_______________
-Semesta, jangan selalu bercanda, saya lelah pura-pura bahagia- Unknown.
Jaemin meneguk colanya, masih bersama dengan Chaeyoung, wanita itu duduk di sampingnya dengan tatapan lurus ke depan. Seperti biasa, Chaeyoung menikmati makanan hasil observasinya tadi. "Eunchae gimana kabarnya?" tanyanya memecah keheningan.
Chaeyoung menghentikan kunyahannya, "Baik, lo mau liat?"
Chaeyoung tahu Jaemin menyukai adiknya, namun sepertinya harapan itu pupus saat Jaemin ditodongkan sebuah foto Eunchae berfoto berdua bersama teman lelakinya. Entah itu pacar atau bukan tapi Jaemin sudah beranggapan cowok itu pacarnya Eunchae.
Padahal dia aja nggak cari tau dulu.
"Lain kali aja lah, omong-omong Eunchae lagi ada masalah ya?" Asumsi itu membuat Chaeyoung mengerutkan keningnya.
"Nggak tau, lo udah tau kan gimana sikap dia sama gue?" Ujar Chaeyoung. Walaupun dirinya dan Eunchae serumah, bertemu hampir setiap hari, namun interaksi keduanya terbilang singkat dan tidak banyak pembicaraan.
Pada dasarnya Eunchae itu pendiam, dan Chaeyoung tidak pandai memulai pembicaraan, Chaeyoung lebih sering menanggapi dan mendengarkan. Pendengar yang baik.
"Lusa gue liat dia duduk sendirian di halte malem-malem, wajahnya lesu gitu," Ujar Jaemin. "Tapi pas itu gue di dalem bus, gue kira Eunchae juga ikut masuk, taunya cuma diem disitu." Sambungnya.
Chaeyoung terdiam. "Makasih infonya." Jaemin nganggukin kepalanya.
_nobody's home_
Chaeyoung menaiki tangga dengan lesu, rasa lelah dan mengantuk mendominasi, tapi dia harus naik tangga yang jumlahnya banyak. Seperti hari-hari biasanya, Chaeyoung selalu merasa lelah, namun dia tidak tahu cara mengungkapkannya bagaimana, jikalau dia mengungkapkannya, itu juga tak mengurangi rasa lelahnya.
Wanita itu sampai di depan rumahnya, rumah yang dibelinya dengan sebagian uang dari keseluruhan uang Bundanya. Chaeyoung menghela napas lalu mengeluarkannya, seusai itu dia membuka pintu rumah. Gelap.
Chaeyoung meraba-raba tembok, saat dia merasakan sebuah saklar, seketika ia langsung memencetnya, seketika terang menerangi ruang tamu. Chaeyoung menaruh tasnya di atas sofa, dia beralih ke dapur, menaruh sekresek produk makanan yang hampir kadaluwarsa itu.
Lalu tertegun saat melihat burger yang tadi sore dia beli lalu dia antarkan ke rumah masih berbentuk utuh.
"Dia tidak memakannya?" gumamnya, tersirat nada sedih. Chaeyoung menarik kursi lalu mendudukinya, mengambil burger itu dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
nobody's home
Fiksi RemajaSekarang gue tau sekuat apa bahu lo kak, maafin gue -Eunchae. _____________