Chapter 01

1.4K 52 4
                                    

.
.
.
.
.

Terlihat seorang manusia yang tidur dengan suara ngoroknya yang merdu, ia adalah Adrian cowok goodlooking yang ngalahin goodlookingnya gebetan lu.

Wajahnya yang sangat ganteng meskipun sedang tertidur serta rambutnya yang berantakan berwarna coklat menambah kegantengan pada wajahnya.

Tak lama kemudian pintu kamar milik Adrian terbuka dan seseorang masuk begitu saja menuju kearah kasur empuknya. Ia adalah Sean adik kandung Adrian.

Sean menatap abangnya yang masih molor dengan air liur yang berada pada sudut bibirnya.

"Bang, bangun sekolah" Ucap Sean pelan.
Tapi pada dasarnya suara Sean pelan hampir cuman berbisik. Bahkan Abangnya ngak ngerespon Si Sean karena gak kedengeran.

Karena Abangnya gak ngerespon akhirnya Sean berinsiatif membangunkan abangnya dengan cara menggoyang-goyangkan badannya si Adrian. Adrian bukannya bangun malah tampah molor.

"Bang, bangun bang sekolah" Ucap pelan Sean sambil menggoyang-ngoyangkan Adrian.

"Bang..."

Pada akhirnya Abangnya gak bangun juga Sean keluar dari kamar Adrian dan pergi ke arah kamar mandi yang Dekat kamar Adrian, menggambil air dalam ember dan kembali lagi ke kamar Adrian.

"Bang bangun" itu adalah kata terakhir Sean membangunkan abangnya dan akhirnya menguyur abangnya menggunakan air yang dia bawah tadi.

"Ahh!!. Banjirr!!" Kaget Adrian dan langsung bangun dari acara tidur nyenyaknya, ia menatap sekeliling dan menatap Sean bersama ember yang berada pada tangannya Sean. Sean juga sedang menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Kok gitu sih kamu dek" Adrian cemberut, Sean tak peduli dan pergi begitu saja tanpa ada niatan meminta maaf atas perbuatannya pada abangnya.

"Aku tinggalin entar" kata Sean dan berjalan keluar dari kamar Adrian abangnya.

"Tega kamu dek!" Teriak Adrian dari dalam kamar. Sean mah bodoh amat gak peduli dan gak pengen peduli. Sean pergi kearah kamarnya mungkin pengen siap-siap. Mungkin.

"Untung lu dedek kesayangan gua" Ucap Adrian ia bangkit dari kasur empuknya yang basah akibat ulah dedek kesayangannya itu. Ia menggambil handuk dan langsung lari menuju kamar mandi agar ia mandi duluan dari Sean.

.
.
.

Setelah selesai mandi Adrian merasa sedikit heran sama Sean. Biasanya pas Adrian selesai mandi Sean udah tunjukin muka kesel di depan pintu karena Adrian yang mandinya lama. Dan itu sangat imut meskipun terlihat datar tapi sungguh Adrian gak boong. Imut bett!

Adrian masih nunggu Sean didepan kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk. Cukup lama menunggu tapi si Sean gak muncul-muncul juga. 'Mungkin Dedekku dah mandi duluan dan sedang siap-siap' pikirnya dan berjalan kearah kamarnya untuk siap-siap juga.

Adrian berjalan kearah lemari bajunya mengambil seragam sekolahnya dan memakainya. Ia menatap cermin yang berada pada lemarinya dan memandang pantulannya. "Gila. ganteng bett gua dah". Puji dirinya sendiri sambil menyisir rambutnya yang masih sedikit basah "Dari depan gua tampan dari samping apa lagi yah tampanlah! Abangnya dedek Sean tuh harus goodlooking!".

Tapi ngomong-ngomong tentang dedek Sean kok tuh anak belum juga muncul yah? Biasanya lagi jam segini Sean udah gedor-gedor pintu kamar Adrian karena Adrian yang siap-siapnya lama. Karena Sean kan dianterin sama Adrian kesekolah tapi kadang-kadang abangnya tuh lelet bener bikin Sean hampir setiap hari selalu telat kesekolahnya.

Tapi kok?.

Adrian sedikit merasa ada yang janggal dan aneh. Adrian melirik jam yang bertengger didinding kamarnya. Dan itu membuat Adrian terkejut dan pengen nangis.

(Bromance) My Little Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang