Prolog

8.1K 1.2K 180
                                    

Selamat datang di cerita baru firza532

Helaan nafas berat keluar dari mulut seorang gadis cantik berambut perak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaan nafas berat keluar dari mulut seorang gadis cantik berambut perak. Tatapannya tampak sangat bosan dan lelah. Jemarinya memainkan kipas di tangannya. Seakan tidak sabar menunggu moment penting dalam hidupnya.

Ophelia, itulah nama gadis yang tengah menunggu dengan bosan tersebut.

Derap langkah kaki seseorang mengalihkan tatapannya. Jantungnya berdegup kencang melihat seorang pria tampan mendekatinya. Penantian panjang Ophelia akhirnya usai.

Ophelia berdiri. Menyambut kedatangan lelaki tersebut. Count Noel sekaligus suaminya.

"Akhirnya kau datang Noel. Aku sudah menunggumu sejak tadi." Sambut Ophelia penuh senyuman.

Wajah Noel tidak lah berubah meski mendapatkan sambutan hangat dari Ophelia. Tetap dingin dan kaku seperti sebelumnya.

"Ini pertama kalinya kau mengajakku kencan di restoran setelah menikah. Aku sangat senang." Ungkap Ophelia gembira sedangkan Noel mendecih pelan.

"Aku tidak ingin berbasa-basi lagi dengan wanita memuakkan sepertimu."

Ophelia membeku di tempat.

"Apa maksudmu?"

Noel menyodorkan surat cerai ke Ophelia. "Cepat tandatangani ini!"

Gadis itu menelan saliva kasar. "Kenapa begitu tiba-tiba?" Tanyanya tercekat.

Noel tak menjawab. Melainkan seorang gadis yang tiba-tiba masuk lah yang menjawab pertanyaan Ophelia. "Tandatangani saja. Jangan menjadi penganggu lagi dalam hubungan kami." Tuturnya menusuk sembari memeluk lengan Noel dan Noel membalas pelukan kekasih simpanannya.

Mata Ophelia berkaca-kaca melihat pemandangan manis di depannya.

"Cepat tandatangani atau aku akan membencimu seumur hidup!" Ancam Noel.

Ophelia menunduk lemah. "Baiklah. Aku akan menandatanganinya asalkan jangan membenciku. Aku tidak sanggup jika harus dibenci oleh Noel."

Noel memutar bola mata jijik.

"Tandatangani saja!" Tandas kekasih Noel. Rania.

Dengan tangan bergetar, Ophelia pun menandatangani surat cerai tersebut.

Noel dan Rania tersenyum puas.

"Mulai hari ini kita sah bercerai. Jangan kembali lagi ke kediamanku karena mulai sekarang, itu tempat tinggalku dan Rania." Tuturnya kejam. Tak bersimpati sedikit pun pada Ophelia.

"Kau dengar, Ophelia? Jangan kembali ke kediaman kami!" Tekan Rania menegaskan.

Ophelia mengangguk lemah sedangkan kedua orang itu tersenyum puas dan melenggang pergi meninggalkan Ophelia begitu saja.

Tatapan Ophelia mengiringi kepergian kedua orang tersebut. Senyuman perlahan surut di bibirnya kala melihat siluet tubuh mereka kian menghilang.

"Cih! Akhirnya drama menyebalkan berakhir juga!" Sinisnya.

Ophelia meneguk tehnya kasar. Masih jengkel memikirkan tingkah Noel dan Rania padanya.

Mereka selalu bermesraan di depannya dan menghinanya secara terang-terangan. Patut diacungi jempol kesabaran Ophelia selama beberapa hari ini karena mampu bertahan dari drama perselingkuhan memuakkan.

"Memasuki novel dan menjadi karakter figuran saja sudah memuakkan bagiku. Ditambah lagi melihat tingkah brengsek mereka." Umpatnya.

Ophelia yang sekarang memang bukan Ophelia asli. Jiwa dalam tubuh Ophelia telah berubah. Berganti dengan jiwa Millie, seorang penipu kelas kakap dari zaman modern.

Millie tidak tahu kenapa jiwanya bisa masuk ke dalam novel. Seingatnya, ia baik-baik saja sebelum terbangun di tubuh Ophelia.

"Sebenarnya kenapa aku bisa terlempar ke sini? Apa yang terjadi padaku? Apa mungkin aku dibunuh saat tidur?" Desahnya pelan.

"Sial! Sial! Uang yang ku kumpulkan selama ini sirna begitu saja. Masuk ke dunia asing. Diselingkuhi. Dicampakkan. Menjadi janda di usia 17 tahun. Tidak punya keluarga dan rumah. Menjadi gelandangan di kekaisaran walaupun berstatus bangsawan."

Ophelia mengusap sudut matanya dramatis. "Air mataku bahkan tidak bisa menetes lagi saking terkejutnya dengan nasib burukku."

Gadis cantik itu bangkit. Meninggalkan restoran dengan lesu seraya memikirkan cara terbaik untuk mendapatkan kejayaan lagi.

Namun, tidak ada cara terbaik yang dapat dipikirkannya selain menipu. Padahal ia sudah memutuskan untuk berhenti menipu dan menjadi manusia yang baik. Akan tetapi, keadaan seolah tidak mengizinkannya menjadi orang baik.

Langkah Ophelia terhenti begitu saja kala melihat sesosok pria berambut pirang. Pria itu menjadi objek bisikan-bisikan. Bukan bisikan pujian tapi bisikan hinaan.

Pria tersebut meringkuk ketakutan dan menutup telinganya rapat-rapat sedangkan Ophelia terus mengamati seraya berpikir keras. Ia merasa familiar dengan nama pria yang tengah dicemooh.

'Ah! Aku ingat! Dia protagonis pria. Erlan, kaisar masa depan!' jerit batin Ophelia kegirangan.

Dalam sekejap, otak jenius Ophelia langsung beraksi. Ia tersenyum lebar ketika menemukan solusi dari semua permasalahan yang menimpanya sekarang ini.

Ophelia berlari mendekati Erlan dan memeluk tubuh kecil Erlan erat. "Jangan takut, yang mulia pangeran. Saya akan melindungi Anda." Bisiknya di telinga Erlan. Begitu lembut dan hangat. Mampu menghangatkan hati Erlan sekaligus menenangkan Erlan.

Pria berusia 14 tahun itu mendongak. Menatap Ophelia dengan mata biru jernihnya.

Ophelia melepaskan pelukannya, memasang senyuman terbaiknya seraya berdiri, dan menyodorkan tangannya. "Ayo berdiri, yang mulia."

Erlan terdiam. Terpana oleh kecantikan dan kebaikan hati Ophelia.

Untuk pertama kalinya Erlan merasa bahagia bisa bertemu seseorang dalam hidupnya dan Erlan ingin memiliki orang itu untuk dirinya! Hanya dirinya!

-oOo-

-Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part supaya aku makin semangat nulisnya.

-Vote dan komen kalian penyemangatku🦋

-Jangan PLAGIAT!

-Share cerita ini ke teman-teman kalian

-follow sebelum baca firza532


11 Januari 2023

I Raised A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang