{29}

107K 8.8K 142
                                    

Ba'da Dhuhur Yuda, Aisyah dan Hasbi datang ke Pesantren seperti biasa mereka akan berkumpul di gubuk dekat danau, sebelum ke tempat itu mereka biasanya menyapa Umma Fitri dan Abi Ibrahim terlebih dahulu.

Biasanya Umma Fitri tidak bertanya mengapa mereka bertiga sering ke Pesantren dan berkumpul dengan Syifa di gubuk itu, namun sekarang Umma Fitri bertanya pada Syifa mungkin ia penasaran apa yang mereka lakukan di sana.

Syifa tidak mau berbohong pada ibu mertuanya, ia jujur kalau mereka sedang menyelidiki kematian Zahra, Syifa juga menunjukkan video dibunuhnya Zahra. Umma Fitri syok mendengar cerita Syifa ia tidak menyangka menantunya dulu wafat karena dibunuh seseorang.

"Umma, Syifa minta hal ini jangan ada orang lain yang tau termasuk Abi Ibrahim apalagi orang tua Zahra, pasti mereka akan syok banget kalau mengetahui hal ini Syifa ga mau mereka kenapa-kenapa setelah tau semuanya, jadi Syifa berharap cerita ini hanya sampai di Umma saja, Syifa minta doanya supaya kita segera menemukan pelaku yang bunuh Zahra."

"Iya nak Umma ga akan cerita ke siapa-siapa semoga Allah bantu kita ya, beri keadilan untuk Zahra agar dia tenang di akhirat sana, tapi Umma mau tanya kenapa Abi tidak diberitahu nduk?"

"Hmm kata Gus Faqih, biar dia aja yang kasih tau Abi Ibrahim."

"Yasudah kalau kata Faqih begitu, Umma cuma khawatir Abi akan marah jika kita merahasiakan sesuatu."

"Syifa temuin mereka ya Umma, Syifa titip Hamzah lagi tidur di kamar, assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

Syifa berjalan ke arah belakang Ndalem menuju danau yang berada di kawasan Pesantren, ia melihat ketiga orang di gubuk itu tertawa, Syifa tebak pasti orang yang membuat humor lucu itu bocil pecinta cilok, entah lelucon apa yang dibuat Hasbi.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Syifa ketika sudah dihadapan ketiganya dengan nada suara seperti orang yang mengawali ceramah.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh," jawab ketiganya.

"Faqih ga ikut Syif?" ucap Yuda.

"Engga lah kalo ikut pasti ada disini sama aku, tadi di Ndalem juga ga ada mungkin Gus Faqih lagi cek pembangunan asrama putra."

"Syukur deh kalo ga ada si Faqih jadi kakak bisa_

"Bisa apa?"

Suara itu memotong bicara Yuda, semuanya melihat ke arah laki-laki tinggi bersarung di samping Syifa, dia adalah Gus Faqih, Syifa kira suaminya itu tidak akan menyusulnya kesini tapi lihatlah sekarang Gus Faqih membuntutinya.

"Ah elah orangnya malah dateng, kalo pasutri bersatu itu bikin gue panas, udah cukup ya kalian berdua semalem bikin gue jadi pengen cepet nikah sekarang jangan romantisnya lagi didepan gue," ucap Yuda.

"Tenang kak, kalo di tempat umum ga bakal kok kalo semalem kan di kamar jadi sering khilaf," balas Syifa.

"Maka nya nikah biar bisa kayak gini," ledek Gus Faqih sambil memperlihatkan tangannya yang menggenggam tangan Syifa pada Yuda.

"Sudah sudah kakak-kakak ku tercinta, mari kita bahas yang seharusnya dibahas disini ya," timpal Hasbi berusaha agar ketiganya itu tidak adu bicara lagi.

Syifa duduk disamping Aisyah dan Gus Faqih duduk di samping Yuda, sekarang mereka akan membahas rencana selanjutnya. Setelah mendengarkan cerita Gus Faqih tentang wanita bernama Bela itu Syifa jadi semakin penasaran apa hubungannya wanita itu dengan Zahra dan Azzam.

"Oke pertama kita harus tanya Azzam, dia kenal sa cewek yang digambar ini atau engga?" ucap Syifa sambil menampakkan gambar yang ada di handphonenya.

"Nanti pasti kak Azzam ngomong gini, 'kamu nanyae bertanyae tanyae," celetuk Hasbi dengan menirukan gaya bicara Alif cepmek.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang