Vote dan komen sebanyak-banyaknya( ╹▽╹ )
"Yang mulia, izinkan saya menjadi dayang pribadi Pangeran Erlan."
Kaisar Casey menatap gadis berambut perak di hadapannya dengan tatapan sulit diartikan sedangkan Ophelia menghela nafas sedih.
"Tolong izinkan saya menjadi dayang pribadi Pangeran Erlan, yang mulia. Saya ingin mengabdikan diri pada Pangeran Erlan meskipun saya hanya seorang marchioness miskin dan lemah. Namun, saya akan berusaha sekuat tenaga membantu pangeran dengan pengetahuan dan kemampuan saya." Pintanya sungguh-sungguh.
Kaisar menyipitkan matanya tajam. "Kenapa kau ingin menjadi dayang pribadi Pangeran Erlan di saat semua orang menjauhi dan membencinya? Apa yang kau rencanakan?"
Ophelia tertunduk dalam. "Saya tidak mempunyai niat buruk terhadap Pangeran Erlan, yang mulia. Saya hanya ingin menemani Pangeran karena saya tahu betul bagaimana rasanya diabaikan dan dibenci semua orang. Seperti yang mulia ketahui, saya dibenci oleh Count Noel dan diceraikannya. Saya bahkan tidak mendapatkan kompensasi apapun dari perceraian kami. Saya diusir dari rumah dan menjadi gelandangan karena tidak diterima oleh siapapun. Maka dari itu, saya tidak ingin pangeran merasakan penderitaan pahit seperti yang saya alami. Saya tidak ingin pangeran merasa sendirian di dunia ini."
Kaisar Casey menghela nafas panjang. Hatinya ikut sakit mendengar nasib malang Ophelia. Apalagi saat melihat Ophelia menangis tanpa suara.
"Baiklah. Mulai sekarang kau ku tunjuk sebagai dayang pribadi Pangeran Erlan. Kau juga boleh tinggal di istana Pangeran Erlan."
Ophelia mendongak seraya tersenyum manis. "Terima kasih, yang mulia. Kebaikan hati yang mulia akan selalu saya ingat sampai mati nanti."
Kaisar Casey menatap Ophelia tajam. "Perlakukan lah Pangeran Erlan dengan baik. Kalau sampai kau menyakitinya sekali saja, aku tidak akan pernah melepaskanmu."
Ophelia membungkuk hormat. "Yang mulia tenang saja. Saya akan memperlakukan Pangeran dengan baik."
"Baiklah. Sekarang kau boleh pergi."
Ophelia membungkuk hormat sekali lagi sebelum meninggalkan Kaisar.
Wajah gadis cantik itu menyiratkan kebahagiaan mendalam karena berhasil mendapatkan izin menjadi dayang pribadi Erlan.
Sekarang, ia sudah mempunyai tempat tinggal serta mendapatkan gaji dari kerajaan. Dia sudah aman dari ancaman menjadi gelandangan menyedihkan.
Sungguh suatu keberuntungan baginya menemukan protagonis pria. Di masa depan, pasti akan lebih banyak keberuntungan lagi.
Selama ia memperlakukan Erlan dengan baik, maka masa depannya juga akan baik.
Untung saja, semua orang di kekaisaran sangat bodoh karena membenci Erlan. Jadi, dia punya kesempatan duluan untuk menjadikan Erlan orangnya.
"Ophelia!"
Gadis itu memutar bola mata malas mendengar suara yang paling dibencinya. Suara siapa lagi kalau bukan suara mantan suaminya, Noel.
Ophelia pura-pura tuli sembari mempercepat jalannya. Enggan meladeni Noel.
"Berhenti, Ophelia!" Teriak Noel kencang.
Langkah kaki Ophelia terhenti. Kemudian, berbalik dan menatap Noel malas.
"Kenapa kau berada di sini?"
Ophelia melipat tangannya di depan dada seraya menatap Noel remeh. "Untuk apa bertanya? Bukan kah selama ini kau selalu cuek padaku?"
Noel berdecak kesal melihat reaksi Ophelia. Padahal ia berpikir Ophelia akan senang melihatnya dan memohon-mohon padanya supaya kembali rujuk.
"Aku hanya penasaran kenapa seorang bangsawan rendah sepertimu berada di istana." Kekeh Noel.
Ophelia mengorek kupingnya dengan ekspresi tak percaya. "Apa kau bilang? Bangsawan rendahan?"
Noel mengerjap heran melihat reaksi Ophelia.
"Seorang marchioness bangsawan rendahan? Lalu, bagaimana dengan seorang count sepertimu? Berarti lebih rendah lagi ya?" Tanyanya polos tapi mampu membuat wajah Noel merah padam.
"Apa gunanya gelarmu di saat kau sendiri tidak memiliki apapun! Kau tak lebih dari seorang gelandangan." Hina Noel sehingga Ophelia terkikik geli.
"Maafkan aku jika ekspetasimu tidak terwujud, Noel. Sekarang aku bukan gelandangan tapi dayang pribadi Pangeran Erlan. Yang mulia kaisar bahkan mengizinkanku tinggal di istana." Bisik Ophelia seraya tersenyum manis.
"Apa?! Kau menjadi dayang pribadi Pangeran terkutuk itu?! Kau gila?!" Kaget Noel.
Melihat keberadaan Erlan, Ophelia langsung bereaksi. Ia menampar pipi kiri Noel sekuat tenaga. "Jangan menghina pangeranku!" Bentaknya.
Noel menganga kaget. "Beraninya kau menamparku!" Kemudian membalas tamparan Ophelia hingga gadis itu terjatuh dan terluka.
"Lia!!" Teriak Erlan ketakutan. Pria kecil itu segera berlari mendekati Ophelia. "Bibirmu terluka, Lia." Isaknya.
Ophelia meringis pelan. "Jangan menangis, pangeran. Aku baik-baik saja."
Erlan menangkup wajah Ophelia cemas. "Kau terluka, Lia. Kau terluka karena membelaku."
Ophelia tersenyum kecil sembari mengusap air mata Erlan. "Jangan menangis, pangeran. Aku sungguh baik-baik saja."
Mulut Ophelia memang berkata begitu, tapi hatinya malah berkata ... 'ingatlah kejadian hari ini, Erlan. Aku terluka karena membelamu. Jadi, di masa depan kau harus membalas jasaku sebanyak pengorbananku untukmu.'
Sungguh gadis yang licik!
Bersambung...
14/1/23
KAMU SEDANG MEMBACA
I Raised A Protagonist
FantasyHal apa lagi yang lebih gila daripada masuk ke dalam novel sebagai figuran dan menjadi janda di usia 17 tahun?! Ophelia rasa tidak akan ada! Hanya dirinya lah yang mengalami hal gila tersebut! Menyebalkan sekaligus mengenaskan. Namun, bukan Ophelia...