karena mengingat sesuatu

"setelah aku berjabat tangan dengannya, aku melihat ingatannya yang tiba-tiba menjadi sangat aneh." ujar Minami

"memangnya apa yang kau lihat?" tanya Rina sambil menatap tajam ke mata Minami

"enggak enggak, ku rasa ini terlalu tidak logis, sepertinya itu efek dari kepalaku yang sering sakit akhir-akhir ini, jadinya apa yang aku lihat itu agak ngawur hehehe." ucap Minami sambil tertawa kecil yang membuat Rina dan Erika merasa bahwa ada yang disembunyikan olehnya.

"ohhh, tapi setidaknya jangan sampai itu mempengaruhi nilai ujianmu lho..kau harus bisa mengontrolnya sendiri, kalau seperti ini terus, kau bisa dikeluarkan dari anggota ini lho." ucap Rina sambil menunjukkan kembali kertas ujiannya yang membuat Minami menggembungkan pipinya sebelum akhirnya ia kembali menggeletakkan kepalanya ke meja seolah tidak peduli dengan kertas ujian itu.

"oy,.,. Minami,.,. oooyyyyy." teriak Rina sembari mencubit-cubit pipi Minami yang sama sekali tidak bergumam sedikitpun.

"ehhh serius nih? dia tertidur lho.?" ucap Rina yang terkejut tidak merasakan aura Minami yang artinya ia telah tertidur dalam sekejap

"oy kapten, biarkan saja dia tidur, lagi pula dia terlihat sangat kelelahan, dia terjun langsung ke TKP lho." ujar Erika yang mencoba menegur kaptennya sendiri

"hehehe, aku tahu, sepertinya aku akan bicara kepada polisi itu agar tidak terlalu menekannya." ucap Rina. 

setelah itu mereka berdua keluar dari ruangan setelah memakaikan selimut kepada Minami yang tertidur pulas. sembari berjalan menuju ruangan kepala sekolah, mereka berdua mmembicarakan sesuatu yang baru saja dikatakan oleh Minami

"jadi,. bagaimana menurutmu Erika?" tanya Rina

"itu ya,.,.,.mmmmm" gumam Erika yang kemudian menatap ke arah Rina "ntahlah, aku tidak yakin." tambahnya

Absolute Black: Perfect SeifukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang