.
.
.
.
.Adrian yang tak tau Sean dan Zaka pergi jalan-jalan kemanapun hanya bisa bingung dengan hp yang dipegangnya, ia berhenti diwarung makan tempat favoritnya Zaka yang Adrian tau dari Sean karena ia dan Sean pernah makan disini juga, mengingat kenangan waktu itu Adrian tersenyum namun kemudian berubah murung mengingat ia yang telah kasar pada Sean.
"Kemana sih kamu dek" frustasi Adrian, sedari tadi ia mencoba menggunakan aplikasi posisi pasangan yang menghubungkan ke ponsel Sean, namun karna Sean yang mematikan hpnya jadilah ia tak bisa menggunakannya.
Menelepon Zaka pun percuma karna bocah itu malah tak menjawabnya, Adrian jadi makin frustasi dibuatnya, makin ngerasa khawatir dan bersalah ia sama Sean.
Ia kemudian mencoba berpikir dengan tenang agar lebih cepet bertemu dengan adiknya 'jika gua jadi dek Sean, kemana gua akan pergi jalan-jalan?' tanyanya memikirkan tempat yang mungkin Sean pergi bersama Zaka, namun lama memikirkan tetap ia tak bisa tau kemana adik kesayangannya itu bakal pergi.
"Hah! asu!" Kesalnya pada diri sendiri semakin bikin ia kecewa dengan sikapnya yang tak peduli dengan keinginannya Sean, jika ia tak melakukan hal itu pada Sean tadi pagi pasti sekarang mereka berdua udah di rumah sambil suap-suapan, nonton bareng, ataupun tidur bareng!.
Adrian menepis semua pikiran itu, ia mencoba memikirkan kembali kemana Dedek kesayangannya itu bakal pergi bareng Zaka. Ke mall? ke taman hiburan? bioskop? hotel?. Adrian tak tau sama sekali, ingin mengeceknya pun hanya memakan banyak waktu!.
Lama berpikir keras, Adrian teringat mamanya 'pasti Dek Sean ijin dulu sama mama' batinnya penuh yakin, dengan cepat Adrian menelepon mamanya dan tak lama sambungan itu pun tersambung.
"Ma, Dek-"
"Dirumahnya Zaka" Potong mamanya dari seberang.
Adrian agak kaget, merasa heran juga kenapa mamanya sepeka itu hingga sudah tau apa yang ingin ia tanyakan "Oke, Adrian bakal jemput Dek Sean sekarang, makasih ma" Ucap Adrian.
"Iya iya, hati-hati dijalan" Balas mamanya.
"Iya" Adrian kemudian mematikan telepon itu dan menyimpannya dalam saku celana, dengan perasaan yang masih khawatir sekaligus senang, Adrian menyalakan motornya dan melaju dengan cepat untuk bertemu dengan dedeknya sekaligus meminta maaf atas tindakannya tadi pagi.
.
.Tok tok tok
"Selamat Sore tante sandaa" Teriak Adrian sambil mengetuk pintu rumah Zaka dengan kuat.
Tak lama pintu besar itu terbuka, menampakan wanita cantik yang menatap Adrian kaget "Eh Adrian, mau jemput Sean yah?" Tanyanya dan Adrian hanya mengangguk saja.
"Masuk dulu Adrian" Ajak sang tante Sanda mamanya Zaka itu "Sean ada dikamarnya Zaka, Katanya mau belajar atau apalah gitu" Ucapnya menatap Adrian yang tampak tergesa-gesa.
"K-kenapa sama kamu Adrian?" heran Sanda menatap Adrian yang sudah lama ia kenal bahkan sudah merasa seperti anaknya sendiri bersama Sean.
"Ngakpapa tan, Adrian ke kamarnya Zaka yah tan" Ucapnya langsung pergi menuju kamar Zaka, meninggalkan Sanda yang masih heran dengan Abang sahabat anaknya itu. Kemudian ia melangkah ke dapur untuk menyediakan minuman untuk mereka.
Sesampainya di pintu kamar Zaka, Adrian samar-samar dapat mendengar percakapan Sean dan Zaka didalam sana yang sedikit berbisik itu.
Ia menempelkan telinganya ke pintu untuk memperjelas percakapan Sean dan Zaka.
"Pelan-pelan Zaka".
"Iya iya, udah masuk ini tinggal di keluarin aja".
'N-ngapain mereka' heran Adrian, pikirannya memikirkan hal aneh yang mungkin saja sedang mereka lakuin di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bromance) My Little Bro!
Random~Story 1~ [Bromance, Family] Adrian dan Sean, Kakak beradik yang seperti matahari dan bulan, berbeda sifat, berbeda pendapat, berbeda keinginan dan berbeda kelakuan. Adrian yang manja pada Sean dan Sean yang pasrah-pasrah saja membuat mereka berdua...