____________
Tibalah hari yang sangat diharapkan Eunchae tiba, yaitu ulang tahun Ayahnya. Eunchae sudah menyiapkan kursi makan yang ditata olehnya, berjumlah 4 kursi. Dia mendongak saat melihat Chaeyoung menuruni tangga dengan terburu-buru.
Apa kakaknya tidak mengambil libur di hari spesial ini? Eunchae mendekati Chaeyoung, padahal dia mengambil libur sekolahnya hanya untuk merayakan ulang tahun Ayah walaupun Ayahnya pasti sedang bersama Bunda di atas sana merayakan ulang tahun.
"Nggak ngambil cuti?" tanyanya, Chaeyoung menatap Eunchae.
"Nggak, maaf ya?" Selanjutnya Chaeyoung langsung pergi meninggalkan rumah, meninggalkan seorang gadis yang sedang menatapnya sendu dan penuh kerinduan, sudut matanya mengeluarkan air mata.
Rasa rindu yang sudah mendarah daging, begitu mengharapkan sosok dewasa yang merawat setelah orang tua yang harus terlebih dahulu di surga bertanya apakah dia bersedih atau tidak, bagaimana hari di sekolah, dan masih banyak lagi.
Eunchae tau, di kedua bahu kakaknya itu membawa beban yang banyak, ternyata setelah kematian kedua orang tua mereka berdua, semuanya berubah, tidak ada foto bersama lagi, tidak ada sapaan di pagi hari, tidak ada waktu menghabiskan hari di rumah, tidak ada lagi yang menemaninya tidur.
Hanya Bundanya, sosok wanita terhebat di dunia ini, Eunchae tau, rasa sayangnya pada Jisoo cepat sekali, bahkan di pertemuan pertama mereka.
Eunchae mengusap sudut matanya lalu duduk sendirian, menatap kue sederhana yang dia buat sendiri. Eunchae menyalakan lilin kecil di atas kue dengan korek api.
S'lamat ulang tahun
S'lamat ulang tahun
S'lamat ulang tahun Ayah, s'lamat ulang tahun.
Nyanyian dengan iringan tepuk tangan itu selesai, Eunchae meniup lilin. Lalu bertepuk tangan lebih meriah dan pekikan, seolah-olah bukan hanya ada dia sendiri disitu.
Eunchae tertawa, bayangan Bunda dan Ayah sedang berada di kursi itu datang, mereka berdua tertawa bersamanya dengan bahagia, Ayah dan Bunda saling mencolek krim kue ke pipi, Eunchae tertawa melihatnya.
Sedetik kemudian, tawa itu berubah menjadi keterdiaman, Eunchae menangis setelahnya.
____
Jeno menaruh tas ranselnya di samping kursi, dia pernah melihat Chaeyoung menaiki bus ini dan mungkin nanti Chaeyoung menaiki bus ini, Jeno berharap itu. Jeno menatap sekeliling, masih ada kursi yang kosong, lalu setelahnya diduduki, dia sebelumnya ingin pindah tapi tidak jadi karena itu.
Jeno duduk disamping jendela, jadi tau nanti Chaeyoung naik atau nggak.
Setelah tidak ada penumpang yang tertinggal di halte, supir langsung melajukan bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
nobody's home
Подростковая литератураSekarang gue tau sekuat apa bahu lo kak, maafin gue -Eunchae. _____________