Part 4

4K 944 239
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Butuh beberapa menit bagi Ophelia supaya sampai di dapur karena letaknya cukup jauh dari kamar Erlan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Butuh beberapa menit bagi Ophelia supaya sampai di dapur karena letaknya cukup jauh dari kamar Erlan.

Selama menyusuri kediaman Erlan, ia menjadi tahu kondisi tempat tinggal Erlan. Meskipun indah tapi tak terawat karena berdebu dan dipenuhi jaring laba-laba. Hanya bagian tertentu yang bersih, yaitu bagian depan saja. Tempat untuk menyambut para tamu.

Kamar Erlan juga bersih karena Ophelia yakin, pria kecil itu lah yang selalu membersihkannya.

"Hah! Menyebalkan!"

Para pelayan di kediaman Erlan tidak becus sedikit pun. Mereka mengabaikan tugasnya hanya karena Erlan diabaikan oleh keluarga kerajaan.

Lihat saja! Ophelia akan mengadukan Perbuatan para pelayan ke kaisar dan membuat mereka diusir dengan hina.

Tunggu setelah Erlan makan, Ophelia akan segera mewujudkan rencananya.

"Maaf, nona. Ini bukan tempat untuk bermain, nona." Seorang pelayan menghadang jalan Ophelia di pintu dapur sehingga membuat gadis itu terkekeh sinis.

"Kau tahu ini bukan tempat bermain tapi kenapa kau selalu bermain-main?"

Pelayan mengernyit heran. "Apa maksud Anda, nona?"

Ophelia berkacak pinggang. "Di mana kalian di saat Pangeran Erlan kelaparan? Kenapa kalian tidak pernah memberikan makanan padanya tepat waktu? Sebenarnya apa yang kalian lakukan di sini sampai melupakan tugas kalian?!" Omelnya panjang lebar.

Pelayan memutar bola mata malas. "Kami selalu memberi pengeran terkutuk itu ma--"

Plak!!

Sebuah tamparan kencang melayang di pipi sang pelayan.

Pelayan itu meringis kesakitan seraya mengelus pipinya yang baru saja ditampar.

"Lancang sekali kau menghina seorang pangeran."

"Memangnya kenapa? Semua orang pun juga menghina Pangeran, bukan hanya saya!" Balas pelayan membela diri.

"Sudahlah! Aku tidak mau berdebat denganmu. Minggir! Aku orang yang mulia kaisar berikan izin sebagai dayang pribadi Pangeran Erlan."

Mendengar Ophelia diutus sang kaisar, baru lah pelayan itu memberi jalan untuk Ophelia.

Gadis cantik tersebut mendecih pelan sebelum masuk ke dalam dapur. Beruntungnya, di dapur tidak ada orang sehingga ia bebas memakainya.

Ia memutuskan memasak banyak makanan walaupun Erlan hanya meminta dibuatkan omelet karena dia tahu Erlan meminta makanan sederhana akibat dirinya terluka.

Erlan pasti akan menyukai makanan buatannya dan makan dengan sangat lahap sebab rasa masakannya tak perlu diragukan lagi. Dia sangat ahli memasak.

Pekerjaannya sebagai penipu membuatnya bisa menguasai segala bidang. Baik memasak, berakting, berbisnis, ataupun hal lainnya.

****

Bola mata Erlan sedikit bergetar melihat banyak makanan yang tersaji di hadapannya.

Baru kali ini dia melihat makanan enak, wangi, dan masih hangat. Perasaan bahagia membuncah di dalam dadanya. Ingin segera menyantap semua makanan di depannya, tapi keadaan Ophelia lebih penting daripada hal tersebut.

"Lia sedang terluka." Cicitnya dengan tatapan khawatir.

Ophelia yang mengerti maksud perkataan Erlan mengusap rambut pria itu. "Maaf, pangeran. Aku hanya ingin memberikan makanan terbaik untuk pangeran. Namun, jika pangeran tidak suka. Aku akan membuang semuanya."

"Jangan dibuang. Lia sudah bekerja keras membuatnya." Sanggah Erlan.

"Baiklah. Kalau begitu, Pangeran harus menghabiskan semuanya supaya kerja kerasku tidak sia-sia." Cengir Ophelia. Disambut oleh anggukan penuh semangat dari Erlan.

Diam-diam Ophelia menghela nafasnya. Ia tahu Erlan sangat kelaparan lantaran belum makan apapun dari tadi pagi.

Saat bertemu di pasar tadi, Ophelia tidak bisa membelikan Erlan makanan. Ia tak punya uang untuk membelikannya.

"Makanlah bersamaku, Lia." Pinta Erlan, diangguki patuh oleh Ophelia karena gadis itu sudah kelaparan.

Sama halnya dengan Erlan, ia juga belum makan apapun sejak tadi pagi.

Dipikir-pikir, bukan kah nasib mereka sangat menyedihkan?

"Masakan Lia sangat enak." Puji Erlan berbinar setelah mengunyah makanannya.

Ophelia tersenyum kecil melihat Erlan melahap semua masakannya. Lantas, mengambil steak dan memotong-motongnya menjadi bagian kecil supaya Erlan bisa melahapnya dengan mudah.

"Lia hebat!" Puji Erlan lagi.

Ophelia terkekeh pelan. "Berhentilah berbicara, pangeran. Kita dilarang berbicara saat makan." Nasihatnya.

Erlan mengerjap pelan, kemudian mengangguk cepat.

Melihat Erlan yang begitu mengerti perkataannya, Ophelia menjadi antusias membesarkan Erlan hingga pria kecil itu menjadi kaisar masa depan.

Setelah itu, ia bisa menikmati hidup karena menjadi orang kepercayaan Erlan. Kemudian, menikah dengan bangsawan terhormat dan memiliki beberapa anak lucu seperti Erlan.

Bersambung...

15/1/23

firza532

I Raised A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang